{16} GELAS KOSONG

41 7 4
                                    

Tidak seperti hari-hari kemarin, hari ini Raihan sangat bahagia sebab ia sudah mengenal sosok misterius yang sedari kemarin menghantui pikirannya. Aida – gadis manis yang membuat hari-hari Raihan sangat berwarna di sekolah. Sepanjang hari ia terus memikirkan gadis itu, rasa cinta kini mulai tumbuh dalam diri Raihan.

Tak terpikirkan olehnya untuk menjalin hubungan dengan seseorang di sekolah. Akan tetapi setelah bertemu dan kenal dengan Aida, ia ingin sekali bisa menjaga dan bisa terus bersama dengan Aida.

Sekarang hati Raihan sudah tidak kosong lagi, seperti gelas kosong yang diisi dengan air. Seperti itulah hati Raihan saat ini yang sudah terisi penuh oleh sosok gadis manis yang bernama Aida.

"Kenapa gue kepikiran Aida terus dah. Apa gue suka sama dia? Apakah pantas gue menyukai Aida? Enggak-enggak kayaknya gue gapantes deh sama dia," gumamnya dalam hati.

Seperti biasa setiap jam kosong Raihan selalu berdiri di tembok koridor melihat ke arah lapangan yang kosong tidak ada siswa-siswi yang sedang bermain disana. Waktu yang tepat untuk dia merenung atau memikirkan segala hal yang mengganggu pikirannya.

Tetapi hari ini wajahnya tampak sangat bahagia, terkadang ia tersenyum-senyum sendiri jika sedang memikirkan Aida.

Fajar memperhatikan wajah Raihan dengan tatapan heran. "Ciailaah, lo ngapa senyum-senyum sendiri gitu? Emang ni, dari kemaren tingkah lo aneh banget."

Raihan tidak menggubris omongan Fajar dan masih terus tersenyum-senyum sendiri. Bukan tidak ingin menggubris, mungkin Raihan tidak dengar perkataannya Fajar karena terlalu sibuk memikirkan Aida.

"Oi! Ditanya diem aja." Karena tidak digubris, Fajar menepak pelan pundak Raihan.

Plak

"E-eh iya kenapa Da?" Akhirnya Raihan tersadar kalau ada seseorang berada disampingnya.

"Hah? Da? Sejak kapan nama gua ganti jadi Dajar?" Semakin tidak jelas perilaku Raihan di mata Fajar.

"Eh, oh elo Jar. Sejak kapan lo disini dah?" tanya Raihan heran.

"Sejak pala lo belom tumbuh rambut!" cetus Fajar.

"Hahahaha, lucu banget." Mendengar perkataan Fajar yang nyeleneh membuat Raihan tertawa terbahak-bahak. Rasa bahagia seperti menyelimuti diri Raihan hari ini. Rasa yang benar-benar tidak pernah dirasakan oleh Raihan sejak dulu.

Memang sejak SMP banyak wanita yang ingin bersama dengan Raihan. Tetapi Raihan tidak pernah menggubris bahkan memikirkannya saja dia sudah malas, sebab buat apa cinta-cintaan kalau waktunya belum tepat? Lebih baik dia bermain-main menikmati masa SMPnya dulu, karena terlalu asik bermain-main entah berapa banyak kasus yang sudah Raihan buat semasa dia masih SMP.

"Ada apa gerangan sih kawan? Cerita dong kayaknya lagi bahagia banget?" tanya Fajar penasaran.

Raihan tersenyum kembali, ia tidak ingin menyimpan kesenangan ini sendirian dan akhirnya ia memberitahu penyebab dirinya bisa merasa sebahagia ini. "gatau kenapa Jar, setiap gue kepikiran dia hati gua ngerasa berbunga-bunga gitu," ujar Raihan.

"Dia siapa?"

"Aida."

"Oh dia, kayaknya gue kenal deh sama dia. Maksudnya kenal mukanya kayak gimana." Fajar pernah sesekali melihat Aida sedang berjalan di koridor kelas. "emang cakep sih dia Han," ujarnya lagi.

"Entahlah Jar, semenjak gue ketemu sama dia. Kayak cerita masa SMA gue nih jadi berjalan gitu." Raihan masih terus terbayang dengan wajah dan tingkah laku Aida.

"Wah, kayaknya lo lagi jatuh cinta nih Han," balas Fajar.

"Hmm, emang iya? Gue gapernah ngerasain jatuh cinta Jar dan kalau bener gue lagi jatuh cinta. Terus gue harus apa?" tanya Raihan yang malah menjadi bimbang karena perkataan yang dilontarkan oleh Fajar.

"Yaa lo deketin lah! Abis itu tembak."

"Anjir, mati dong."

"Iya sini lo gue matiin Han," cetus Fajar kesal.

"Hehe, bercanda." Tidak terasa obrolan itu semakin panjang dan bel istirahat pun berbunyi.

DengDongDengDongDengDongDeng ...

"Dahlah, gue cabut dulu," ucap Raihan setelah mendengar suara bel istirahat berbunyi.

"Kemana?" tanya Fajar.

"Hee, kepo. Bentar ye ada urusan penting."

Raihan pun meninggalkan Fajar sendirian di koridor. Fajar memperhatikan langkah kaki Raihan dari jauh yang ternyata dia pergi ke kelas IPS 5 yang berada di paling ujung sudut sekolah. Fajar merasa heran sebab ia mengira Raihan akan pergi ke kantin dan ternyata ia malah pergi ke kelas tersebut. Setelah kebingungan itu usai akhirnya terlintas di otak Fajar kalau Raihan pergi untuk menemui Aida. "Dasar, orang kalo udah dimabuk cinta emang begitu tuh. Lupa sama temen sendiri, tapi gapapa sebagai kawan yang baik gue harus dukung terus hal-hal yang lagi dilakuin sama Raihan," gumam Fajar kepada dirinya sendiri.

Gelas tidak akan berguna jika terus-terusan dibiarkan kosong, gelas akan berguna jika didalamnya terisi oleh air atau semacamnya. Seperti itulah hati manusia, tidak akan berguna jika terus-menerus dibiarkan kosong, tetapi hati akan berguna jika kita mengisinya dengan apapun atau siapapun itu.

Jangan jadi gelas kosong!

Bwkhanpad

Jangan lupa berikan dukungan kepada author dengan memberikan Vote, Komen, Kritik dan saran supaya lebih semangat lagi dalam berkarya di dunia kepenulisan. Arighathanks :')

Instagram : frhnsyhrr.r

APA YANG DI RASA TAUWhere stories live. Discover now