116. Antara Bahagia Dan Duka

1.5K 204 46
                                    



Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 20 menit, jisung akhirnya tiba dirumah keluarga baejin. saat keduanya masuk kedalam rumah mewah tersebut, Jisung langsung disambut oleh suara gelak tawa dari meja makan, ia cukup mengenali tawa bundanya dan ada tawa asing yang memasuki indra pendengarannya. Jisung tebak suara itu milik mama irene.

Dan benar saja, saat jisung tiba dimeja makan, bunda nya dan mama irene tengah tertawa bersama dengan ayah baejin yang hanya tersenyum memerhatikan kedua istrinya.

"Ma!" baejin menghampiri mama nya, mencium pipi mama irene dengan lembut membuat senyum manis itu terkembang nyata.

Mama irene masih terlihat agak pucat, tubuhnya sangat kurus. Meski begitu kecantikannya tetap terpancar, apa lagi wajah ceria dan senyum manisnya menyamarkan wajah pucatnya.

Melihat interaksi mama irene dan baejin, jisung merasa sangat iri bagaimana dekatnya seorang anak dan ibunya. Bagaimana baejin mencium pipi mama irene dengan lembut yang dibalas dengan senyum manis serta elusan lembut pada puncak kepala baejin.

Kapan ya terakhir kali jisung diperlakukan seperti itu oleh orang tuanya? Seingatnya saat jisung masih duduk dibangku smp.

Atensi jisung beralih pada bunda nya yang kini berdiri menatapnya "jisung.." panggilnya pelan.

Jisung masih diam, beradu tatap dengan bundanya yang sudah lama tak bertemu, jisung menggigit bibirnya sebelum berhambur memeluk bundanya penuh rasa rindu.

"Jisung kangen sama bunda" bisiknya sembari menitikkan air mata.

Bunda ugi mencium puncak kepala anaknya, kemudian beralih mencium kedua pipi dan mata jisung, memeluknya seerat mungkin melepas kerinduan yang sudah lama ia pendam.

"Maafin bunda jarang jengukin kamu"

"Bunda kamu kemarin sakit" ucap papa baejin tiba-tiba.

"Sakit? Kok bunda gak bilang?"

"Bunda gak mau kamu khawatir. Lagian bunda cuma demam biasa kok, liat, sekarang aja bunda udah sembuh" ucapnya.

"Tapi tetep aja, jisung kan anak bunda, udah seharusnya bunda kasih tau jisung apapun yang terjadi" rajuknya.

Bunda ugi tersenyum penuh kelegaan saat melihat jisung kembali seperti jisungnya semula, jisung yang bawel, sering merajuk, menceritakan banyak hal dan sering merengek meminta sesuatu.

Bunda ugi sangat merindukan anak satu-satunya ini yang sebentar lagi akan menjadi seorang kakak.

"Iya, mulai sekarang bunda bakal selalu laporan sama kamu"

"Tenang aja sung ada gue, papa sama mama yang selalu siap jagain bunda" sahut baejin.

Mama ugi kembali tersenyum begitu juga dengan jisung "sini duduk, kita makan bareng. Oh iya kamu belum kenalan ya sama mama-papa"

Jisung melirik mama irene dan papa baejin yang sedari tadi menatapnya dengan senyum "jisung tante—  P-papa" ucapnya terbata.

"Panggil mama aja, kan sekarang kamu udah jadi anak mama juga" sahut mama irene.

Jisung mengangguk canggung "iya.... Ma"

"Bae minseok, tapi papa lebih sering dikenal xiumin. Kamu tau perusahaan game Explation kan?" tanyanya.

Sebagai salah satu penggemar game dari jutaan penggemar game, tentunya jisung tahu perusahaan game yang papa baru nya sebutkan. Perusahaan yang sangat besar dan banyak menghasilkan game-game keren dan terkenal hingga  keberbagai negara.

Dear Dream ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang