24. FAMILY TIME

18 3 0
                                    

Bagaimana jika seseorang yang selalu kamu pilih ternyata tidak kembali memilihmu?
Kita yang memilihnya, dan itu memang hak kita.
Maka jika ia tidak kembali memilih kita, itu sudah menjadi haknya sebagai manusia.
Tapi sebagai manusia yang berperasa, kita tidak memiliki kewajiban untuk tidak kecewa bukan?

Happy Reading
-GebRio-
🐝🐝🐝

Geby tengah menunggu Azerio mengambil mobil di parkiran. Area gerbang depan sekolah yang mulai sepi dengan cuaca yang sedikit mendung membuat hawa dingin ibu kota menusuk kulitnya.

"Lo beneran happy ya sama ketua?" tanya Geby memecah keheningan tiga gadis itu. Ya, Geby tidak sendiri. Ada Alora dan Nadhira yang turut bersamanya. Nadhira sedang menunggu Rafaska yang juga tengah mengambil motor, sedangkan Alora tengah menunggu jemputan.

Nadhira mengangguk antusias. "Lo juga kan?"

Geby tersenyum simpul. "Ya, kayak yang bisa kalian lihat aja. I love the way he treated me. Dia bisa kasih gue rasa nyaman yang mungkin gak bisa orang-orang yang sebelumnya kasih ke. Gue suka cara dia perlakuin gue sebagai pasangannya, gue ngerasa bahwa keberadaan gue diakui. Bahkan cara dia untuk memilih tetap tenang ketika kepala gue berisik. How lovely and nice he is. Mungkin gak akan selalu happy, tapi selama dia dan gue masih sama-sama berusaha untuk terus mengusahakan kebahagiaan itu, I'll always choose him."

"What if he doesn't choose you?" tanya Alora samar. Hal itu membuat Nadhira dan Geby bersamaan menatap ke arah Alora yang masih menatap lurus ke depan.

Belum sempat Geby menjawab, jemputan yang sejak tadi Alora nanti sudah tiba. Alora langsung berpamitan dan masuk ke dalam mobil jemputannya.

Mata Geby masih terus menerawang ke depan. Ya, bagaimana jika nanti suatu hari bukan Geby yang Azerio pilih untuk menemani akhir ceritanya? Bagaimana jika bukan happy ending yang menjadi target Azerio ketika menjalani hubungan dengannya sekarang?

Nadhira mengerti apa yang Alora dan Geby pikirkan. Alora tidak salah, rasanya akan lebih baik jika Geby menurunkan sedikit ekspektasinya. Rasanya akan terasa lebih aman jika Geby tidak meletakkan seluruh harapan yang ia punya kepada manusia. Karena hakikatnya semua manusia memiliki potensi untuk mengecewakan.

Tak lama suara mobil Azerio beriringan dengan derum motor milik Rafaska yang menyita indra pendengaran Geby dan Nadhira. Keduanya sama-sama berpisah di sana dengan kepala Geby yang masih berputar pada ucapan Alora tadi.

Geby menatap Azerio lamat dari samping kemudi. Cerita yang kini tengah ia rangkai bersama pemuda itu terkesan begitu berteori namun banyak mata yang menatap ini tanpa teori yang mereka gunakan. Mereka hanya melihat dari sisi mereka, mereka hanya mendengar apa yang mereka dengar, dan mereka hanya membaca apa yang mereka baca tanpa mau berusaha menjadi kita.

Kisah unik ini begitu enggan Geby lepas rasanya. Kisah yang dimulai dengan rencana, namun berjalan di luar alur yang telah mereka tetapkan. Bahkan kini di setiap sudut ruang dalam kisahnya, selalu ada Azerio yang menemaninya. Teori yang sudah terangkai, kini nampak seperti komedi. Alur yang awalnya sengaja dibuat, kini merekat dan terus dialirkan.

Sekarang baik Geby ataupun Azerio sama-sama terjebak pada permainan mereka sendiri. Entah akan berakhir baik atau tidak, terserah semesta saja.

"Kamu kenapa, Geb?"

Geby mengerjapkan matanya beberapa kali. "Aku?" tanya Geby mengulangi.

GEBRIOWhere stories live. Discover now