D U A P U L U H T U J U H

34.6K 7K 610
                                    

Romeo mempercepat langkah kakinya, tangan kanannya bergerak meraih pinggang gadis tersebut kemudian tangan kirinya ia gunakan untuk menghempas jauh-jauh tubuh pria yang sudah berani-beraninya menyentuh gadis tersebut.

Javier terhempas mundur saat merasakan seseorang mendorongnya dengan begitu kencang. Matanya menatap tak percaya kepada Romeo yang sedang memeluk Valerie dengan begitu eratnya. Mata Romeo menatap Javier dengan tatapan yang sangat menyeramkan, dan Javier mengernyit heran ke arah pria tersebut.

Tak lama kemudian, sebuah suara bagai memadamkan rasa marah pria tersebut.

"Romeo, apa ini kau?" Seketika Romeo langsung tersenyum manis saat mendengarnya. "Ah, atau kau adalah Javier." Dan dalam sekejap senyumannya itu kembali luntur.

Dia berdecak kesal kemudian mencubit gemas hidung Valerie yang sedang menatap sendu ke arahnya. "Jangan mengucapkan nama pria lain di hadapanku, sudah cukup kau berulang kali membuatku kesal dengan Ainsley, dan sekarang jangan buat aku menambah rasa kesalku."

Valerie terkejut mendengar jawaban tersebut, seketika senyuman lebar tampil di bibirnya, dan ia memeluk erat Romeo yang berada di hadapannya saat ini. "Akhirnya aku bertemu denganmu juga, sekat itu benar-benar menyebalkan," ucapnya.

Dan sekarang, Valerie akhirnya dapat mengucapkan selamat tinggal kepada pikiran jernih yang sudah dengan susah payah ia coba untuk pertahankan. Dirinya telah bertemu dengan orang yang dapat di percayanya, karena itu sekarang ia dapat menjadi lebih tenang.

Romeo terdiam dan menatap lama ke arah Valerie yang memeluknya erat serta mengeluskan kepalanya pada dada bidangnya. "Kurasa kau harus sering-sering mabuk, Valerie. Kau menjadi sangat manja," ucapnya blak-blakan yang untung saja tidak di dengar gadis itu.

"Kau harus memberiku jaminan, Romeo," gumam Valerie.

Romeo tersenyum mendengar hal tersebut, dia mengecup singkat pucuk kepala Valerie kemudian berkata, "Ya, besok aku akan memberikan jaminanku kepadamu."

Dia mengangkat Valerie, dan menggendongnya dengan kedua tangan. Baru saja dirinya hendak melewati Javier untuk pergi ke pintu keluar ballroom, tiba-tiba sebuah suara datang menginterupsi.

"Permisi yang mulia Kaisar, tetapi saya ingin bertanya mau anda kemanakan tunangan saya?"

Seketika langkah kaki Romeo langsung berhenti, dia membalikkan badannya dan menatap Javier yang sedang memasang senyum liciknya. "Ada apa? Apa Anda ingin langsung merebut tunangan saya dihari pertama penobatan sebagai kaisar?" ucapnya.

"Kau tunangannya?" Javier membalas pertanyaan Romeo dengan sebuah anggukan kepala. "Sudah berapa lama kalian bertunangan?"

"Kami baru bertunangan kemarin."

Romeo menatap Javier dengan tatapan dinginnya, wajahnya itu menampilkan ekspresi yang sangat datar meski sebenarnya otaknya sedang berusaha untuk menahan emosi serta memikirkan alasan.

"Dia adalah guruku dulu, karena itu aku akan memberikannya jaminan sebagai hadiah. Kemudian, besok aku akan memberikan jaminannya, untuk malam ini aku akan mengijinkan kalian berdua untuk tinggal di kerajaan ini," ucap Romeo.

"Ah, tambahan. Dengan kamar yang terpisah, tidak ada cerita kalian akan tidur dalam satu ruangan," tambah Romeo.

Javier terkekeh pelan. "Tidak Yang Mulia, saya merasa sungkan menerima pemberian Kaisar, karena itu biarkan saya dan Valerie menginap di penginapan saja," sahut Javier yang membuat Romeo semakin mempererat dirinya dengan Valerie seakan-akan tidak ingin melepas gadis itu.

"Ini adalah bentuk apresiasiku pada guru masa kecilku, karena itu saya harap Duke Javier tidak menolaknya atau saya akan merasa tidak enak pada kalian."

Romeo, Take Me! [END]Where stories live. Discover now