{3} ANAK EMOSIONAL

31 6 0
                                    

Emosi boleh, nyerah? Jangan -bwkhanpad

Hari ini adalah hari pertama Raihan memasuki SMA, dia merasa sangat canggung karena takut tidak akan ada yang mau berteman dengan dia. Tapi rasa itu bukan hanya Raihan yang merasakannya, semua siswa yang ada di sana sedang merasakan apa yang dirasakan oleh Raihan saat ini. Semua siswa dikumpulkan di lapangan.

Raihan memperhatikan wajah-wajah siswa yang ada di sana. Ada yang merasa canggung, memasang muka-muka lugu, muka panik dan bermacam-macam mimik wajah yang membuat Raihan merasa geli dengan melihat wajah-wajah tersebut.

Semua siswa yang ada di lapangan tersebut diperhatikan, berharap ada satu orang siswa yang tingkah lakunya sama dengannya. Raihan terkenal bandel di SMPnya, makanya dia mencari teman yang jalan pikirannya sama dengannya.

Seperti pada umumnya seorang siswa yang baru saja masuk sekolah. Raihan sedang menjalani kegiatan MOS (masa orientasi sekolah). Terlihat banyak sekali kaka kelas yang memakai jas rapih, jas yang beda dari yang lain. Mereka adalah OSIS di SMA ini.

Setelah melihat anak-anak OSIS, Raihan langsung berharap semoga OSIS di sini tidak sama dengan OSIS yang ada di SMPnya dulu. Karena Raihan pernah mempunyai masa lalu yang tragis dengan anak OSIS di SMPnya dulu.

Flashback On

3 tahun yang lalu, tepat pada saat Raihan sedang menjalani MOS di SMPnya ...

"Ayo adek-adek baris semua di lapangan," ujar seorang anak OSIS, Raihan tidak tahu siapa orang yang sedang berbicara itu. Yang jelas dia anak OSIS yang disebutkan oleh anak-anak yang lain.

Semua siswa pun berkumpul dan berbaris di lapangan tersebut. "Baris sesuai nama pahlawan yang kalian dapet ya."

Sebelum baris di lapangan, seluruh peserta didik baru disuruh mengambil selembaran kertas yang disediakan oleh panitia MOS. Kertas itu bertuliskan nama-nama pahlawan Indonesia.

Raihan mengambil selembaran kertas itu, terdapat tulisan Cut Nyak Dien, seorang pahlawan perempuan yang berasal dari Aceh. Setelah komando itu dikeluarkan, Raihan langsung bergegas baris ke barisan Cut Nyak Dien. Barisan itu ditandai dengan satu orang anak OSIS mengacungkan selembar kertas bertuliskan Cut Nyak Dien.

Karena banyaknya siswa yang berkerumun mencari-cari barisannya, Raihan sampai kesulitan menemukan barisan itu. Sampai akhirnya, Raihan berada di barisan paling belakang. "Yailah, kaga keliatan apa-apaan ini gue di belakang," gerutu batin Raihan.

Semua peserta didik baru sudah berkumpul di lapangan. Matahari sudah mulai naik, waktu itu jam sudah menunjukkan pukul 9, tapi sudah terasa panas karena efek musim kemarau yang sedang melanda.

Komando apa lagi yang akan di ajukan oleh anak OSIS?

Pertanyaan itu muncul di benak semua siswa disitu. Karena sudah tidak tahan lagi berlama-lama berjemur di lapangan. Termasuk Raihan yang daritadi berdiri tertunduk supaya tidak terlalu merasakan panas. Kebetulan juga di depannya ada anak yang tubuhnya sangat besar dan tinggi, jadi dia tidak terlalu merasakan derita yang dialami anak-anak disitu.

"Untung di depan gue ada lo, kalo gaada gue bisa kepanasan kali, haha." Raihan kembali bergerutu di dalam hatinya, sambil memancarkan wajah senyum-senyum bahagia.

"Ahh, panas banget ini woi, ngapain si ini anak OSISnya," Terdengar suara menggerutu dari salah satu siswa yang ada di barisan Imam Bonjol.

"Tau nih, lama banget. Nggak tau apa ini kita pada kepanasan."

Di lanjutkan oleh anak-anak yang lain, menggerutu soal dirinya yang sedang merasakan kepanasan. Mendengar suara-suara itu, Raihan mulai merasa jengkel dengan anak OSIS yang ada di sana. "AKH, lama bat dah," Tak sengaja gerutu itu keluar dari mulut Raihan dan didengar oleh siswa yang ada depannya.

APA YANG DI RASA TAUWhere stories live. Discover now