D E L A P A N B E L A S

35K 7.8K 462
                                    

Yiruma - Kiss the rain [Bagi yang mau baca sambil denger playlist bisa denger ini ya, biar lebih dapat feel-nya]

Hari dan bulan kembali berlalu semenjak hari itu. Jujur saja hubunganku dengan Romeo malah semakin dekat semakin harinya, susah sekali bagiku untuk mempertahankan tujuanku. Tapi tetap saja aku harus mengutamakan akal sehat dibandingkan keinginan.

"Valerie!"

Hm, mulai kan. Aku menatap kearah tangan yang sedang membekapku dari belakang. Lihatlah dia yang semakin manja semenjak hari itu, padahal aku menolaknya secara frontal tapi kenapa dia malah menjadi semakin manja seperti ini padaku.

"Hei kau bau keringat," malasku sambil menyodorkan handuk putih kearahnya sekaligus mencoba melepaskan bekapannya itu. Ya walaupun jujur saja keringatnya itu tidak bau sama sekali sih, malahan wangi banget, ini orang mandi pakai apa ya sampai-sampai keringatnya malah wangi begini.

"Kalian kok mulai berani sekali ya sekarang, apa aku ada ketinggalan sesuatu?" tanya Ainsley yang sedang sibuk menyeka keringatnya dengan handuk.

Ahahah, ini sulit untuk dijelaskan.

"Aku menyuk—."

"Kami menjadi teman baik!" Sialan kau Romeo, untung aku cepat menangkap ucapanmu tadi. Bahaya sekali yang barusan itu. "Kami menjadi teman yang sangat baik karena itu kami terlihat lebih dekat belakang ini. Ya kan?"

"ROMEO! VALERIE! AINSLEY!'

Eh?

"ADA BANYAK SEKALI PRAJURIT KEKAISARAN YANG DATANG KEMARI!"

Tunggu-tunggu tapi...

"MEREKA MENCARI ROMEO!"

...kenapa secepat ini?

Tiba-tiba suara derapan kaki yang begitu kencang terdengar hingga ke telingaku. Aku menatap nanar kearah ratusan prajurit yang telah berbaris rapi di hadapan kami bertiga sambil menunduk hormat. Ah, tidak. Mereka semua menunduk kepada satu orang saat ini.

Romeo.

"Putra ketiga dari Kaisar Ludwig sang pemimpin kekaisaran Heinrich. Yang Mulia Romeo, anda dipilih sebagai penerus takhta kekaisaran," tegas salah satu prajurit itu yang dapat kutebak kalau dia adalah pemimpin dari mereka.

Romeo menatap bingung kearah prajurit tersebut, karena mau bagaimana pun dia sama sekali tak memiliki petunjuk mengenai asal-usulnya, dan hal yang sama juga terjadi pada para warga desa yang sangat shok mendengar pernyataan frontal ini.

"Sekarang harap ikut bersama kami." Prajurit itu mulai menarik Romeo untuk ikut bersama mereka, tapi Romeo malah berlari menghampiriku dan menggenggam erat tanganku. Hal ini entah kenapa terasa sangat menyakitkan, bukan rasa sakit pada tanganku yang digenggam erat, melainkan pada hatiku yang merasa tidak rela melepaskan Romeo.

Astaga perasaan yang aneh sekali, untuk apa aku memiliki perasaan seperti ini.

"Valerie, aku tidak mau," lirihnya yang bersembunyi dibalik punggungku. Pria itu menggenggam tanganku dengan sangat kuat, dan aku dapat merasakan tangannya yang gemetar hebat. Ah, dia sangat ketakutan saat ini, ternyata pria sadis sepertinya bisa merasa takut pada hal seperti ini ya.

Tapi Romeo, kau harus.

"Romeo, pergilah," ucapku. Pria itu sontak membelalakkan matanya, dan menatapku dengan sangat terkejut. Aku tahu kau kaget tapi inilah aku sebenarnya Romeo, kau telah mencintai orang yang salah. "Pergilah bersama mereka, itu takdirmu."

"Tapi Valerie aku tak ingin berpisah darimu!" Asal kau tahu Romeo, aku juga tidak ingin berpisah darimu. "Aku berjanji tidak akan bertindak yang macam-macam sebelum kau dewasa, tapi kumohon jangan membiarkan mereka membawaku!" pintanya.

Ini siapa yang sedang mengiris bawang sih, mataku terasa pedih sekali, dan kurasa tak lama lagi air mata akan segera tumpah dari pelupuk mataku.

Dengan cepat aku memeluk Romeo agar pria itu tak melihat air mata yang mengalir dari pelupuk mataku ini. Aneh sekali, kenapa aku harus menangis? Dari awal tujuanku adalah mempersiapkannya untuk menjadi calon kaisar, tapi kenapa sekarang aku malah merasa tak rela untuk melepaskannya?

Entahlah, kurasa otakku sudah konslet saat ini. Biarkan aku mengikuti kata hatiku untuk yang terakhir kalinya.

Normal pov

Valerie membekap erat sosok Romeo. Dia memejamkan matanya erat, dan berbisik pelan, "Romeo, kita akan berjumpa lagi nanti, aku janji," bisiknya, "ingatlah ucapanku ini, jika kita memang memiliki takdir bersama, maka kita pasti akan bersama. Aku akan menunggumu Romeo."

Pada saat itu, Romeo ingin menjawab perkataan Valerie. Namun para prajurit sudah menarik punggungnya dengan sangat kuat sehingga membuat pria itu mau tak mau tertarik ke belakang. Valerie berjalan untuk mendekati Romeo lagi, namun lara prajurit itu malah menodongkan senjata kepadanya.

Ainsley terkejut, dia sontak menarik Valerie untuk melangkah mundur, dan membekap erat tubuh gadis yang sedang meronta itu. "Biarkan aku mengucapkan sampai jumpa kepadanya, kumohon!" isak Valerie yang masih meronta saat dibekap oleh Ainsley.

"Mereka akan membunuhmu jika kau berani mengucapkan sepatah kata kepada Romeo! Apa kau tak mengenal kata takut hah?"

"A... aku hanya ingin mem... memberinya hadiah," lirih gadis itu. Lututnya terasa sangat lemas, dia menatap kepergian sosok Romeo itu dari balik punggung Ainsley.

Romeo bahkan tidak terlihat lebih baik dari sang gadis. Dia meronta sampai-sampai kedua tangannya itu diikat oleh para prajurit yang takut dengan kekuatan fisik Romeo. Mereka membawa Romeo menaiki kereta kuda yang sudah di siapkan oleh kekaisaran.

Pria itu membalikkan badannya secara paksa dan pandangan mereka berdua saling bertemu walau hanya selang beberapa detik. Valerie menatap pergerakan bibir Romeo sebelum akhirnya pria tersebut menghilang dibalik pintu kereta kuda tersebut.

"Aku pasti akan mencarimu."

Itulah ucapan terakhir Romeo kepadanya, dan Valerie akan selalu mengingat ucapan itu.

=====

Good-bye Romeo (ಥ_ಥ)

ASTAGA INI AKU YANG NGETIK NAPA JADI AKU YANG GA RELA SIH 🤧

Dah Lah, foto Valerie-nya besok aja ya~

Terima kasih banyak buat kalian yang meluangkan waktu untuk membaca cerita ini, kalau ada salah kepenulisan mungkin boleh minta koreksinya, jangan lupa vote dan commentnya yaa...

Sampai jumpa!

Romeo, Take Me! [END]Where stories live. Discover now