5. Hari Itu Di Bioskop

8.9K 2.1K 535
                                    

"GILAAAAAA GANTENG BANGET AKHIRNYA GUE BISA TERIAK!"

Aku sedikit merentangkan tangan sambil menutup mata menikmati kejadian tadi di kaffe. Lebih tepatnya saat bertemu langsung dengan Udon.

Sambil menyetir, Lily mencibir karena tingkahku, "HALAH MALES CUPU LO." Katanya.

Aku membuka mata dan menatapnya, "Lo tadi jahat banget sumpah, gue mau mati pas lo bilang kaya gitu, kalo gue nggak punya jawaban gimana?"

"Ya lo ngaku lah! Orang tujuan gue bilang gitu supaya lo ngaku, malah ngajak nonton sumpah otak lo ketinggalan di kelas!"

Aku tertawa, "HAHAHHA at least gue bisa nonton sama Mark dong, gue keren banget gak sih?"

"Sekali cupu tetap cupu!"

Aku sama sekali tidak menggubris perkataannya, aku malah terus-terusan mikirin Mark. Sumpah anaknya seru sih, ketemu sekali langsung ngobrol banyak.

"Namanya juga bagus. Kayanya cocok deh kalo nama Mark ada di status LINE gue,"

"Dih nggak usah kebanyakan halu!"

"JAHAT BANGET LO LILY."














○●○









Kita sampai di bioskop. Maksudnya, aku dan Lily. Tapi, nggak perlu nunggu lama, Mark dan Haechan datang.

"Kok cepet sih kalian?" tanya Mark.

"Iyalah orang yang nyetir nya Fernando Alonso," jawabku. Lily nyenggol tanganku, ekspresi mukanya kalo bisa bicara paling bilang, 'diem lo'. Mark cuma ketawa.

Lily jalan mendekati suatu banner yang berdiri di dekat pintu masuk, dahinya berkerut,

"Feb sini deh!" katanya. Aku yang penasaran langsung samperin dia, Mark dan Haechan mengekor.

"Sok tau lo beli dua gratis dua!"

"Ini tuh beli satu gratis satu dengan syarat kalau pembelian produk yang tertera disini minimal tiga!" lanjut Lily.

"Perasaan kemarin beli dua gratis dua," monologku.

"Makanya apa-apa jangan pake perasaan."

"Yaudah nggak apa-apa tinggal beli produknya, makanan juga. Lagian masih lumayan beli satu gratis satu," kata Haechan tiba-tiba.

Setelah beberapa menit─masih terbilang singkat─ kami berempat selesai memutuskan film mana yang akan kami tonton. Nggak keren banget rata-rata romance anak-anak SMA, aku paling anti, mau nonton film thriller nggak kuat sama darah, mau film horror suka kebayang-bayang.

Gokil banget sih kita berempat punya selera yang sama dalam hal film, action emang pilihan yang tepat.

Lily membuka mulutnya, "Yaudah gue beli tik─"

"Nggak usah Lil, gue aja," interupsiku membawa bola mata Lily bergerak menuju kearah Mark. Dia seperti memberi kode tapi nggak bisa aku tangkap.

"Ayo, Feb?" kata Haechan. "Kalian disini aja," lanjut dia kepada Lily dan Mark. Lily menutup matanya sedikit agak geram.

Haechan berjalan mendahuluiku dan aku mengikutinya kemudian. Kami berdua berbaris tapi entah bagaimana sekarang aku yang berada didepan cowok ini.

Antriannya panjang, serius. Ya sekarang gini aja, siapa orang yang bakal ngelewatin kesempatan nonton di bioskop bayar satu tiket tapi dapet dua kursi? Kayanya semua orang malah berlomba-lomba.

"Kenapa jadi gue yang disini?" keluhku, padahal tadi aku yang nawarin beli.

"Kenapa?" tanya Haechan. Aku lupa kalau ada dia disini. Aku toleh dia yang ada dibelakang,

(✓.) Midnight StrangersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang