T I G A P U L U H T U J U H

29.5K 5.4K 269
                                    

Hari yang baru kembali dimulai. Aku menatap Romeo yang sedang sibuk dengan pekerjaannya sebagai kaisar saat ini. Dia tetaplah kaisar yang bijaksana dan sangat pintar, lihatlah bagaimana orang-orang mulai mengaguminya sebagai kaisar hebat saat ini.

Tetapi semakin hebat dia, semakin tak layak posisiku di mata rakyat karena bangsawan kecil sepertiku bisa menjadi tunangan dari seorang kaisar sehebat dia. Tapi ya sudahlah, lebih baik seperti ini dibandingkan penolakanku nanti malah harus membuat Romeo lepas tangan dari posisinya hanya karena masalah ingin bersamaku.

Lebih baik aku menanggung cemoohan orang-orang itu dengan hati tabah saja deh, lagi malas buat onar, kalau buat onar nanti yang tercoreng nama Romeo juga.

Aku menatap ke arah langit mendung di luar jendela ruang kerja Romeo. Hm, entah kenapa tiba-tiba aku merindukan keluarga gesrekku itu. Mungkin sudah waktunya aku kembali untuk bertemu dengan mereka.

"Romeo," panggilku yang dibalas dengan anggukan kepala darinya. Meski begitu, dia sama sekali tak mengalihkan pandangannya dari tumpukan pekerjaan itu, belakangan ini tampaknya pekerjaannya semakin banyak karena musim hujan sudah tiba. Aku merasa iba melihat Romeo yang belakangan ini nyaris tidak pernah tidur karena mengerjakan berkas-berkas itu.

"Aku mau pulang sebentar ke rumahku di kerajaan Weinz, apa boleh?" tanyaku. Seketika tangan Romeo berhenti menulis, dan dia menoleh ke arahku. "Hanya lima hari saja kok, aku janji. Lagi pula aku tak mungkin meninggalkanmu terlalu lama saat kau saja tidak bisa makan dan tidur secara teratur seperti ini," tambahku.

"Hm, aku ikut."

"Romeo, kalau kau ikut lalu bagaimana dengan pekerjaanmu. Aku berjanji akan pulang dua hari kemudian, jadi tenanglah," ucapku. Demi apa dia sudah memiliki pekerjaan sebanyak ini dan aku tak mau memberi dia tambahan pekerjaan lagi.

Romeo menghela nafas berat, dia bangkit berdiri kemudian berjalan mendekatiku. "Apa kau yakin mau pulang sendirian?" tanyanya yang kubalas dengan anggukan kepala. "Lalu bagaimana kalau tiba-tiba ada bahaya di tengah perjalanan, apa yang akan kau lakukan?"

"Tentu saja melawan!"

Romeo mendengus geli saat mendengar jawabanku. Dia mencubit hidungku kemudian mengecup singkat dahiku. "Ya, pergilah. Aku akan mengirimkan pengawal untuk mengantarmu sampai tujuan, tapi ingat ya, aku hanya mengijinkanmu pergi untuk dua hari. Hanya! Dua! Hari! Kalau sampai lebih maka aku akan marah padamu, dan tidak menerima segala bentuk permintaan maaf darimu."

Eum, dua hari ya. Kalau dua hari, lalu dikurangi dengan waktu perjalanan pulang perginya, itu berarti aku hanya akan berada di rumah selama satu hari saja. Ya, kurasa itu lebih baik dibandingkan tidak pulang sama sekali.

Aku terkekeh kecil mendengar ucapannya itu. "Tentu saja! Aku akan kembali dalam dua hari jadi tenanglah," ucapku senang. Romeo tersenyum sambil menganggukkan kepalanya, setelahnya, dia mengelus lembut puncak kepalaku.

"Ah, aku ada sesuatu untukmu, tunggu sebentar," ucapnya tiba-tiba. Dia berjalan menuju laci meja kerjanya, kemudian mengambil sebuah kotak kecil, dan menyembunyikannya di balik badannya.

"Apa itu?"

"Tebak."

Buset dah, ini kenapa jadinya malah main tebak-tebakan. Aku terdiam kemudian berpikir keras. Hal apa yang akan diberikan Romeo padaku, astaga! Jangan bilang kalau dia memberikanku boneka berhantu atau benda-benda aneh seperti boneka santet?!

Eh, tapi emangnya di sini ada santet ya? Ada-ada aja deh aku ini. "Eum, mainan? Boneka? Atau buku cerita?" tebakku yang malah dibalas dengan dengusan pelan olehnya. "Kenapa? Apa aku salah menebak?"

"Kau itu umur berapa? Ya kali aku memberimu hadiah boneka, mainan, dan buku cerita. Sudahlah, kau berdiri diam di sini, biar aku saja yang melakukannya," ucapnya tiba-tiba yang kubalas dengan tatapan bingung.

Romeo berjalan melewatiku, dan aku hanya bisa berdiri diam di tempatku seperti apa yang di katakan oleh Romeo. Tiba-tiba, aku dapat merasakan tangannya yang menyingkap surai merahku, dan membuat leherku dapat merasakan hawa dingin di ruangan ini.

Aku sontak menoleh ke belakang untuk melihat apa yang terjadi, namun Romeo tak mengijinkanku, dia mengarahkan kepalaku agar kembali menatap lurus ke depan. "Hei, apa yang sedang kau lakukan?" tanyaku.

"Diamlah."

Tiba-tiba aku dapat melihat sebuah kalung berlian indah yang dipasangkan oleh Romeo di leherku. Kalung tersebut memiliki rantai yang terbuat dari emas putih, dan liontinnya pun berbentuk tanaman merambat yang terbuat dari berlian.

Setelah memasangkan kalung tersebut, aku dapat merasakan kecupan singkat di leherku, sebelum akhirnya tangannya itu melingkari pinggangku. "Untuk saat ini, aku baru akan memberikanmu kalung ini, suatu saat aku akan memberikan sisa barang yang lebih berharga di dalam kotak itu," ucapnya.

Demi apa masih ada lagi?! Kalung yang dia berikan ini saja sudah menjadi barang paling mahal yang pernah kupakai di dua kehidupanku, lalu sekarang dengan gampangnya dia berkata kalau masih ada barang yang lebih berharga lagi yang ingin di berikan kepadaku?

Mana aku ga pinter jaga barang lagi, kalau sampai hilang kan berabe jadinya, hiks.

"Jangan kau hilangkan," ucapnya tiba-tiba yang sontak membuatku terkejut. "Aku tahu kau sering sekali menghilangkan barang, jadi jangan sampai kau menghilangkan yang satu ini juga."

Aku terkekeh kecil saat mendengar kalimatnya itu. Ya walaupun aku tak yakin bisa menyimpannya dengan baik atau tidaknya sih, tapi mungkin aku akan terus memakainya agar dia tidak hilang. "Aku akan terus memakainya, jadi tenang saja," sahutku.

Dia menumpukan kepalanya pada sela leherku kemudian menatap ke arah jendela. "Jangan lupa sampaikan salamku pada ayah mertua."

"Cih, menikah saja belum."

"Hm, akan. Secepatnya."

=====

Hoho, mari kita menikmati keuwuan dulu di saat-saat seperti ini sebelum si akang konflik muncul.

Olaa~

Buat kalian yang sulit membayangkan kalung pemberian Romeo ke Valerie, monggo bisa di cek foto berikut ini yaw~

Buat kalian yang sulit membayangkan kalung pemberian Romeo ke Valerie, monggo bisa di cek foto berikut ini yaw~

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.


Ya kira-kira beginilah bentuk kalung pemberian Romeo kepada Valerie wkwkwkwk.

Oh iya, mau ngingetin …

BESOK SENIN GAES

Nah udah itu aja, semangat buat yang PAS hari senin yaa, semoga nilainya bagus-bagus. Aminnn >_<

Terima kasih banyak buat kalian yang meluangkan waktu untuk membaca cerita ini, kalau ada salah kepenulisan mungkin boleh minta koreksinya, jangan lupa vote dan commentnya yaa...

Sampai jumpa!

Romeo, Take Me! [END]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon