4. Kopi Manis Bikin Apes

Start from the beginning
                                    

Alna menoyor pelan bibir Zefa. "Gak boleh pamer!"

"Jadi kalian mau kemana sekarang?" tanya Zefa.

Tari menaikan bahunya.


"Bojong gede." ketus Alna yang membuat Zefa tertawa kecil dan bahkan Tari sekalipun tak sanggup menahan tawanya.

"Zefa." panggil seseorang dari belakang yang ternyata adalah Sekala.

Sekala?

Ingat kan Sekala? jangan bilang lupa.

Zefa menaikan kedua alisnya. "Apa?"


"Bisa gak temenin gue makan dikantin, gue tau lo dikasih kebebasan kan buat gak ikut mpls hari ini," kata Sekala.


"Gak!" teriak Yeza yang tiba-tiba muncul.


Zefa melirik ke arah Yeza yang datang dari belakang begitu juga dengan Tari dan Alna.

"Zefa udah ada janji sama gue," kata Yeza.

Sekala menatap sinis kepada Yeza. "Lah lo siapanya sih pake ngelarang segala." tukas Sekala yang mulai merasa kesal.

"Mau tau aja atau mau tau pake bingitss?" goda Yeza untuk memancing Sekala agar naik ke rahmatullah.

Canda zeyeng.

Keadaan canggung pun terjadi diantara mereka bahkan Alna dan Tari juga merasakan itu. "Hm Fa gue sama Tari keliling duluan ya biar cepat nyelesain nya." bisik Alna.


"Jangan tinggalin gue!" larang Zefa.


"Udah lo urusin aja dulu tuh ya dadah."

Alna dan Tari pun pergi meninggalkan Zefa yang tinggal bersama dua ayam goreng yang sedang adu kremes nyes-nyes.

"Zefa mau ya temenin gue," bujuk Sekala.

"Kan gue udah bilang gak boleh ferguso!" sahut Yeza.

Zefa pun mulai pusing. "Gue gak kenal lo siapa jadi sepertinya gak bisa." ucap Zefa menolak ajakan Sekala.

"Nah kan sakit udah kek mas kunto aja, saaaaakiitt haaaatii ku wowooo ooo," ledek Yeza lalu menarik tangan Zefa pergi menjauh meninggalkan Sekala yang udah menahal kesal.

"Shit." umpat Sekala yang masih bisa didengar Yeza.

"Untung lo tolak," kata Yeza kepada Zefa.

Zefa menaikan alisnya pertanda kebingungan. "Kenapa?"

"Kalo gak udah habis dia gue jadiin rujak santapan kakak gue." kata Yeza dengan wajah serius hingga membuat Zefa percaya.

"Kakak lo kanibal?" tanya Zefa dengan polosnya.

Sontak Yeza yang mendengar pertanyaan dari Zefa itu pun langsung tertawa terbahak-bahak hingga orang-orang yang berada disekitar malah memusatkan tatapan kepada mereka.

Yeza mencoba mengontrol tawanya. "Hadeh lo polos apa bego sih. Keknya lo keseringan makan dalgona makanya tu otak keputer-puter. Yakali kakak gue kanibal, gue tu cuma bercanda Zefaaaa," ucap Yeza menahan tawa nya agar tidak lagi pecah.

Zefa merasa malu dan menjadi kikuk. "Lagian sih lo ngomong kek serius betul." Zefa nyolot tak mau kalah.

"Kan gue bercanda Zefa, jadi orang tuh ya jangan terlalu serius napa ntr nih pipi melorot." tukas Yeza sembari mencubit geram pipi Zefa.

Seluruh tatapan tak suka mulai mengarah kepada Zefa sebab siapalagi jika bukan karena ia berdekatan dengan Yeza selaku primadona sekolah.

"Wah gila tu tatapan mereka kek mau nyantap lo Fa." ledek Yeza.

"Lama-lama lo yang gue makan!" ketus Zefa lalu pergi meninggalkan Yeza.

Zefa memilih untuk pergi ke perpustakaan sekolah siapa tau ia akan mendapatkan novel disana. Zefa bersyukur bahwa Yeza tak lagi mengikutinya hingga ia bisa aman tanpa ada tatapan-tatapan amarah yang di berikan kepadanya dari para fans Yeza.

Sesampainya di perpustakaan, terlebih dahulu Zefa membuka sepatunya lalu setelah itu ia masuk kedalam perpustakaan dan memilih untuk kebagian rak novel.

Tetapi entah mengapa tiba-tiba Zefa malah berjalan ke arah rak ilmu pengetahuan untuk mencari buku tentang puisi ataupun quotes hingga mata nya terhenti ke sebuah buku dengan judul "Jatuh dan Cinta" karya Boy Chandra.

Zefa mengambil buku tersebut lalu duduk disalah satu tempat membaca yang disediakan oleh sekolah.

Saat asik-asik nya membaca, Zefa dikagetkan dengan kedatangan Yeza yang langsung menyodorkan segelas es kopi.

"Nih kopi maksiat buat lo biar gak ngantuk," kata Yeza.

"Hah kopi maksiat?" tanya Zefa.

"Nama kopinya tuh kopi maksiat." lanjut Yeza.

"Kok lo bisa bawa masuk minuman kedalam perpus? emang nya gak kena marah?" tanya Zefa lagi lalu mengambil kopi itu dan meminumnya.

"Udah minum aja gapake nanya. Manis ga?" kata Yeza.

"Kopi kok manis— YEZA!" pekik Zefa pasalnya Yeza tak sengaja menyenggol kopi itu hingga tumpah. Untung saja tidak ada orang di dalam perpus selain penjaga perpus.

Tunggu?


Penjaga Perpus?

Aduh mampus.

"Gimana nih? tuh kopi tumpah di buku perpus lagi." kata Zefa bingung.


"Udah aman gak ada yang tau kok tu buku kena tumpah kopi." jawab Yeza dengan santai.


"Apa kena tumpah kopi?!" suara penjaga perpus terdengar.


"Hadeh Apes," gumam Yeza dan Zefa bersamaan sembari menepuk jidat mereka masing-masing.



***




Jangan lupa vote, komen dan follow.

LOFZEZA JOURNEY [END]Where stories live. Discover now