21. Galen

22 12 0
                                    

Jisya memasuki kelas dengan semangat. Bagaimana tidak, ia baru saja dari ruang guru tadi. Bertemu Miss Ana dan Miss Dara membahas tentang lomba modelnya yang akan dilaksanakan dua Minggu kedepan.

Bukan karena ia yang terpilih, gadis ini malah lebih bahagia karena masa vakum makannya akan segera selesai.

"JIIISYAAAAAA!!!"

Teriakan Yena membuat Jisya yang baru saja menginjakkan kakinya di dalam kelas menoleh.

"Acieeeee yang diutus nih yeee" pekik Hanin dengan nada menggoda.

Jisya mengerjap. Tambah melebarkan senyumnya. Ia berhenti di depan papan tulis.

Dengan senyum yang masih mengembang lebar. Jisya menundukkan kepala dengan tangan saling bertaut. Kata Hanna, ini hormat ala ala Korea gitu.

Di sudut kelas, Aryan bersama Juan yang tadinya bermain game memutar bola mata malas. Lagi mode alay mah, apa saja bisa gadis itu lakukan.

"Anjiiirr Sya. Lo yang kepilih, gue yang bangga banget. Padahal ini bukan the first loh. Astaga gini ya rasanya ortu yang bangga sama anaknya" celetuk Juyu yang melangkah mendekat pada Jisya.

"Idih bangga amat jadi emak emak" celetuk Candra.

Mendengar itu, Juyu berbalik. Menatap sinis Candra dari atas sampai bawah, lalu menggerakkan tangannya di leher dengan sadis.

"Astoge. Serem amat Ju. Pantesan tuh cowok cowok pada kabur diluan kalau ketemu ama lo" balas Candra sambil bergidik ngeri.

Tetapi kemudian berlari kencang ke luar kelas, saat Juyu mulai mengambil ancang ancang mengejarnya.

Jisya tak peduli banyak dengan pertengkaran dua temannya itu. Masih dengan senyum lebar, Jisya melangkah menuju ke mejanya.

Risya yang sedang duduk di kursi depan Jisya, berbalik semangat. Dengan tangan terangkat, menjabat tangan Jisya dengan senyum manis.

"Selamat Sya. Yuhuyy selamat selamat selamat" seru Risya riang kemudian tertawa kecil.

Eno di kursinya baru saja mau menghampiri gadis itu. Juga ingin mengucapkan selamat.

Tetapi tiba tiba Miss Dara dari luar melangkah masuk ke dalam kelas dengan cepat. Membuat keributan tadi langsung mereda, beberapa langsung berlari ke kursinya. Sedangkan sisanya memilih kursi terdekat dengan acak.

Dibelakangnya, terlihat pemuda berkulit putih memakai seragam berbeda dengan ransel tersampir di salah satu bahunya melangkah masuk ke dalam kelas 11 MIPA 1 ini.

Pandangan mata langsung mengarah pada pemuda itu. Atmosfer kelas tiba tiba berubah drastis karena kemunculan Miss Dara dan pemuda berkulit putih ini.

Pemuda itu sedikit membungkuk, kemudian menegak lalu menatap sekitar kelas. Ruang kelas dan wajah wajah yang akan menjadi teman sekelasnya.

"Eum....Hai. Nama saya Galen Rey Ardana, biasa dipanggil Galen" kata pemuda itu dengan santai dan senyum ramah.

Jisya mengangguk-agguk pelan. Aaa..... Sepertinya pemuda ini tipe ramah dan cepat akrab.

Dari pertama tadi raut wajahnya biasa saja justru terkesan santai dan tenang. Tak ada kesan kaku atau apapun itu khas murid pindahan.

"Galen, silahkan duduk di kursi yang kosong ya. Saya permisi, semoga kalian bisa cepat akrab" pesan Miss Dara kemudian berjalan keluar. Guru bahasa dan sastra ini tidak bisa berlama lama karena bell masuk sudah berbunyi. Dan juga Mr. Bambang sudah berada di depan kelas, menunggu giliran masuk.

"Oh iya" Sudah sampai di depan pintu, Miss Dara berbalik lagi. Menatap Jisya kemudian lanjut berbicara, "Jisya, kamu nanti antar Galen keliling sekalian ambil buku paket di perpustakaan ya"

MarigoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang