D U A P U L U H D U A

33.9K 7K 381
                                    

Javier Martinez Devanso. Dia adalah dalang dari konflik dalam ceritaku itu. Aku ingat sekali tokohnya yang sangat tertarik dengan surai merah si tokoh utama yaitu Viona. Saking tertariknya, dia sampai bersekutu dengan si tokoh antagonis wanita untuk membunuh Viona dan mendapatkan surai merah gadis itu.

Dia adalah peringkat pertama orang yang harus kuhindari di dunia ini! Tapi kenapa sekarang aku malah harus terlibat dengannya astaga! Sudah cukup aku yang memiliki perasaan aneh kepada Romeo, dan sekarang aku malah harus terikat dengan si tokoh antagonis ini?

Dan asal kalian tahu juga, prajurit yang salah sasaran saat membunuhku di cerita itu tak lain dan tak bukan merupakan suruhan dari pria yang sedang tersenyum manis di hadapanku saat ini.

Ah, aku ingat, dia memiliki sifat yang sangat obsesif. Hal apa pun yang dia inginkan di dunia ini harus menjadi miliknya, entah jika barang tersebut masih hidup atau tidak, dia akan selalu mengejar barang tersebut meski harus membunuh pemilik dari barang tersebut.

Dan kalian bayangkan saja jika aku sampai terikat dengan orang seperti ini. Hih, hidupku akan berada di ujung tanduk setiap saat. Untuk saat ini biarkan aku sebisa dan sesegera mungkin kabur dari sini, tidak lucu kalau ada barang milikku yang sampai memikat perhatiannya.

Eh tapi jika dia tertarik dengan barang milikku maka aku akan langsung memberikannya sih, hidupku lebih berharga dibandingkan perhiasan-perhiasan mahal ini.

"Hei, aku suka jarimu."

JEDER!

APA INI ANCAMAN PEMBUNUHAN?!

"E-Eh, aku bisa memberikanmu perhiasan apapun asal tolong jangan ambil jari-jariku!" gugupku. Ya bagaimana tidak gugup coy! Depanku ini psikopat keji yang sekali menginginkan suatu hal maka pemiliknya bisa langsung dibunuh loh!

"Hah? Aku tidak ingin mengambil jarimu kok," ucapnya. "Kalau saja ada yang kuinginkan darimu, itu adalah hatimu."

ANJIR WOY KOK MAKIN SADIS!

"Ti-Tidak, ku-kumohon ja-jangan mengambil hatiku, kalau kau mengambil jariku aku masih dapat hidup tanpa jari, tapi jika kau mengambil hatiku maka aku akan langsung mati, tuan Javier," mohonku. Demi apa kehidupanku yang tenang kenapa jadi seperti ini sih, hiks.

"Ah, kau tak menangkap maksudku rupanya, selain itu kenapa kau mengucapkan kalimat seperti itu sih? Memangnya aku habis membunuh siapa di sini?"

Iya, kau akan membunuhku di masa depan nanti wahai tuan Javier. Ukh, aku harus segera pergi dari sini sebelum ikatan kami berdua semakin dalam. Tapi bagaimana caranya ya, hm ada sih satu-satunya cara, kuharap aku cukup ahli dalam melakukan hal ini.

"Aduh perutku sakit," rengekku yang berpura-pura kesakitan sambil memegangi perutku sendiri. "Javier kurasa aku harus kembali ke kediamanku, perutku sangat sakit dan aku harus segera pergi menerima panggilan alam!"

"Eh, tapi di sini juga ada kamar mandi kok." Ish! Sudahlah Javier lepaskan saja orang malang ini, tak bisakah kau membiarkanku pulang dengan tenang, hiks.

"Tidak bisa, aku malu jika diluar, jadi aku harus pulang sebelum aku pingsan karena menahan rasa sakit ini," ucapku yang mulai bangkit berdiri dari kursiku dan meraih dompet kecil yang kubawa. "Kalau begitu aku permisi dulu dan sampai jumpa! Jangan pernah mencariku lagi ya, dah!"

Aku segera berlari keluar dari restoran itu sambil sesekali menoleh ke belakang untuk memastikan kalau si Javier tidak mengikutiku secara diam-diam. Setelah berada di luar restoran tersebut, akhirnya aku dapat berhenti berlari dan menghembuskan nafas lega.

Akhirnya aku berhasil kabur dengan organ tubuh lengkap!

Hah, padahal tadi aku sudah berniat untuk memberikan jariku kalau dia benar-benar tidak akan membiarkanku pergi. Tapi syukurlah karena sekarang aku berhasil keluar dari kandang singa itu dengan tubuh yang masih sehat semua tanpa kehilangan satu fungsi organ sama sekali.

Aku akhirnya kembali berjalan dengan santainya menuju tempat dimana Ainsley pergi melihat-lihat senjata. Di sana aku berdiri menatapi pria itu yang ternyata masih belum selesai dengan urusannya dalam memilih senjata. "Kenapa kau lama sekali?" tanyaku yang mulai lelah menunggunya.

"Kau bilang ingin mencari buku bacaan, kukira kau akan berlama-lama di perpustakaan tapi kenapa sekarang kau cepat sekali datang kemari hah?" ketusnya.

Astaga nak Ainsley, tak tahu kah kau kalau aku baru saja menemui titik hidup dan matiku hanya karena bertemu dengan seorang pria psikopat gila yang tiba-tiba mengajakku bertunangan hanya karena sebuah kata pujian hah?

Ah sudahlah, aku tidak bisa terlalu lama berdebat dengan Ainsley, tadi aku kabur sebelum berhasil makan makanan di restoran itu, dan sekarang kepalaku terasa sangat pusing jika harus mengingat kejadian tadi pagi. Sebaiknya jangan mengungkitnya lagi dibandingkan aku pingsan di tempat.

"Hei, kenapa kau terlihat pucat?"

Ainsley meletakkan pedang yang dipegangnya kemudian berjalan ke arahku dan menangkup pipiku dengan tangan kanannya. Aku menggelengkan kepalaku, dan melambaikan tanganku di depan matanya. "Tidak, aku tak apa, kau cepat selesaikan urusanmu lalu kita kembali bersama," ucapku.

=====

Yap! Setelah kembali ke rumah lalu makan dengan begitu rakusnya, aku pun tertidur pulas tadi malam. Dan sekarang, tubuhku ini menjadi terasa sangat sehat. Aku berjalan dengan penuh gembira menuju dapur, namun suara pada pelayang yang sibuk berbisik itu sontak menghentikan langkah kakiku.

"Hei, kudengar kaisar baru itu akan dinobatkan beberapa hari dari sekarang," bisik salah satu dari mereka. "Tapi tampaknya bangsawan yang boleh melihat acara penobatan kaisar itu hanya bangsawan yang berstatus duke dan raja."

"Sebentar, kalian bilang hanya keluarga kerajaan dan duke yang boleh melihat acara itu?" selaku. Sontak para pelayan itu langsung terkejut dan menunduk ke arahku. Ya bodoh amat kalian mau menunduk atau gimana aku tak peduli karena yang kupedulikan saat ini adalah berita itu.

"Iya nona, saya membacanya dari surat kabar."

Argh! Aku tak terima dengan pembatasan status bangsawan ini! Aku harus melihat acara penobatan muridku meski hanya sekilas!

Tunggu aku, Romeo!

=====

Selamat siang, selamat beraktivitas dan semoga harimu menyenangkan 🍀

EAKKK PUITIS BANGET BEUH

Dah ah, udah siang mangkanya level bobroknya meningkat (≧▽≦)

Terima kasih banyak buat kalian yang meluangkan waktu untuk membaca cerita ini, kalau ada salah kepenulisan mungkin boleh minta koreksinya, jangan lupa vote dan commentnya yaa...

Sampai jumpa!

Romeo, Take Me! [END]Where stories live. Discover now