{22} GEDUNG KOSONG

14 2 0
                                    

VOTE & KOMENNYA jangan lupa ya supaya tambah semangat lagi dalam menulis. ARIGHATHANKS :')

**

Hari ini adalah hari pertama Putri bersekolah di SMA HAWAS. Ia pindah dari Bandung ke Jakarta karena tuntutan pekerjaan orang tuanya. Terhitung sudah setahun Putri di Jakarta. Seminggu setelah ia pindah ke Jakarta adalah pertemuannya dengan Raihan.

Kala itu Putri merasa kesepian, ia tidak ada teman sama sekali di Jakarta. Putri hanya tinggal bersama mamahnya yang merupakan single parent. Orang tua Putri cerai sejak Putri masih berusia 5 tahun, waktu itu Putri tidak tahu apa-apa tentang permasalahan antara kedua orang tua mereka. Seingatnya Putri menjadi bahan rebutan antara mamah dan papahnya, pada akhirnya mamahnya menang di pengadilan dan berhak mengasuh penuh Putri hingga dewasa. Dengan syarat papahnya boleh mengajakya pergi sebulan sekali.

Kehidupan yang tidak menyenangkan bagi Putri yang tidak pernah merasakan kasih sayang orang tua yang lengkap seperti anak-anak yang lain. Semakin dewasa, Putri semakin sadar akan keadaan kedua orang tuanya yang sudah tidak serumah lagi.

Di sisi lain mamahnya terlalu sibuk mengurusi pekerjaannya, jarang di rumah, dan tidak pernah ada waktu untuk bermain bersama Putri. Apa boleh buat? Menjadi single parent memang cukup berat untuk dijalani. Mau tidak mau mamahnya Putri harus terus bekerja keras untuk masa depan Putri yang lebih baik.

"Putri, sayang, mamah berangkat dulu ya," ucap mamahnya Putri sembari mengecup jidat Putri.

"Mamah pulang kan nanti?" tanya Putri.

Mamahnya tersenyum tipis. "Maaf ya nak, hari ini mamah ada meeting. Kemungkinan besok mamah baru pulang."

"Hmm, iya hati-hati mah." Rasa kecewa menyelimuti diri Putri malam itu. Hampir setiap hari hal itu terus terulang, mamahnya Putri tidak pernah ada waktu untuk Putri. Seharusnya Putri sudah biasa dengan jawaban mamahnya. Tetapi ia terus berusaha dan berharap kalau suatu saat nanti mamahnya akan ada waktu untuknya.

"Iya, mamah jalan ya. Kamu jaga diri baik-baik ya sayang." Mamahnya Putri keluar dari gerbang rumah dan meninggalkan Putri bertiga dengan bibi Inah dan pak Manto selaku satpam di rumahnya.

Setelah mamahnya keluar dari rumah, Putri bergegas bersiap-siap untuk keluar dari rumah.

Bibi Inah memperhatikan Putri yang sudah rapih berpakaian. "Mau kemana non?" tanya bi Inah bingung.

"Oh, aku mau ke rumah temen bi."

"Tapi kan kita baru seminggu di Jakarta?"

"Hmm, Iya temen aku ada disini rumahnya. Deket kok."

Bi Inah pun mempercayai Putri dan membiarkan Putri untuk keluar dari rumah.

Maafin aku bi, aku bohong sama bibi.

Putri keluar dari rumah dengan sepeda motornya. Ia tidak tau ingin kemana tujuan dia pergi dari rumah. Yang penting dia tidak di rumah dan merasa kesepian, hal itu mengharuskan dirinya untuk berbohong kepada bi Inah.

Sepanjang jalan Jakarta ia lewati, suasana yang sangat berbeda ketika Putri berada di Bandung. Disini sangat ramai, banyak anak muda yang berkumpul di cafe-cafe mahal hanya untuk bercengkrama dan bersenang-senang.

Di tengah perjalanan, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Dengan cepat Putri meminggirkan motornya ke arah gedung dekat dia berjalan. Gedung kosong yang sepertinya sudah tidak terpakai lagi.

Putri melihat ada pintu masuk di gedung itu, rasa penasaran menghantui diri Putri. Langkah demi langkah Putri berjalan, pada akhirnya sampailah dia di anak tangga menuju ke atas gedung itu.

**

Setelah sampai pada puncak gedung hujan pun berhenti. Putri duduk di bawah langit yang disana terisi bintang-bintang yang bertaburan dengan indah. Ia mengeluarkan buku gambar kecilnya dan langsung membuat sketsa bintang-bintang untuk bahan lukisannya nanti di rumah.

Putri mempunyai hobby melukis, hobby itu muncul sejak ia masih kecil karena orang tuanya tidak pernah ada waktu untuk Putri akhirnya ia lampiaskan kesepiannya itu dengan melukis, sampai Putri dewasa hobby itu masih terus ia jalani.

Di tengah kesibukannya dalam membuat sketsa, tiba-tiba datang seorang laki-laki ke gedung tersebut. Laki-laki itu langsung berjalan ke ujung tembok gedung pembatas antara tembok itu ke bawah jalan raya. "hadeh mau bunuh diri nih kayaknya," gumam Putri dalam hatinya.

"Tcih, putus cinta doang sampe mau bunuh diri."

Laki-laki itu sontak terkejut mendengar suara Putri. Ia bingung kenapa ada seseorang di gedung kosong ini sendirian, dan itu seorang wanita.

"Eh, elo siapa?" tanya laki-laki itu.

"Gue yang harusnya nanya. Elo siapa?" balas Putri yang sedang sibuk dengan sketsa bintangnya.

"Elo ngapain dah disini sendirian? Ga takut?"

"Hmm, lagi liat bintang aja. Nyari referensi buat lukisan gue nanti. Lagian juga ngapain gue takut, kan banyak bintang-bintang yang nemenin gue disini."

Laki-laki itu semakin bingung dengan Putri. "lo suka ngelukis?"

"Iya."

Laki-laki itu langsung menjulurkan tangannya kepada Putri. "Gue Raihan, lo boleh panggil gue Rai. Biar akrab aja"

Putri tidak menggubris uluran tangan Raihan dan hanya sibuk memandangi bintang-bintang. "Hmm, gue Putri."

"Seenggaknya terima jabat tangan gue kali."

"Kita ngga saling kenal. Kenapa gue harus terima tangan lo?" cetus Putri.

"Tadi kan udah kenalan."

Hening ...

"Hmm, kenapa lo mau bunuh diri?" tanya Putri heran.

"Dih, siapa yang mau bunuh diri?"

"Ya elo."

"Ngga, gue mau nenangin diri gue aja tadi."

Setelah pertanyaannya dijawab. Putri langsung bergegas membereskan bukunya dan langsung pergi karena hari sudah mulai malam. Ia tidak mau membuat bi Inah manjadi khawatir.

"Ohh, yaudah gue duluan ya," ucap Putri yang langsung pergi meninggalkan Raihan.

"Iya. Tiati lo." Setahun sudah semenjak kejadian malam itu, Raihan sudah tidak pernah bertemu lagi dengan Putri. Ia juga tidak peduli dan tidak memikirkan hal itu. Yang ada pikirannya hanyalah Putri seorang gadis asing yang tak sengaja ia temui di gedung kosong sendirian.

Disetiap pertemuan pasti memberikan kisah tersendiri di dalam kehidupan. -Bwkhanpad

**

Jangan lupa berikan dukungan kepada author dengan memberikan Vote, Komen, Kritik dan saran supaya lebih semangat lagi dalam berkarya di dunia kepenulisan. Arighathanks :')

Dilarang keras dan tidak dibenarkan untuk menjiplak cerita ini. Jika ada kesamaan nama, tempat itu diluar pemikiran saya. Karena saya menulis cerita ini 100% hasil pemikiran sendiri!! Sangat terkutuk bila ada yang berani menjiplak karya orang!! Terimakasih :)

Instagram : frhnsyhrr.r

APA YANG DI RASA TAUWhere stories live. Discover now