Luka yang lebih dalam.

209 31 16
                                    

Hi All,

Selamat membaca kisah Shabira dan Razekaa😘

————-

Hujan disertai angin kencang, mengguyur ibukota sejak beberapa jam lalu. Semua orang yang mengendarai kuda besi, menepi untuk menghindari guyuran air yang begitu lebat dari atas sana.

Sejak tadi, Kai hanya melamun sembari menyesap kopinya sesekali. Memandangi air hujan yang turun, terasa menenangkan. Sejak perpisahannya dengan Shabira, ia bagai raga yang tak berjiwa. Karirnya memang sudah cukup sukses saat ini, namun ternyata itu tak cukup membuatnya bahagia. Sungguh sebelumnya ia tak membayangkan, bahwa melepaskan Shabira bisa sesakit ini.

Terkadang Kai merasa begitu serakah, menginginkan Shabira berada disisinya, namun juga ingin menggapai mimpinya. Berharap, Shabira akan terus menunggunya. Ya, manusia memang banyak inginnya. Selalu merasa kurang atas apa yang dimiliki. Pandai mencari materi, tapi tak pandai bersyukur atas apa yang dimiliki.

Kai memutar kejadian 2 minggu lalu, ketika dirinya melihat Heza dan Shabira pergi dari rumah sakit. Pada saat itu Kai akhirnya pulang bersama Leka. Pada ibunya Kai beralasan, bahwa Shabira tidak bisa menjemputnya. Lagi-lagi dirinya berbohong.

Entah mengapa, dirinya jadi terlalu sering berbohong sejak bertemu Leka. Ia berbohong pada ibunya mengenai siapa Leka, ia juga berbohong pada ibunya ketika menanyakan mengapa Kai dipindahkan ke kamar VIP. Saat itu, pegawai rumah sakit tiba-tiba memindahkannya ke kamar VIP, dan itu semua adalah ulah Leka.

Leka seringkali bertindak tanpa meminta persetujuannya, seperti hari ini ketika Leka tiba-tiba mengirimkan tuxedo hitam dan memaksanya mengenakan itu untuk nanti malam. Hari ini adalah hari ulangtahun Leka, nanti malam pesta ulangtahun nan megah diadakan. Kai tentunya diharuskan datang, ia tidak akan tega membuat Leka sedih di hari ulangtahunnya.

Leka tidak hanya mengundang Kai, namun juga ibunya dan Resha. Bahkan Leka mengirimkan gaun untuk ibunya dan juga Resha. Tidak lupa ia juga mengirimkan baju untuk sang keponakan. Segalanya harus sesuai dengan kehendaknya.

Entah sejak kapan Leka berubah, Leka tidak seperti gadis remaja yang dulu dikenalnya. Ia berbeda, begitu dominan dan tak bisa dibantah.

Kai melihat jam di tangan kirinya, menunjukkan pukul 2 siang. Sudah 4 jam ia berada di coffee shop ini dan hanya sendiri. Rencananya untuk naik gunung akhir pekan ini diurungkannya karena ulangtahun Leka, dan kini ia berakhir disini. Hanya ditemani musik, dan suara obrolan orang-orang di coffee shop ini.

Dering handphonenya terdengar, Kai melirik handphonenya yang ada di atas meja. Nama Chandra bertengger disana, Kai bernafas lega setidaknya itu bukan Leka.

"Hallo" Jawab Kai ketika mengangkat teleponnya.

"Kai, lo dimana?" Tanya Chandra dari sebrang sana.

"Gw, di coffee shop"

"Coffee shop tempat biasa kita nongkrong kan?"

"Iyaa"

Klik, telepon ditutup oleh Chandra.

Merengut Kesal, Kai kemudian menggerutu "Manusia ga ada adab emang si Chandra"

Tiba-tiba seseorang memukul bahunya, membuat Kai menoleh.

"Ngapain lu sendirian Kai?" Chandra duduk di kursi yang berhadapan dengan Kai.

"Chan lu ko bisa tiba-tiba ada disini?" Tanya Kai heran.

"Ya emang ni coffee shop cuma lo doang yang boleh kesini?" Seperti biasa, Chandra  menimpali dengan jawaban yang tidak menjawab pertanyaan Kai.

First LoveNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ