{9} MENGUKIR SEJARAH BARU

151 48 10
                                    

MINIMAL HARUS BANYAK TINGKAH, JANGAN DIEM AJA! -BWKHANPAD

Vote & Komen jangan lupa biar tambah semangat nulisnya :)

Tidak seperti hari-hari biasanya, hari ini hujan sedang turun deras sekali. Suasana sekolah menjadi sejuk karena adanya hujan tersebut, di sisi lain banyak guru yang berhalangan hadir dengan alasan hujan, angin yang sangat kencang, banjir, kebakaran hutan, kambing beranak, tenggelam di genangan air dan macam-macam alasan supaya mereka bisa izin untuk tidak mengajar hari ini.

Dan itu menjadi kabar gembira bagi semua murid, pasalnya kalau guru tidak hadir otomatis pembelajaran pun tidak ada. Free class-kita bebas melakukan apapun di sekolah tanpa takut terkena omelan dan hukuman dari guru. Itu sebabnya murid sekolah sangat senang bila hujan sedang turun dengan derasnya.

"Behhh ... emang kane bat dah kalo di sekolah lagi turun ujan," ujar Raihan.

"Iya njir kane, udah kaga ada guru. Terus hawanya sejuk lagi, biasanya kan panas," sahut Fajar.

Karena bosan hanya bengong melihat air hujan yang turun, mereka berdua memutuskan untuk pergi berjalan-jalan keliling sekolah. Di tengah perjalanan tiba-tiba saja mereka berdua dihadang oleh siswa yang berbadan besar, kekar dan berwajah sangar.

Amir-siswa kelas 12 yang terkenal karena kenakalannya sejak masuk ke SMA Hawas. Siswa yang kerjaannya hanya mengganggu dan memoroti siswa-siswa lain, terutama siswa kelas 10 yang selalu kena palak olehnya.

"Eiitttss ... mao kemana lo berdua?" tanya Amir.

"WOI! LO DENGER GAK!"

"Apa urusan lo nanya-nanya kita?" tanya Raihan.

Mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Raihan, Fajar terkejut bukan main. Pasalnya yang sedang dihadapin oleh Raihan adalah pentolan akut di sekolahnya.

"Sssttt Han, lo gila ya. Itu Amir woi jangan main-main sama dia," bisik Fajar.

"Cihh, siapa sih dia? Jagoan di sini?" tanya Raihan dengan nada yang menantang.

Mendengar perkataan Raihan, Amir merasa kesal emosinya meluap dan langsung mencekik leher Raihan.

Ckkkk

"B-bangsat!" Raihan berusaha melepaskan cekikan tersebut.

"Lo kalo mau gue lepasin, kasih gue duit yang ada di kantong lo!"

Karena merasa takut dan tidak berani menghadapi Amir, tidak mau mengambil resiko akhirnya Fajar merogoh kantong bajunya. "B-berapa ka?"

"Jar *ckkk lo gila ya ngapain ngas- *ckkk dia." Raihan masih berusaha melepaskan cekikan tersebut.

"Akhhh kelamaan! Sini udah semuanya buat gue!" Melihat uang yang sudah dikeluarkan oleh Fajar. Langsung saja Amir merampas semua uang tersebut dari tangan Fajar dan melepaskan cekikannya.

"Haha, udeh ye gue cabut dulu. Lain kali jangan so jagoan." ujar Amir.

Setelah mendapat uang tersebut, Amir berjalan pergi meninggalkan mereka berdua. Tetapi tibatiba saja ....

BHUKKK

Raihan memukul keras kepala Amir. Dia pun tersungkur kesakitan, Raihan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk meghajarnya habis-habisan. Memukul wajahnya, matanya, perutnya sampai-sampai keluar darah dari mulut Amir.

"Uhukk uhukk BANGSATTT!!"

BHUKK BHUKK BHUKK

Karena kesal dirinya dihajar, Amir terbangun dan langsung menghajar Raihan. Kini giliran wajah, mata dan perut Raihan yang kena hajar oleh Amir. Hidungnya keluar darah matanya membiru dan wajah yang terlihat bengep.

Tetapi Raihan tidak pantang menyerah, ia terus bangun menepis pukulan yang dilayangkan oleh Amir. Sejenak ia teringat kalau saja ia bisa bela diri silat yang selama ini diajarkan oleh ayahnya sewaktu Raihan masih kecil.

Raihan pun memanfaatkan bela diri yang ditekuninya itu. Pertama ia menahan pukulan dari Amir, selanjutnya ia memelintir tangan tersebut sampai-sampai Amir tidak bisa bergerak sedikitpun. Sampai pada puncak emosinya, Raihan mematahkan salah satu tangan Amir. Pertengkaran tersebut dilihat oleh salah satu siswa dan siswa tersebut memberitahukan ke seluruh siswa untuk melihat pertengkaran tersebut.

"WOIIII ... WOIII ADA YANG BERANTEMMM WOIII DI PINGGIR LAPANGANN!!!" seru siswa tersebut.

"Siapa ehh siapa?" tanya salah satu siswa disitu.

"Amir sama Raihan lagi berantem!!"

Mendengar seruan tersebut, seluruh siswa-siswi bergegas turun dari kelas dan langsung menuju pinggir lapangan dan menyaksikan pertengkaran antara Raihan dan Amir.

PLETAAKK-suara tulang Amir yang patah.

"AKHHHHH ANJINGGG TANGAN GUE PATAHH!!" Amir berteriak histeris karena Raihan mematahkan tangannya.

Setelah mematahkan tangan Amir, Raihan mendekatkan bibirnya ke arah telinga Amir untuk membisikinya suatu hal. "Lo inget baik-baik ya sok jagoan sekolah. Lo boleh ganggu anak-anak lain, tapi kalo lo ganggu gue. Lo salah besar, bisa aja lo gue matiin di sini tapi gue masih kasihan ngelihat wajah goblok lo. Jadi, sekarang lo pergi dari hadapan gue dan jangan sekali-sekali ganggu gue lagi. PAHAM!!"

Setelah mendengar kata-kata Raihan, sejenak Amir terdiam, tubuhnya kaku, keringatnya bercucuran deras. Tanpa berfikir panjang Amir pergi dengan tangan yang sudah patah.

Raihan mendengus lelah, disisi lain Fajar yang dari awal menyaksikan pertarungan tersebut hanya bisa terdiam dan melongo melihat temannya yang sangan over power itu.

"Huhh, kelar jug-" perkataannya terpotong, sebab ia melihat seluruh siswa-siswi melongo menatap dirinya.

"Hmmm, woi lo semua kenapa ngeliatin gue kayak gitu?" tanya Raihan.

Tidak ada yang menjawab pertanyaan Raihan dan masih saja menatap tidak menyangka ke sosok Raihan.

"Dahlah, gajelas lo semua. Udah ayok Jar ke kantin aja."

Fajar tidak menghiraukan ajakan dari Raihan, tidak mendengar mungkin karena kekagumannya yang begitu besar ke Raihan.

"Jar?" Raihan mengibas-ngibaskan tangannya ke depan wajah Fajar. Karena belum sadar juga, Raihan menabok pelan punggung Fajar. "WOI!"

"E-e-eh i-iya kenapa Han?"

"Ayo anjirt ke kantin, haus gue."

"O-o-oh i-iya ayo Han." Fajar sangat pangling dan terkejut sampai-sampai bicaranya gagap tidak karuan.

Sama seperti seluruh siswa yang melihat pertempuran tersebut. Tidak ada yang pernah menyangka kalau saja ada orang yang berani melawan Amir, jika ada yang terkena palak oleh Amir lebih baik langsung memberinya uang daripada harus terkena amukannya. Dan tiba-tiba saja Raihan mengukir sejarah baru di SMA tersebut karena sudah berani melawan bahkan menghajarnya tanpa ampun. Tidak heran seluruh siswa-siswi di sana melongo melihat keberanian Raihan. Semenjak kejadian tersebut, kini Raihan sangat dikenal di seluruh antero jagat SMA Hawas dan mendapatkan panggilan akrab yaitu; Rai.

Yaelah selagi sama-sama makan nasi ngapain takut. –Rai

Jangan lupa berikan dukungan kepada author dengan memberikan Vote, Komen, Kritik dan saran supaya lebih semangat lagi dalam berkarya di dunia kepenulisan. Arighathanks :')

Instagram : frhnsyhrr.r



APA YANG DI RASA TAUDonde viven las historias. Descúbrelo ahora