17. BU KETUPLAK

87 10 3
                                    


Happy Reading
-GebRio-

🐝🐝🐝


Geby dan Azerio tengah membelah lautan manusia di ibu kota. Suasana pagi ini terasa begitu penuh, berbeda dengan kemarin.

Geby menyandarkan kepalanya pada bahu Azerio. Malam tadi rasanya sangat melelahkan menyelesaikan beberapa file dan proposal yang diperlukan untuk rapat siang ini. Geby baru bisa memejamkan matanya pukul setengah tiga dini hari.

Tak ada perbincangan sepanjang perjalanan mereka. Azerio pun mengerti jika gadis itu sedang letih.

Azerio menghentikan motornya persis di parkiran sekolah. Tangannya terulur membantu Geby turun dari motor hitamnya di belakang. Geby pun menerima uluran tangan itu dengan senang hati seperti biasanya, walaupun tanpa bantuan Azerio pun sebenarnya ia bisa. Tapi mau bagaimanapun kini yang menjadi kekasihnya ialah seorang Azerio. Laki-laki paling manis di Brimaga.

"Nanti sampai kelas tidur dulu aja," ujar Azerio berjalan melewati koridor sekolah beriringan dengan Geby. Tangan keduanya tengah erat bertautan. Hal itu pun masih menjadi pusat perhatian penghuni Brimaga hingga sekarang.

Geby melirik ke arah Azerio. "Habis ini gue langsung ngadep pak Marco buat ngasih revisian proposal."

"Emang gak bisa lain hari aja? Kan nanti siang udah ada rapat."

Geby menggeleng tanpa semangat, "Justru karena nanti mau rapat, revisiannya harus udah dibaca pembina. Nanti rapat sekalian bahas isi proposal soalnya."

Azerio hanya mengangguk samar. "Nanti selesai rapat jam berapa?"

Geby nampak mengernyit, "Kenapa?"

"Gak papa. Cuma tanya," jawab Azerio asal.

Geby mengangkat kedua bahunya singkat. "Bisa sampai sore sih, soalnya pemilos kan udah deket banget."

"Bu ketu satu ini sibuk banget kayaknya," cibir Azerio diselingi tawa.

Geby berdecak, kalimat Azerio barusan terdengar menyebalkan di telinganya. "Bukan kayaknya, tapi emang sibuk tau."

Azerio semakin tertawa melihatnya. Tangannya terulur mengacak pelan puncak kepala Geby.

Azerio menghampiri Rafaska yang tengah duduk dipinggiran lapangan menonton teman-temannya bermain basket. Selepas kepergian Geby menuju ruang OSIS tadi, ia langsung melenggang pergi.

"Gak main?" tanya Azerio menatap lurus ke arah lapangan.

Rafaska menatap Azerio sekilas lalu menggeleng. "Lo serius sama Geby?"

Mendengar itu, sorot mata Azerio langsung berubah menatap Rafaska. "Maksud lo?"

"Lo gak main-main kan sama Geby?"

Azerio tersenyum miring, "Emang gue suka mainin perempuan?"

Rafaska mengangkat bahunya singkat. "Kemarin sampai hari ini sih enggak."

Azerio mengernyit berusaha memahami apa yang pemuda di sampingnya itu tengah coba katakan.

Rafaska berbalik menatap Azerio, "Jangan sakitin, Yo. Geby udah jadi bagian dari kita sekarang. Apapun yang terjadi sama kalian, gak akan merubah posisi Geby di Rafindom."

GEBRIOWhere stories live. Discover now