{20} NASIB DARI PERASAAN ITU

49 8 1
                                    

Malam pun tiba, mereka berdua bersiap-siap untuk pergi malam ini. Raihan berdandan sangat rapih dengan memakai crewneck berwana putih dan tidak lupa ia memakai topi hitam. Ciri khas Raihan bila ingin berpergian kemana-mana.

Aida pun berpakaian sangat rapih, ia berdandan seadanya. Natural saja Aida sudah cantik, apalagi ditambah dengan make up.

Setelah selesai, Raihan langsung memanaskan motornya dan langsung menuju ke rumah Aida untuk menjemputnya. Ia memutuskan untuk mengajaknya ke coffee shop, tempat yang tidak terlalu ramai dan tidak terlalu sepi juga.

Sesampainya di rumah Aida. Raihan tangsung mencium tangan mamahnya dan berpamitan. "Tan, kita jalan dulu ya."

"Iya hati-hati," ucap bu Syukhaimah.

Akhirnya mereka berjalan, Aida tidak tau persis dirinya ingin dibawa kemana. Tetapi ia tidak mau banyak tanya dan hanya terdiam menikmati angin malam bersama dengan Raihan.

"Nah, sampe." Mereka pun sampai di coffee shop yang tidak jauh dari rumah Aida.

Setelah masuk Raihan langsung bergegas menuju ke barista untuk memesan kopi. "kamu pesen apa?" tanya Raihan.

"Aku green tea aja."

"Oke, mas green tea 2 ya."

"Siap."

"Ih, ngikutin kamu."

"Engga sih, emang kebetulan aja aku mau minum itu juga."

Raihan langsung bergegas mencari tempat duduk yang cocok untuk mereka berdua. "nah disitu bagus tuh," ujarnya sambil menunjuk ke arah meja dengan 2 bangku berhadapan disana.

"Yuk."

Raihan memperhatikan diri Aida malam ini yang tampak sangat berbeda sekali. Setiap hari di sekolah Raihan memperhatikan diri Aida yang tampak sangat cantik sekali. Entah sebutan apa yang cocok untuk menggambarkan betapa cantiknya Aida malam ini.

"Hmm Han."

"Iya kenapa Da?"

"Gapapa, kenapa kamu tiba-tiba ngajak aku kesini?" tanya Aida merasa bingung.

"Ya, gapapa. Emang harus butuh alasan yang kuat biar bisa jalan sama kamu?" Di dalam hatinya memang tersimpan alasan yang sangat kuat kenapa dirinya mengajak Aida keluar malam ini.

"Engga sih," ucap Aida, nyawanya seperti ingin melayang. Ingin lompat-lompat kegirangan saat itu juga. Tetapi ia harus tahan dan tidak boleh terlihat bodoh di depan Raihan.

Suasana pun menjadi sangat haru dan romantis, setelah coffe shop itu menyetel lagu I just couldn't save you tonight karya Ardhito Pramono.

Waktu yang tepat untuk Raihan menyatakan perasaannya ke Aida. "Da, aku mau ngomong sesuatu."

Omongan Raihan membuat jantung Aida berdegup kencang, entah apa yang ingin Raihan ucapkan sepertinya itu sangat serius sekali. "iya, ngomong aja."

"Hmm, a-a-aku ...."

"Iya?"

Di tengah percakapan, tiba-tiba saja Raihan kebelet kencing. "aku ke kamar mandi dulu ya, aduh kebelet banget."

"Oh, iya yaudah aku tunggu."

Raihan laangsung bergegas ke kamar mandi.

"Aduh Han. Lo harus gimana nih, ngomongnya kaya gimana." Di kamar mandi Raihan bergumam, ia masih tak tau dan takut untuk mengungkapkan perasaan sebenarnya ke Aida.

"Yaelah, udah langsung ae ngomong. Gausah cemen," ujarnya kepada dirinya sendiri di depan cermin.

Setelah selesai akhirnya Raihan pun keluar dari kamar mandi. Tetapi tiba-tiba saja tubuhnya kaku, badannya bergetar hebat, keringatnya bercucuran deras. Sontak mulutya membungkam tidak bisa berkata-kata sama sekali.

APA YANG DI RASA TAUWhere stories live. Discover now