Persiapan pernikahan

226 23 3
                                    

Hi All,

Jangan lupa vote & comment.

Selamat membaca kisah Shabira, Razeka & Sahdan ya.

****

Kai tau, cinta memang tidak selalu tentang bahagia, tidak selalu tentang suka. Kai juga tau, manusia akan dihadapkan dengan pertemuan dan perpisahan. Tapi, bukan perpisahan seperti ini yang Kai harapkan. Kai tak pernah berharap benar-benar berpisah dengan Shabira.

Shabira, wanita yang selalu ada di sampingnya. Wanita yang tak pernah mengeluh dengan segala kekurangannya kini benar-benar pergi menjauh. Menyerah akan dirinya, menyerah menghadapi semua ego yang selama ini ia tanam sedemikian tingginya.

Kai sadar, Sahdan mungkin lebih baik darinya. Namun, rasanya ia tak mau menyerah. Ia tak mau melepaskan Shabira begitu saja. Tapi saat ini ia bisa apa?

2 jam berlalu sejak Shabira meninggalkannya di taman. Selama itu, Kai hanya terdiam. Merenungkan seluruh kesalahannya pada Shabira, memikirkan cara agar Shabira mau menerimanya kembali. Namun, semuanya terasa buntu. Ia tentu kalah telak dari Sahdan yang kini merupakan calon suaminya.

Notifikasi di handphonenya menyadarkan Kai dari lamunan. Ia merogoh saku hoodienya, dan membaca notifikasi tersebut. Simbol email, terlihat di layar. Kai buru-buru mengecek email tersebut, berharap isi email itu adalah panggilan interview.

Tanpa di sangka-sangka, email tersebut adalah email dari pak Akira, yang merupakan CEO kantornya dulu. Pak Akira, mengirimkan email yang berisi panggilan kerja untuk Kai. Namun, untuk perusahaannya yang lain.

Akhirnya, Kai mampu sedikit mengulas senyumnya. Meski hari ini ia menerima banyak kecewa, namun ada satu hal yang membuatnya mampu tersenyum bahagia. Semoga ini jalannya, ia bisa kembali berkarir dan tentunya tidak di bawah kendali Abraham dan Leka.

Kai, memasukkan kembali handphonenya ke dalam saku. Lalu mengangkat bokongnya untuk meninggalkan taman.

Sesampainya di rumah, Kai segera memasuki kamar mandi. Dirinya tentu saja belum mandi sejak tadi menemui Shabira, hal yang juga sama dilakukan mantan kekasihnya. Rasanya, ia butuh mengguyur badannya dengan air dingin. Berharap beban pikiran mengenai hubungannya dengan Shabira sedikit berkurang.

Namun, saat baru saja Kai menyalakan Shower, pintu kamarnya diketuk dengan sangat heboh. Siapa lagi jika bukan Resha yang mengetuk. Kai menutup kembali Shower, lalu memakai handuk. Kemudian ia membuka pintu yang masih saja diketuk Resha.

"Mba apaan si berisik banget, ngetuk ga berenti-berenti?" Gerutu Kai saat baru saja membuka pintu kamarnya.

"ada tamu nyariin kamu tuh" ucap Resha.

"Siapa?"

"Mantan calon mertua" jawab Resha, sembari melenggang pergi dan menyeruput segelas teh hangat yang sedang digenggamnya.

Sementara Kai, buru-buru kembali ke kamar mandi untuk membersihkan seluruh badannya. Ia penasaran, untuk apa Adnan datang kerumahnya. Semoga bukan mengirimkan undangan pernikahan Shabira.

Selesai membersihkan seluruh tubuhnya, dan menggunakan pakaian santai, Kai turun dari kamarnya. Betapa terkejutnya Kai, saat melihat ibu dari Leka sedang menunggunya di ruang tamu.

Ia berbalik, lalu tersenyum lembut pada Kai. "Hai Razeka" sapanya. Wajah itu, terlihat cantik meski sudah berusia hampir kepala 5. Namun, wajah cantik itu juga terlihat lesu, terlihat jelas bahwa dirinya menanggung beban yang berat.

First LoveWhere stories live. Discover now