T I G A B E L A S

35K 7.7K 906
                                    

G-Gi-Gila! Ini semua gila! Demi apa Romeo baru saja memotong jari telunjuk anak itu tepat di depan mata kepalaku sendiri! Belum lagi darah yang menyiprat dari jari tersebut mengenai kulit pipiku.

"RO-ROMEO MEMOTONG JARI HIDRAN DENGAN PEDANG KAYUNYA! KITA HARUS MELAPORKAN INI PADA ORANG TUA HIDRAN!"

Tunggu-tunggu, kenapa jadi seperti ini? Aku tidak menyangkal kalau Romeo memang salah karena sudah memotong jari anak bernama Hidran itu. Tapi tak sadarkah kalian kalau kalianlah yang memulai peperangan ini duluan? Astaga anak-anak ini bodoh semua.

"Hei apa kalian lupa kalau aku melihat semua kejadiannya juga?" sinisku yang sontak membuat anak-anak itu terdiam. "Kalau kalian berani menyalahkan segalanya pada Romeo maka aku tidak akan sungkan-sungkan bercerita kalau kalian berniat untuk menyentuhku tadi." Uh, ambigu sih, tapi tak ada cara lain.

Mereka semua terdiam dan saling berpandangan satu sama lain. Saat ini, satu-satunya hal yang dapat didengar hanyalah suara erangan kesakitan Hidran yang kehilangan salah satu jarinya akibat ulah dari Romeo, aku sungguh tak menyangka kalau dia bisa sekejam ini pada orang lain.

Pergelangan tanganku tiba-tiba terasa seperti di cengkram oleh seseorang, dan pelakunya adalah Romeo. "Tidak usah pedulikan mereka, ayo kita kembali," ucapnya singkat sambil menarik pergelangan tanganku.

"Tunggu dulu Romeo, kalau kita meninggalkan seperti ini nanti mereka akan mengalahkan segalanya kepadamu!" ujarku yang sedang berusaha meronta dari cengkraman tangannya itu. Tapi Romeo tak merespon dan tetap menarikku pergi.

"Romeo!"

Akhirnya dia menghentikan langkahnya. "Apa pedulimu hah? Tak usah pedulikan aku, dan pedulikan saja hidupmu sendiri," cetus pria itu seenak jidat, dia kira aku rela melihat orang-orang seperti itu menindasnya hah? Jelas tidak rela lah!

"Itu adalah kewajibanku sebagai gurumu, karena itu sudah sewajarnya bagiku untuk membelamu jika kau ditindas oleh orang lain. Selain itu kau juga tidak salah sepenuhnya, mereka juga salah jadi aku tidak dapat mentolerir kalau mereka main menimpakan segala kesalahan padamu!"

"Hm, kau berisik sekali. Kau bilang kalau dirimu itu adalah guruku, lalu sekarang katakan padaku berapa umurmu?"

Eh? Kok tiba-tiba malah bahas masalah umur? Ya sudahlah jawab aja deh. "Sebelas tahun," sahutku.

"Hm, aku lima belas, kita hanya terpaut empat tahun." Ahahaha, memang sudah keahlianku untuk menebak umur seseorang, demi apa aku merasa bangga sekali, duh. "Lalu apa menurutmu wajar kalau misalnya seorang murid jauh lebih tua dibandingkan gurunya sendiri?"

"Eum, tidak pernah sih, namun apa salahnya mencoba?" jawabku lagi.

Romeo mendengus pelan kemudian kembali melangkah maju, namun kali ini dapat kurasakan cengkraman tangannya yang sudah tidak seerat sebelumnya, kali ini cengkeramannya itu lebih terasa seperti menggenggam dibandingkan mencengkeram. "Terserahmu saja, aku akan ikut apa kata guruku yang satu ini," sahutnya.

"Jadi kau mengakuiku sebagai gurumu sekarang?"

"Hm."

"Eh? Jadi itu artinya iya, atau tidak?"

"Hm."

"Serah kau lah."

=====

Kami berdua akhirnya kembali ke rumah Romeo, dan melihat sosok Ainsley yang malah sedang asik tertidur di atas sofa ruang utama rumah tersebut. Astaga, dia bilang cuma sebentar tapi ternyata oh ternyata. Namun aku tak rela membangunkannya juga sih, dia terlihat kelelahan.

"Kau tak akan membangunkannya? Atau aku saja yang membangunkan dia sekarang?" tanya Romeo.

Aku menggelengkan kepalaku, dan menghembuskan nafas panjang. "Tidak, jangan bangunkan dia. Lihatlah wajah tidurnya, ia terlihat sangat kelelahan, dan kurasa kita harus biarkan ia tertidur untuk saat ini," ucapku.

Rahang Romeo entah kenapa tiba-tiba terlihat seperti mengeras. Dia menatap lama kearah lantai, dengan ekspresi wajah yang terlihat sedikit murung dan kesal. "Ada apa?" tanyaku.

"Kau dan dia, apa hubungan diantara kalian berdua?" tanyanya dengan nada bicara seperti orang yang kesal dan risih. Apa-apaan nada bicaranya itu? Dia terlihat seperti seseorang yang sedang berada dalam mood buruk.

"Aku, dan dia? Kami kan hanya sebatas majikan dan pengawal, bukankah kau sudah mengetahui perihal ini sejak lama? Untuk apa kau menanyakannya padaku lagi, hm?" heranku.

"Tidak apa."

Ada apa dengannya? Kenapa dia terlihat seperti tidak suka dengan hubunganku dengan Ainsley? Ah! Atau jangan-jangan dia iri karena Ainsley yang merupakan seorang pengawal, kalau begitu...

"Kalau kau ingin menjadi pengawal juga maka boleh saja kok," ucapku dengan nada senang. "Aku akan menjadikanmu pengawalku untuk dua tahun saja, sampai di usiamu yang ketujuh belas nanti, bagaimana?"

"Memang aku ada bilang ingin menjadi pengawalmu?"

"Loh, bukannya kau iri dengan Ainsley yang merupakan pengawalku pribadiku? Oleh karena itu, sekarang aku mengijinkanmu untuk merasakan menjadi pengawalku hanya untuk dua tahun ini juga."

"Terserah."

Lah? Kok nada bicaranya semakin terdengar tidak enak di telinga sih. Tadi dia masih terdengar seperti orang yang kesal, dan sekarang nada bicaranya malah berubah menjadi seperti orang yang sedang marah. Apa jangan-jangan dia memiliki kelainan nada bicara gitu?

"Tapi kenapa harus sampai usiaku tujuh belas?" tanyanya yang kubalas dengan tatapan bingung. "Maksudku kenapa hanya dua tahun? Kenapa aku tidak menjadi pengawal pribadimu untuk selamanya saja?"

Ahahaha, dia pasti sedang bercanda saat ini. Sayang sekali tapi kau tidak bisa nak, dua tahun dari sekarang kau akan dibawa oleh para prajurit kerajaan kemudian melakukan pembelajaran di kekaisaran untuk bisa menjadi kaisar yang sempurna. Selain itu...

"Dua tahun dari sekarang, aku harus pergi dari sini, dan kembali ke rumahku. Karena mau bagaimana pun, aku datang kemari dengan persetujuan tenggat waktu dari keluargaku, jadi aku tak bisa berlama-lama di sini."

"Hm, kalau begitu kau tidak boleh pergi."

"Hah?"

=====

Romeo: "Hm, kalau begitu kau tidak boleh pergi."

Me: "AKU GA AKAN PERGI DEMI KAMU SAYANG!"    //dibunuhValerie

fiks, kalo aku ga update cerita-ceritaku lagi itu artinya aku lagi masuk isekai ya kawan-kawan awokwokwok.

Terima kasih banyak buat kalian yang meluangkan waktu untuk membaca cerita ini, kalau ada salah kepenulisan mungkin boleh minta koreksinya, jangan lupa vote dan commentnya yaa...

Sampai jumpa!

Romeo, Take Me! [END]Where stories live. Discover now