Cinta itu masih ada?

216 33 4
                                    



Matahari terik, menyinari restoran beratap transparant yang didatangi Kiara dan Shabira. Suasana yang nyaman, membuat keduanya betah berlama-lama di restoran yang jaraknya hanya 200 meter dari gedung kantornya.

"Sha, gw ke toilet dulu ya" Kiara mengangkat bokongnya dan berlalu meninggalkan Shabira. Shabira mengangguk, mengiyakan sembari melanjutkan memakan makanan penutup.

Tepat saat Kiara memasuki toilet, handphonenya berbunyi. Nama Chandra tertera di layar. Awalnya Shabira enggan menjawab panggilan tersebut. Namun karena Chandra tidak menyerah menghubungi Kiara hingga panggilan ke-3, akhirnya Shabira menjawab panggilan itu.

"Yang, kamu tau ga? Kai resign. Demi Shabira" Tanpa mengucap salam, Chandra langsung memberikan kabar yang membuat Shabira terkejut.

Shabira terdiam dan tanpa sadar menautkan kedua alisnya, ia bingung sekaligus tidak percaya kata-kata Chandra. Mana mungkin Kai merelakan pekerjaan untuknya? Mana mungkin Kai resign saat sudah mendapatkan jabatan yang diinginkannya? Dan apa maksudnya Kai merelakan pekerjaan untuknya? Pertanyaan itu berputar-putar di otaknya hingga ia tak menyadari Chandra sudah memanggil-manggil nama Kiara karena tidak ada jawaban.

"Maksud lo apa chan itu demi gue?" Tanya Shabira, mengagetkan Chandra di sebrang sana, bahwa Shabiralah yang menjawab panggilannya.

"Shabira?"

"Chan jawab gw!" Shabira sedikit menyentak Chandra.

"Jujur gw gatau Shabira. Kai cuma ngomong sekilas, dia ga cerita detail sama gw" jawab Chandra jujur, Chandra memang tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Ia hanya tau, apa yang Kai sampaikan kepadanya ketika berpamitan.

"Dia bilang apa sama lo?" Shabira masih berusaha mengorek informasi dari Chandra.

"Intinya dia bilang dia gamau jadi bonekanya Leka, itu alasan dia resign. Dan itu semua juga buat memperjuangkan lo"

Bukannya merasa jelas, jawaban dari Chandra justru membuatnya bingung. Shabira kembali diam, menatap kosong ke arah luar restoran. Hingga akhirnya Kiara kembali dari toilet.

"Sha, telepon dari siapa? Tanyanya.

Shabira mengalihkan fokusnya pada Kiara, kemudian memberikan handphone tersebut pada sang pemilik "nih, dari Chandra"

Kiara kemudian mengobrol dengan Chandra. Samar Shabira mendengar, apa yang dibicarakan Chandra sama dengan yang baru saia Chandra katakan padanya. Kiara juga terlihat beberapa kali melirik dirinya, sembari memberikan tatapan yang sulit diartikan.

Setelah Kiara menutup panggilan Chandra. Kiara dan Shabira pergi meninggalkan restoran untuk kembali bekerja. Meski kini, Shabira tidak bisa fokus mengerjakan semua pekerjaannya.

"Sha" tegur Kiara, yang sedari tadi melihat Shabira hanya diam. Menatap kosong ke arah luar.

"Ya?" Shabisa mengalihkan pandangannya ke arah Leka yang kini sedang menatapnya sembari memegang berkas-berkas pekerjaannya.

"Lo mikirin yang tadi Chandra bilang?" Tanya Kiara.

"iya" jawab Shabira, dirinya memang sungguh tidak bisa mengabaikan kabar itu. Terlebih ini juga menyangkut dirinya.

Kiara menggeleng "sha, lo ga boleh gini. Lo udah punya Sahdan, jadi stop mikirin Kai"

Shabira hanya mengangguk, ia tau Kiara begitu kesal pada Kai. Kiara juga sangat mendukungnya dengan Sahdan. Jadi lebih baik, ia tidak membantah Kiara.

***

Jam dinding dikantornya sudah menunjukkan pukul 5 sore. Shabira segera mengemas barang-barangnya untuk segera menemui Radit. Siang tadi ia menghubungi Radit untuk bertemu sore ini. Shabira begitu ingin tau keadaan Kai, dan apa yang terjadi pada mantan kekasihnya.

First LoveWhere stories live. Discover now