PROLOG

646 51 2
                                    

Selamat datang di kisah pertama SMA Brimaga yang melegenda. Cerita pertama salah pemuda dari seven founders of Rafindom.

Happy Reading

GebRio—

🐝🐝🐝

Ini awal dari segalanya.
Awal di mana kehidupan baruku dilihat banyak manusia.
Ini bukan dendam, hanya pembuktian.

"Satu hal yang perlu kamu tau Geb, seberapa dalam pun perasaan aku ke kamu, gak akan bikin aku hilang kepercayaan kepada Tuhanku," tekan Axel menatap dalam gadis yang tengah mematung di hadapannya.

Asheryna Geby Fralista. Gadis itu masih enggan membuka suara menunggu Axel melanjutkan kata-katanya. Axelino Derkan, kekasihnya yang sudah bersamanya sejak duduk di bangku SMP tingkat ke dua, dan kini mereka sudah berada di kelas sebelas. Ya, tiga tahun mereka bersama dan mungkin ini akan menjadi akhir dari segalanya.

"Aku gak mau bilang ini, tapi semakin ditunda akan semakin sakit." Axel menghela nafasnya perlahan. "Aku mau kita selesai, Geb. Kamu harus belajar melupakan aku dan aku akan mencoba membuka lembar baru bersama Rachel."

Sontak saja kalimat terakhir dari Axel membuat Geby tak percaya. Membuka lembaran baru bersama Rachel? Itu artinya..

Rachel ialah sahabat Axel sejak kecil. Tentu saja Geby mengenalnya, mereka sering menghabiskan waktu bersama. Bagi Geby, teman Axel jugalah temannya. Hobi Axel jugalah hobinya. Tapi tidak dengan Tuhan. Tuhan Axel dan Geby berbeda.

Axel dan Geby bukan manusia bodoh yang dengan gampangnya mau menjalin hubungan dengan perbedaan keyakinan. Geby ialah seorang Mualaf ketika dia naik di bangku kelas tiga SMP. Geby memutuskan untuk memeluk Islam dan mengikuti ajaran agama sang ayah. Ini murni keinginannya bukan karena hal lain.

Ayah Geby dan ibunya menikah dengan keyakinan yang sama, hanya saja setelah tujuh tahun pernikahan, Arsan, ayah Geby memutuskan Mualaf dan hal itu membuat kedua orang tuanya memilih berpisah. Ibunya semakin jarang menemuinya sejak dua tahun lalu Geby memutuskan untuk mengikuti kepercayaan sang Ayah.

Geby masih menatap Axel dalam. "Kamu dan Rachel?"

Axel menunduk lalu mengangguk singkat. "Ya, kita memutuskan untuk memulai semuanya dari nol. Kita sudah berteman sejak kecil dan kenapa kita tidak mencoba menjalankan hubungan ke hal yang lebih dalam? Terlebih Tuhanku dan Tuhannya sama, aku gak perlu mengkhawatirkan apapun," ujar Axel enteng.

Geby tersenyum kecut mendengar pernyataan Axel barusan. Mengapa begitu mudah bagi laki-laki itu untuk mengatakannya? Mengapa begitu mudah bagi Axel memutuskan untuk mengganti posisi Geby? Tiga tahun bukanlah waktu yang singkat untuk mereka bersama-sama.

"Tiga tahun memang bukan waktu yang singkat untuk kita melangkah berdua, namun sepuluh tahun juga waktu yang lama bagi aku dan Rachel untuk saling mengenal," serkah Axel seakan tau apa yang ada di dalam kepala Geby.

Geby mengeluarkan smirk kebanggannya. "Asal kamu tau, bahkan aku gak perlu belajar untuk melupakan kamu karena rasa itu sudah kian pudar sekarang. Selamat menjalani hari-harimu tanpa Geby Fralista, Axel. I loved u."

Geby berjalan menjauh meninggalkan Axel yang masih menatap punggung Geby.

Axel tersenyum pedih, ia harus melakukan ini demi membuat Gebynya benci dan pergi tanpa meminta waktu lebih lama lagi untuk bertahan.

GEBRIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang