8. SHALOM

139 22 4
                                    

Untuk setiap hal kecil yang hadir, semua selaras indah, semoga tak ada cedera.
Selamat membaca!

Selamat membaca!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Geby Fralista

Happy Reading❤

-GebRio-

🐝🐝🐝

Bukan jatuh cinta, ini begitu fana. Kita bersama, namun hati kita tak sama. Kita terus berjalan walau ada hal lain yang nyatanya akan sakit jika terus dijalankan dengan saksama.

Hari ini hari Sabtu, hari yang menyenangkan untuk merehatkan tubuh dari berbagai aktivitas. Namun berbeda dengan Azerio, hari ini ia sudah berjanji untuk mengantar Geby mengunjungi rumah ibunya.

Secara garis besar, ia masih belum menjamah secara gamblang mengenai kehidupan dari keluarga Geby. Dan pertanyaan yang selalu melintas di kepalanya tentang ibu Geby yang tak pernah nampak dalam penglihatannya itu pun, kini terjawab.

Siapapun pasti paham dengan kalimat 'mengunjungi rumah ibunya', mengingat Geby masih tinggal dengan ayahnya, bukan tinggal sendiri. Kesimpulannya adalah ibu dan ayahnya sudah tak tinggal di atap yang sama. Setidaknya itulah yang Azerio tangkap hingga hari ini.

Azerio memang tak pernah mengutarakan rasa penasarannya. Bagaimanapun, itu termasuk privasi Geby. Dan Azerio tak ingin mencampurinya, kecuali Geby sendiri yang mau untuk memulai cerita.

Pemuda itu tersenyum cerah menatap gadis dengan bando berwarna merah muda. Geby keluar dari rumahnya bersama dengan Arsan yang sudah rapih mengenakan jas kantornya di hari libur.

"Assalamualaikum, om," Sapa Azerio ramah lalu mencium tangan Arsan yang disambut dengan senang hati oleh laki-laki itu.

"Waalaikumsalam."

Arsan menatap Azerio sejenak, ada perasaan hangat menatap pemuda yang baru satu bulan terakhir ini dirinya kenal. Arsan menepuk bahu Azerio, tanpa sadar ada secuil harapan yang tersirat dari mata Arsan.

Laki-laki berusia 40 tahun itu menatap Azerio dan Geby bergantian. "Kalian berangkat sekarang?"

"Eumm, no. After you go, dad," jawab Geby lalu memeluk sang ayah dari samping.

Arsan terkekeh pelan. "Kita berangkat sama-sama gimana?"

Geby mengangguk samar walaupun bibirnya masih menekuk.

"Ayah baik-baik ya di sana," ujar Geby membuat seulas senyum hangat tercerak di wajah sang ayah.

Arsan membelai lembut rambut sang putri. "Ini bukan pertama kalinya ayah ke luar negeri, Geb. Jadi kali ini, apa masalahnya?"

GEBRIOWhere stories live. Discover now