T I G A P U L U H S E M B I L A N

26.9K 4.7K 350
                                    

Apa-apaan ucapannya tadi. Apa dia sedang mencoba untuk menakut-nakutiku dengan membawa nama Javier? Jika benar begitu maka selamat! Aku takut, hiks.

Mungkin aku harus cepat-cepat kembali pada Romeo demi keselamatan hidupku. Jika aku terlalu lama berada di sini dan tak sengaja berpapasan dengan Javier maka fiks nyawaku akan melayang begitu saja. Ugh, segala hal tentang Javier selalu mengerikan. Aku tak dapat membayangkan apa yang terjadi jika aku terus-menerus berada di dekatnya.

"Kenapa kau murung?"

Aku menolehkan kepalaku ke arah Ainsley yang terlihat khawatir. Dia baik sekali, hiks. "Tidak apa-apa, hanya saja aku merasa rindu dengan tempat ini karena sudah dua bulan tidak kemari," alasanku.

"Apa kau mau pergi jalan-jalan ke sekitar sini?" tawar Ainsley yang sontak langsung kubalas dengan gelengan kepala. Kenapa? Ya jelas itu karena aku ingin mengurangi presentase kemungkinan kalau aku akan berpapasan dengan Javier di tengah jalan! Aku sama sekali tidak mau bertemu dengannya saat ini.

"Err … aku sedikit lelah, karena itu kurasa aku akan menghabiskan waktuku dengan keluarga saja, toh besok juga aku harus kembali lagi ke istana kekaisaran."

"Oh, okelah kalau begitu, ayo kita pulang."

=====

Dan …

AKU MENYESAL!

"AYAH KENAPA KAU MELAKUKAN INI PADA KAMAR PUTRI SEMATA WAYANGMU!"

Sumpah demi apa?! Aku baru dua bulan meninggalkan tempat ini, dan bisa-bisanya si ayah menyebalkan ini malah mengubah kamar indahku menjadi sebuah GUDANG! Apa segitu tidak sayangnya kah dia padaku hah?!

Sakit ati, cuy.

"Kan sudah pernah kubilang, kau meninggalkan rumah terlalu lama. Karena itu, demi menghemat ruang, aku dan Evan sepakat untuk mengubah kamarmu untuk menjadi tempat menaruh barang."

Utututu gemesnya, rasanya ingin sekali deh aku jewer telinga nih dua orang paling menyebalkan seantero jagat raya. Untung keluarga sendiri ye, kalau bukan maka fiks sudah kulempar mereka dari atap rumah besar ini. Bisa-bisanya mereka menggunakan kata 'menghemat ruang' untuk rumah sebesar ini hah!

"Tetapi, tenang saja, Adikku." Aku menoleh ke arah kakakku yang sedang menepuk pundakku. "Kakak akan tidur di kamar ayah, kok. karena itu kau boleh tidur di kamar kakak untuk malam ini."

MALAIKATKU!

"Huwa … kakak baik sekali padaku! Kau malaikat! Terima kasih banyak, Kak!" teriakku yang langsung menyambar kakakku dan memeluknya dengan sangat era—

"Eh, tapi kamar kakak perapiannya sedang tidak berfungsi, jadi semangat ya!"

FIKS DIA SETAN!

KELUARGAKU ISINYA SETAN SEMUA!

Ah sudahlah, toh aku sudah tahan tinggal selama bertahun-tahun dengan keluarga bobrok ini, dan selama bertahun-tahun itu juga aku tak pernah mengalami yang namanya kewarasan di dalam keluarga ini. Jadi aku sudah terbiasa. Sudah ada satu kalimat yang tertanam di otakku.

Mereka semua licik! Sangat licik! Wajah mereka memang sangatlah tampan bak malaikat, tapi sifat mereka setan sekali.

"Ekhem!" deham ayahku. Aku sontak menoleh dan menatap pria itu dengan tatapan bertanya. "Apa hubunganmu dengan Javier telah sepenuhnya kandas?"

Astaga, kenapa harus Javier lagi. "Aku sudah tidak memiliki hubungan apa-apa lagi dengannya, Ayah. Memangnya ada apa?"

Ayahku mengambil cangkir tehnya lalu menyeruput teh tersebut sebelum akhirnya dia kembali melanjutkan ucapannya. "Beberapa minggu yang lalu, dia datang kemari dan memberikan banyak sekali perhiasan unt—"

Romeo, Take Me! [END]Where stories live. Discover now