D U A P U L U H S A T U

34.4K 7.3K 624
                                    

Valerie mengajak Javier untuk masuk ke dalam perpustakaan tersebut. Ia berjalan menghampiri salah satu rak di perpustakaan yang dikhususkan untuk buku-buku novel. "Kau tunggu di sini, aku akan mengambilkan beberapa buku yang menurutku seru untuk dibaca," ucapnya percaya diri.

"Memangnya kau tahu tema cerita macam apa kesukaanku itu?" tanyanya.

Valerie membalasnya dengan senyuman bangga. "Oh tentu saja, pria sepertimu pasti suka dengan novel-novel aksi yang penuh petualangan kan, aku tahu itu karena rata-rata pria suka dengan novel seperti it—."

"Aku suka novel dewasa."

Dalam sekejap Valerie langsung terdiam dan menatap Javier dengan tatapan tak percaya. Dia menganga dengan tidak elitnya. "Ka-Kau su-suka no-novel de-de-dewasa!" ucapnya yang karena saking kagetnya sampai-sampai bahasanya menjadi belepotan.

"Kenapa? Kau tak percaya? Perlu aku tunjukan buku-buku koleksiku di rumah?"

"AH TIDAK PERLU!" Valerie tersenyum canggung sambil melambaikan tangannya. "Y-Ya karena aku tidak ahli dalam membaca novel seperti itu maka aku pergi saja dulu, tu-tuan silahkan ca-cari buku anda sendiri," ucap Valerie yang perlahan mulai mengambil langkah mundur.

Tapi Javier mengerti akan hal itu dan dia sontak menahan pergelangan tangan Valerie. "Kau mau pergi kemana? Kau bilang kau akan memberikanku rekomendasi buku-buku bagus, tapi sekarang kau malah pergi," ucapnya dengan senyuman bangga.

"Arghh! M-Ma-Maaf tu-tuan, aku tak membaca novel dewasa jadi permisi dan sampai jumpa!"

"Tenang saja, aku berbohong kok."

Oke, Valerie kembali menghentikan langkahnya dan berbalik menatap kesal kearah seorang pria yang sedang memasang senyum jahilnya. "Kau bermain-main denganku barusan?" ucap Valerie yang tak percaya dengan indra pendengarannya sendiri.

"Aku hanya ingin mengujimu saja kok, kukira kau tiba-tiba mendekatiku untuk modus karena kau terpikat dengan tampang rupawanku ini. Lalu setelah berhasil menarikku, kau akan mulai melakukan hal yang aneh-aneh kepadaku, tapi tampaknya kau polos deh."

Valerie POV

Sumpah ini orang kepedean banget deh. Eh, tapi memang tampangnya rupawan sih, jadi ini masuk ke dalam hitungan atau tidak ya? Ah kuanggap masuk saja hitungan saja deh. "Kau kepedean sekali ya," ketusku.

"Pede?"

Ehm, aku baru ingat kalau dia tidak akan mengerti maksud. Kalau begitu seperti biasanya, mari kita ubah makna dari kata-kata itu. "Iya, pede, astaga! Apa kau tidak tahu arti dari kata itu?

"Apa? Aku tak pernah mendengarnya tuh."

"Itu artinya kau sangat tampan! Jadi saat aku bilang kalau kau kepedean itu artinya wajahmu ketampanan! Kau sangat tampan tuan muda!" Hm, makan tuh kata-kata sindiran yang kuubah artinya menjadi pujian, mungkin bagi dia ini terdengar baik, tapi bagiku ini terdengar sangat lucu.

"Ah begitukah, kalau menurutmu aku tampan bagaimana kalau aku melakukan pertunangan denganmu saja? Bagaimana?"

Hah? Gimana-gimana? Telingaku tiba-tiba merasa tuli saat mendengar ucapannya itu. Demi apa dia mengajakku bertunangan hanya karena sebuah kata pujian saja. "Apa kau masih waras?" tanyaku yang tak mengerti sama sekali dengan pola pikirnya.

Dia tiba-tiba menarik tanganku, dan mengajakku berlari keluar dari perpustakaan itu. Aduh, mana si Ainsley lagi pergi lihat-lihat toko senjata, kalau pria asing ini mengajakku ke tempat aneh bagaimana dong?

Eh, tapi sekarang dia mulai memasuki sebuah restoran mewah, dan menyuruhku duduk. Tunggu-tunggu, kenapa ini? Kok aku malah diajak makan di restoran mewah? Apa ini cara pendekatan di dunia ini?

"Baik, kau mau makan apa? Aku akan membayar semuanya untukmu."

Eh? Keberuntungan dong ini. "Apa kau yakin?" tanyaku sambil tersenyum meremehkan ke arahnya. Dia membalas ucapanku dengan menganggukkan kepalanya. Yap! Ini memang keberuntunganku berarti.

Pelayan akhirnya datang untuk mencatat pesanan kami, dan karena aku ditraktir, maka jangan salahkan aku kalau aku tak sungkan. "Saya mau pesan ini, ini, ini, dan ini semua variannya ya, lalu jangan lupa dengan udang dan lobsternya, kepiting, steaknya, dan untuk dessert bawakan kue yang masih pen—."

"Bentar! Apa perutmu muat?!"

"Muat kok, kenapa?"

"Ah, ya sudah, lanjutkan lagi saja kalau begitu," ucapnya lesu.

Ohohoho, kau pasti menyesal karena sudah membawaku ke restoran mewah seperti ini dan malah berkata ingin mentraktirku. Maaf sekali, tapi inilah alasan kenapa tidak pernah ada pria yang berani mendekatiku di kehidupan sebelumnya.

Aku menghela nafas panjang setelah berpikir kalau pesananku ini terlalu banyak. Palingan juga nanti aku bungkus beberapa, kemudian akan aku bawa pulang ke kediamanku untuk membagi-bagikannya pada beberapa pelayan yang baik padaku.

"Jadi, ayo kita saling mengenal lebih dekat," ucapnya sambil bertopang dagu, dan menatapku dengan iris hijaunya. Bibirnya tersenyum tipis, astaga gantengmu overdosis woy! Tapi bagiku mah tetap saja masih jauh tampanan Rome—. KENAPA DIA LAGI ASTAGA!

"Namamu siapa?" tanyaku.

"Hm, kau tak mengenalku? Padahal dulu kita sudah pernah bertemu beberapa kali loh." Ya jelas aku tak mengenalmu, asal kau tahu aku ini bukan Valerie yang sesungguhnya melainkan orang lain yang malah tiba-tiba masuk kedalam tubuh gadis malang ini, cih.

"Maaf, otakku sedikit kesulitan dalam mengingat wajah orang," alasanku.

Pria itu mendengus pelan kemudian menaikkan salah satu tangannya, kali ini dia bertopang dagu dengan kedua tangannya, dan menatapku dengan lebih intens lagi. Bibirnya itu tersenyum manis, dan dia berkata,

"Oke, kalau begitu ingatlah namaku ini baik-baik. Aku adalah Duke Javier Martinez Devanso."

Bentar, lagi-lagi nama yang tidak asing...

Martinez...

Javi—. JAVIER?!

"KAU PENJAHATNYA?!"

"Hah? Apa salahku?"

=====

HAYO NGAKU SIAPA IMPOSTOR-NYA!

Parah ane suka mah ni game 🤭

Kesian banget Javier ga tau apa-apa malah dibilangin penjahat sama si Valerie wkwkwk.

Oh iya, suprise-nya tunggu sebentar ya soalnya aku masih ada urusan sebentar, nanti kalo suprise-nya dah muncul pasti bakalan aku tulis di papan pesan kok~

Terima kasih banyak buat kalian yang meluangkan waktu untuk membaca cerita ini, kalau ada salah kepenulisan mungkin boleh minta koreksinya, jangan lupa vote dan commentnya yaa...

Sampai jumpa!

Romeo, Take Me! [END]Where stories live. Discover now