Tak Ada Kabar

394 49 1
                                    

Hari-hari setelah kepulangan Kai, Shabira jadi semakin ceria. Hampir setiap hari Shabira diantar jemput oleh Kai, walaupun ia harus rela menunggu 3 jam setelah jam kerjanya selesai. 

Sore ini, Kiara dan Shabira telah menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu. Pembuatan artikel dan press release telah selesai, dan saat ini Shabira sudah bersantai.

"Sha, pulang lo. Semenjak Kai pulang, lu malah jadi pulang telat mulu deh. Mending pulang duluan, ketemuan lagi ya besok pagi. Elahhh, bucin amat si Sha sampe rela nunggu 3 jam udah seminggu ini" Protes Kiara yang kesal akibat kelakuan temannya.

Kiara tau Shabira butuh istirahat setelah bekerja seharian. Menghabiskan waktu selama 3 jam untuk menunggu Kai menjemput, bisa digunakannya untuk beristirahat dirumah. Shabira memiliki anemia yang cukup parah, sehingga ia harus menjaga kondisinya. Seharusnya Kai pun tahu itu, dan tidak membiarkan Shabira pulang larut selama hampir seminggu ini bersamanya.

"Iya Kiaraku sayang. Ini gue yang mau kok, dan emang gue juga gabut kan dirumah. Ya dari pada bengong-bengong ga jelas, mendingan jelas-jelas nungguin laki guelah Ki. Lagian ngirit duit juga kan gue, gausah bawa mobil atau naik ojek. Lu sirik aja sih Ki, cari pacar gih biar tau gimana rasanya jatuh cinta"
Timpal Shabira sembari fokus dengan gamesnya tanpa melirik Kiara sedikitpun, yang membuat Kiara semakin dongkol oleh kelakuan si bucin itu.

"Heh gabut? Bantuin mak lu lah cuci piring kek, masak kek atau kayak yang gue bilang, istirahat. Heran gue sama anak perawan satu ini. Lebih milih nungguin pacar dibanding bantuin nyokap"
Kiara masih menimpali sambil membereskan barang-barangnya dan memesan ojek online. Sementara Shabira hanya merespon omelan Kiara dengan anggukan.

"Udah ah Sha, gue balik duluan. Jangan balik malem-malem, inget besok kita ada kerjaan penting" Pesan Kiara, sebelum ia pulang.

"Iya Ki, hati-hati dijalan ya sobat kepompongku"
Sedikit berteriak Shabira berpesan sambil melambaikan tangannya.

4 jam berlalu sejak Kiara pulang, Shabira masih menunggu Kai untuk menjemput. Sudah jam 9 malam, Kai tidak bisa dihubungi. Shabira sedikit bingung harus bagaimana, perjalanan dari kantor ke rumahnya membutuhkan waktu 1 setengah jam. Hingga selarut ini, Kai belum juga menjemputnya. Mamanya sudah cukup cerewet meminta Shabira untuk segera pulang. 

"Bii kamu dimana? Ini udah jam 9, kamu masih lama? Kalau masih lama aku pulang duluan aja deh. Kamu juga kasian harus anter aku dulu, terus pulang. Nanti makin malem kamu pulangnya. Aku pulang duluan ya?"

 
Shabira mengirimkan kembali pesan Whats App kepada Kai. Namun sama, masih checklist 1 dan belum ada tanda-tanda bahwa pesan telah terkirim, apalagi dibaca. Shabira kembali mencoba menelepon Kai melalui Whats App, dan melalui sambungan telepon seluler. Teleponnya tetap tidak terhubung.

Waktu menunjukan pukul 21.30 WIB, sudah hampir 5 jam Shabira  menunggu. Dengan lunglai, akhirnya Shabira memilih untuk memesan taksi online karena Kai masih tidak dapat dihubungi. Shabira sebenarnya kesal, namun ia yakin pria itu punya alasan, tidak mungkin ia dengan sengaja membuat Shabira menunggu.

Lima menit setelah memesan, taksi online tersebutpun datang. Shabira segera berjalan ke lobi untuk segera pulang.

 Tepat pukul 11 malam Shabira sampai dirumah, tentunya disambut omelan mamanya yang memekakan telinga.

"Sha, kamu kemana aja sih baru pulang jam segini? Mana katanya sama Razeka, ko sendiri aja? Malah sama taksi online ya? Haduh kamu de, bikin khawatir aja sih. Walaupun kamu udah gede, mama tetep khawatir loh sama kamu, kamu tuh anak perempuan de jangan pulang larut gini. Gimana kalau anemia kamu kambuh coba?"
Omel mama Shabira , yang membuat Shabira hanya mengangguk-ngangguk,  mengangkat lengannya dan membentuk jari seolah berkata "oke".

Sesampainya di kamar, Shabira mengecek handphonenya apakah sudah ada kabar dari Kai, dan apakah Kai tetap menjemputnya. Namun nihil, tak ada kabar apapun darinya. Shabirapun menyimpan kembali handphonenya dengan lesu, khawatir terjadi sesuatu terhadap Kai.

Shabira berjalan ke kamar mandi, sambil memegang handuk mandinya. Rasanya, ingin mandi saja menjadi malas karena tidak ada kabar dari Kai.

25 menit berlalu, Shabira telah selesai mandi dan berganti pakaian. Waktu sudah menunjukan pukul 23.30 WIB, Shabira membuka instagramnya dan masuk ke menu explore. Disana, ia melihat photo wanita yang tempo hari dibicarakan oleh Kiara, anak pemilik gedung kantor Shabira bekerja. Betul kata Kiara wanita ini memang cantik, tak berhenti dengan hanya melihat photo yang muncul di explore, Shabira membuka profil instagram wanita tersebut dan wanita itu sungguh fashionista. Hampir semua aksesoris, baju, dalam foto postingan wanita itu adalah brand terkenal dan sangat mahal pastinya. Apalah Shabira yang jika ingin membeli barang-barang tersebut harus menabung terlebih dahulu, walaupun gajinya terbilang besar tetapi ia tetap menjatahi dirinya sendiri agar bisa menabung untuk menikah nanti. Shabira memang sangat ingin segera menikah, dan memiliki anak yang lucu. Itulah cita-citanya yaitu menjadi seorang ibu yang cerdas, bisa mengurus anak sepenuhnya nantinya.

Shabira terus melihat satu persatu postingan wanita itu, tak lama kemudian ia melihat bahwa sang pemilik akun mengupdate instastory. Ragu untuk membuka instastory tersebut karena ia tidak saling mengenal, tapi entah mengapa Shabira penasaran instastory apa yang diposting oleh wanita itu. Nanti follow saja Shabira pikir, toh sepertinya Shabira pernah saling bertegur sapa dulu ketika sedang mengurus terkait parkir di gedung kantornya.

Shabira akhirnya membuka instastory yang diposting tersebut. Terlihat seorang lelaki berkemeja putih, sedang memasang ban mobil dan terdapat caption pada instastory tersebut "ternyata selain jago bangun gedung-gedung tinggi, jago juga jadi montir, thanks ya mas". Shabira tahu betul siapa lelaki itu, Shabira bisa mengenali meskipun hanya punggungnya yang ia lihat, itu Kai. Shabira kebingungan, mengapa Kai bersama wanita itu?

First LoveNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ