30. Ucapan Yang Mana?

5.8K 1.7K 503
                                    

Mon maap ye gue update lagi soalnya gue gabut.




🌻







Waktu untuk membersihkan seluruh area sekolah telah selesai pada jam tiga sore lewat delapan belas menit. Sebetulnya aku nggak tahu pasti kapan waktunya, karena jika bisa dilihat, beberapa orang masih beraktivitas dan sisanya mengistirahatkan diri. Kantin sumpek, semua orang ngumpul disana, maka dari itu aku memutuskan untuk duduk dibawah pohon kelengkeng dengan kursi kayu memutar mengelilingi batangnya.

Pak Kadir selaku Kepala Sekolah tidak mengizinkan satu orangpun untuk pulang sebelum jam pulang datang. Meskipun kegiatan sudah berakhir di jam tiga, kita harus tetap pulang pada jam empat sore.

Enak banget anginnya disini, sejuk. Harus pura-pura capek juga ini walaupun sebetulnya aku baru balik dari Cutie PETie yaitu rumah anjing sebrang sekolah, bareng Yena.

"Ke kantin kapan? Kok bisa beli minum?" tanya Yangyang yang sedang menyandar di batang pohon sambil bermain game. Matanya mencuri kearah minuman yang aku bawa, maka dari itu dia bertanya.

"Tadi sebelum nyamperin lo." Jawabku tanpa menoleh kearahnya sedikitpun. Padahal aslinya beli di Alfamart pas mau balik kesini. Aku masih berkutat dengan ponselku. Percakapan di grup LINE TODAY masih lanjut dan kadang buat aku ketawa nggak jelas.

Aku nggak paham kenapa bisa grup ini begitu hidup. Kayak yang udah lama banget gitu kenalnya. Padahalkan kalau di pikir-pikir aku kenal Mark ATAU Lily kenal Haechan itu adalah unsur ketidaksengajaan. Andai kata aku nggak nyuruh Lily jadi Nyenyi dan Haechan nggak nyuruh Mark jadi Udon, apa mungkin grup ini bakalan ada? Dan aku nggak tahu aku sama Haechan bakal kayak gimana nantinya.

Seru juga berbohong ^_____________^

Tapi, sekarang aku lagi bingung dan kaget dan WAH ADA APA INI?

Whatsapp
Haechan
15.27

haechan
| febza.

Haechan tuh suka tiba-tiba ngechat secara personal gitu, terus cuma manggil.

me
kenapa haechan?|

haechan
| gua kepikiran.

HAH?

me
kepikiran apa?|

haechan
| kepikiran ucapan lu yang di mobil kemaren.

Yangyang kemudian mengubah posisi duduknya, itu tidak membuat aku berhenti mengetik sejenak. Dia menyimpan ponselnya di samping pahanya kemudian duduknya menjadi tegap.

"Ternyata bener, pengulangan itu emang nggak bisa sama." Katanya. Aku nggak tahu dia ngomongin apaan, tapi HAH????

"Maksud lo?" kutanya sambil melepas pandanganku dari screen ponsel ke wajahnya.

"Aku cuma ngerasa kamu beda aja. Bener-bener beda." Kata Yangyang. WOW ada apa ini tiba-tiba?

"Apanya? Perasaan sama aja." Ku jawab. Namun tentu, aku mengenyampingkan soal ponselku. Aku masukan barang kecil ini ke dalam kantung kemeja.

"Semuanya. Cara kamu manggil aku, cara natap aku juga beda. Kamu nggak pernah seantusias ini sama hape kamu kalau lagi sama aku, Feb. Ada apa sih disana?" tanya Yangyang. Lalu aku gugup. Aku betul-betul nggak punya pemikiran Yangyang bakal ngomong gini.

"Chat aku nggak pernah kamu bales cepet, tapi kalau kita lagi bareng kamu main hape terus. Aku penasaran, kamu ngapain?"

Aku diam.

(✓.) Midnight StrangersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang