{19} PERASAAN YANG TIDAK AKAN PERNAH HILANG

47 7 19
                                    

Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat bila bersama dengan Raihan. Aida menyalakan ponselnya untuk melihat jam, waktu sudah menunjukan sudah jam 6 sore. Hari sudah mulai gelap, sudah waktunya Aida pulang kerumah.

"Han, aku harus pulang nih."

"Oh iya, ayo, ujannya juga udah mulai berenti."

Setelah itu mereka pergi dari toko mie ayam dan langsung menuju ke rumahnya Aida. Disepanjang perjalanan mereka hanya terdiam bisu. Tidak ada percakapan lagi antara mereka berdua setelah dari toko mie ayam.

Masing-masing sedang memikirkan hal yang seharusnya tidak usah dipikirkan, karena itu akan membuat kepala menjadi pusing.

"Sebenarnya kita ini apasih Han?" Pertanyaan itu muncul di otak Aida tetapi tidak ia lontarkan di mulut. "astaga Da, kamu mikir apasih?"

Begitupula Raihan yang sedari tadi terdiam. Tidak biasanya ia terdiam bisu seperti ini, ia terdiam karena otaknya sedang bertempur memikirkan hal-hal yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya. Seharusnya ia malas memikirkan hal itu, tetapi muncul sendiri bila sedang bersama Aida.

"Anjir, kok lama-lama kita kayak gini sih? Kita ini apa dan kenapa semakin dekat?"

Pertanyaan yang selalu muncul di otak Raihan, sampai-sampai mulutnya jadi membungkam bisu. Takut jika di lontarkan akan menjadi masalah bagi hubungan mereka berdua. Seperti ini saja sudah cukup bukan?

Apakah harus membutuhkkan sebuah status supaya bisa menjalin hubungan yang semakin dekat? Apakah akan menjadi masalah besar bila kita tidak memiliki status hubungan yang khusus? Pacaran misalnya.

Aida hanya berharap kalau Raihan tidak apa-apa dan dalam keadaan yang sehat dan baik-baik saja. Tetapi kenapa perasaan itu terus saja muncul? Aida bukan siapa-siapanya Raihan, lalu buat apa dia terlalu mencemaskannya?

Karena memikirkan bisa berpacaran dengan Raihan saja itu sudah membuat kepala Aida menjadi pusing, karena ia tau Raihan adalah cowok yang selalu diperhatikan oleh seluruh gadis di SMA HAWAS karena parasnya yang tampan dan kharismanya yang sangat tinggi bila dipandang mata.

Tetapi Raihan tidak terlalu memperdulikan gadis-gadis itu. Buat apa selalu memandangi seseorang tetapi tidak peduli dengan keadaannya. Hanya Aida lah gadis pertama yang mau dan perhatian kepada Raihan.

Karena Aida selalu berfikir kalau saja Raihan sudah mencintai gadis lain selain dirinya. Yasudah, itu bukan haknya untuk ikut campur. Makanya ia selalu membuang jauh-jauh bila berharap bisa memiliki hati Raihan. Jika suatu saat hal itu terjadi, hati Aida tidak akan merasakan sakit. Semoga.

"Nah, sampe deh."

"Iya, makasih ya Han."

"Sama-sama."

Bu Syukhaimah mendengar deru suara motor Raihan dan langsung bergegas membuka pintu. "Eh Rehan, ayo masuk dulu sini," ajak mamahnya Aida.

"Yuk, masuk dulu Han," ujar Aida.

"Hmm, engga deh tante makasih, saya pulang aja. Takut ibu nyariin."

"Masuk dulu aja Han, minum teh hangat nanti aku buatin," lirih Aida.

"Gabisa, kapan-kapan ya aku kesini. Yaudah aku pulang Tan, Da. Assalamualaikum," seru Raihan.

"Waalaikumsallam hati-hati ya."

**

Tok tok tok

"Assalamualaikum, Rehan pulang ...."

"Waalaikumsallam, ya allah basah amat bajunya?" tanya ibu Raihan.

"Iya Rehan keujanan tadi."

"Yaudah sono mandi."

APA YANG DI RASA TAUWhere stories live. Discover now