{14} KHAWATIR

133 22 10
                                    

"Hey. K-ke-kenapa nangis Da?" Raihan mulai membuka matanya perlahan. Pandangannya buram, yang terlihat jelas dipandangannya hanya wajah Aida yang tengah meneteskan air mata.

Melihat Raihan yang sudah siuman di pangkuannya. Reflek Aida memeluk erat tubuh Raihan, tangisannya semakin tersedu-sedu sebab ia berfikir Raihan tidak akan membuka matanya lagi.

Hiks hiks hiks

"H-hey UHUK- udah jangan nangis. Gue gapapa kok," ucap Raihan sembari menahan rasa sakit yang menjalar ke seluruh tubuhnya. "Da, tau gak ken- Huhhh- kenapa pelangi bentuknya cuman setengah lingkaran?" tanya Raihan nafasnya terasa sangat berat ia berusaha menenangkan diri Aida.

"K-ken-kenapa? Hiks-" sahut Aida.

"Karena yang setengahnya-Huhh- lagi ada di mata kamu," Raihan memberikan senyuman manis di wajahnya, matanya mulai sayu kembali, dirinya sudah tidak tahan akan rasa sakit yang menjalar dari ujung kepala sampai ujung kakinya.

"Hiks- kamu apaansih Han, lagi keadaan kaya gini masih sempet-sempetnya."

"Uhuk-uhuk. Da udah ya jangan nangis," Raihan mengusap air mata Aida. "Da gue capek, gue istirahat dulu ya." Raihan pun kembali menutup matanya.

Tidak lama kemudian ambulan pun datang dan membawa Raihan pergi menuju ke rumah sakit.

**

Karena luka yang cukup parah Raihan pun harus dirawat inap beberapa hari di rumah sakit. Setiap hari Aida datang ke rumah sakit untuk melihat perkembangan kondisi tubuh Raihan.

"Han, kamu udah baikan?" Sehabis selesai dari sekolah Aida tidak langsung pulang ke rumah. Melainkan dia langsung bergegas menuju rumah sakit dimana Raihan sedang dirawat.

"Ng-ngga gue udah gapapa," sahut Raihan. Melihat Aida yang peduli dengan dirinya, entah kenapa jantungnya mulai berdeguk kencang. Tidak seperti hari kemarin jika melihat Aida seperti biasa saja, tetapi hari ini Raihan merasakan hal yang sangat aneh. Sepertinya rasa cinta mulai tumbuh dalam diri Raihan. Walaupun Aida sudah merasakan hal itu sejak dulu.

"Yaudah makan dulu ya," ucap Aida sembari memegang makanan yang disediakan oleh suster dan tangannya siap untuk menyuapi Raihan.

"Gausah repot-repot kali Da, gue bisa sendiri kok."

"Gapapa aku bantuin Han, kamu pasti bakal kesulitan kalau makan sendiri" sahut Aida dan langsung menyodorkan makanan ke mulut Raihan.

Semenjak kejadian hari itu sifat Aida mulai berubah. Yang tadinya sangat dingin dan kaku bila bertemu dengan Raihan, hari ini ia harus menahan dan menghilangkan perasaannya tersebut karena mau tidak mau ia harus merawat dan menemani Raihan dikala Raihan masih dirawat di rumah sakit.

"Makasih ya," ucap Raihan, pandangannya ke Aida pun mulai berubah. Di awal Raihan menganggap wanita tersebut adalah wanita yang aneh dan misterius. Tetapi hari ini ia yakin Aida adalah wanita yang baik dan sangat penyayang, Raihan pun mulai tertarik dengan wanita tersebut.

**

Seminggu sudah Raihan dirawat di rumah sakit dan akhirnya ia diperbolehkan pulang oleh dokter.

Kedatangannya Raihan di sekolah disambut baik oleh kawan-kawannya. Terutama sahabatnya Fajar yang sangat sedih dikala Raihan tidak bersekolah selama seminggu. Seperti martabak tanpa kacang dan keju, tidak spesial. Seperti itulah hari-hari Fajar di sekolah tanpa kehadiran sesosok Raihan.

"RAIHAAANNNNNN." Fajar berlari sembari membentangkan kedua tangannya menuju ke arah Raihan, ia berniat memeluk erat tubuh Raihan.

"Jar, lo mau gue pukul?" ucap Raihan.

"Yaelah, namanya juga kangen, hehe."

Di lantai 2 terlihat sosok Amir yang sedang memperhatikan Raihan dari jauh. Ia tersenyum puas melihat kondisi Raihan yang sangat parah dibuatnya. "Tcih, dasar banci," lirih Raihan.

Setelah bel istirahat berbunyi, Raihan bergegas keluar kelas dan langsung menuju ke kelasnya Aida ia berniat mengajaknya ke kantin dan mentraktir makanan disana. Tetapi sesampainya di kelas itu Raihan tidak melihat batang hidung Aida sama sekali dan melihat ada Syaffa di depannya.

Jika Syaffa ada di kelas kenapa Aida tidak ada?

Raihan bingung dan bertanya kepada Syaffa. "Eh Syaf, Aida mana?"

"Gamasuk," sahut Syaffa yang sedang sibuk dengan buku novel yang sedang dibacanya.

"Kenapa?" tanya Raihan lagi.

"Aida sakit," sahut Syaffa, mendengar Aida yang sedang sakit membuat Raihan merasa khawatir akan keadaan Aida. Karena bukan tanpa sebab Aida bisa jatuh sakit kalo bukan karena ia menemani Raihan setiap hari di rumah sakit.

"Oh, oke makasih." Mendengar Aida yang sedang sakit Raihan menjadi merasa bersalah.

Raihan dengan Syaffa belum terlalu akrab karena wajah Syaffa yang terlihat jutek dan cuek. Di sisi lain Raihan pun malas berbicara dengan orang yang seperti itu. Tetapi seperti kata pepatah 'dunia pasti berputar, tidak selalu harus terus di bawah' mungkin suatu saat Raihan dan Syaffa akan berteman akrab. Siapa yang tau?

Tidak. kalian sudah tau dari awal cerita ini bisa berjalan.

Disetiap kejadian kita akan mendapatkan 2 hal penting. Pertama permasalahan yang akan muncul. Kedua pembelajaran dari kejadian dan permasalahan tersebut. -Bwkhanpad


Jangan lupa berikan dukungan kepada author dengan memberikan Vote, Komen, Kritik dan saran supaya lebih semangat lagi dalam berkarya di dunia kepenulisan. Arighathanks :')

Instagram : frhnsyhrr.r

APA YANG DI RASA TAUWo Geschichten leben. Entdecke jetzt