49. Duh

4.2K 1.4K 266
                                    






⬆️⬆️⬆️

S T R E A M I N G
















Mau ngasih tau kalau Midnight Strangers kayaknya tinggal 2 chapter lagi.















• H A P P Y    R E A D I N G •





○●○






Suara lembut penyanyi Keshi yang sedaritadi mengalir masuk ke dalam rongga telinga sudah hilang tergantikan oleh suara lalu lintas yang saling beradu.

Saat itu, aku sama sekali nggak menemukan kafe terdekat seperti apa yang Haechan intruksikan. Mobilku terparkir di samping trotoar yang sepanjang jalannya terdapat kursi panjang dan juga taman-taman di samping kiri dan kanannya. Jadi langkah selanjutnya adalah aku berdiam diri di dalam mobil. Lagipula, kalaupun aku harus cari-cari kafe, aku udah terlanjur share loc tempat di mana aku berada kepada Haechan melalui ponsel Jaemin tadi.

Jadi kalau aku pergi dari titik ini, yang ada aku malah nggak ketemu Haechan, dia aja nggak pegang ponsel.

Lagi aneh banget jaman sekarang kok sanggup sih nggak pake hape lebih dari satu minggu? Kayak anak pesantren aja.

Haechan bakalan datang kali ini, perkataan dia sebelumnya membuat aku berpikir kalau dia tahu kesalahannya. Berarti secara sadar dia memang sengaja nggak datang waktu itu, aku bukannya mau bersikap egois, tapi sebetulnya hal ini buat aku berpikir, ketika dia nggak datang menemui aku karena ada suatu hal yang lebih penting dari janjinya, berarti seharusnya aku mengerti di bagian situ.

Dari arah pantulan spion mobil, aku bisa melihat sebuah motor akan berhenti di belakang mobilku. Semakin mendekat, semakin aku tahu bahwa dia Haechan.

Wow, kali ini dia beneran datang dan sikap yang mana yang harus aku tunjukan buat ngadepin Haechan nantinya, setelah pertemuan terakhir kita waktu itu dimana aku sempat nampar dia.

Aku membuka kaca jendela setelah tahu Haechan nggak datang sendirian.

"HEH LO NGAPAIN DISINI?" kepalaku sampai keluar dari jendela mobil sambil nengok ke belakang.

Jaemin turun dari motor Haechan sambil buka helm. Mana cuma pake chino pendek sama jersey basket tanpa lengan. Kaco banget dah!

Haechan juga turun dari motornya, begitupun aku yang juga keluar dari mobil.

"Gua yang ajak," yang ditanya Jaemin, yang jawab Haechan. Kemudian cowok itu memberi gerakan tubuh kepada Jaemin untuk mengintruksikan sesuatu sehingga helm yang Jaemin pegang dia lemparkan ke arahku.

"Lu ikut gua, Jaemin yang bawa mobil buat balik," kata Haechan. LAH NGATUR.

Aku yang masih bengong sampai nggak sadar kalau Jaemin udah masuk mobil dan nyalain mesinnya, sambil bilang,

"GOOD LUCK BANG ALEX!" kepada Haechan habis itu SETTTT JAEMIN PERGI. Dan aku masih bengong tapi dia udah pergi.

"JAEMIN!!!!" aku teriak setelah sadar. Demi Tuhan aku nggak peduli kalau dia mau bawa mobil tapi tas sama ponselku masih di sana.

"Ntar baliknya sama gua aja, gausah panik," kata Haechan.

"Bukan gitu, hape gue di mobil!"

Haechan diam, tapi detik selanjutnya cuma, "ohhh ...,"

(✓.) Midnight StrangersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang