55. Suka

1.5K 218 8
                                    

Sepulang dari sekolah—sebelum berangkat kerja— Jaemin selalu menyempatkan sedikit waktunya untuk sekedar mengobrol dengan mama una. Membicarakan apa saja yang terjadi padanya hari ini.
Sama seperti sekarang, jaemin nampak terlihat tenang menyisir helai rambut mama una yang semakin lama semakin menipis akibat efek samping dari kemoterapi yang ia jalani.

Awalnya mama una menolak, karena baginya melakukan pengobatan ini itu hanya akan membuang-buang uang serta waktu yang ia punya saja, yang seharusnya ia habiskan berdua dengan sang anak sebelum ia benar-benar pergi.

Tapi karena jaemin kekeh memaksanya untuk menuruti saran dari dokter, Pada akhirnya mama una mengiyakan dan menuruti semua yang jaemin perintahkan.

Jaemin pun tahu, semua pengobatan yang mama nya jalani tak akan benar-benar membuat mama nya sembuh. Meski begitu, jaemin tetap ingin melakukan yang terbaik untuk mama una, melakukan apa saja yang bisa membuatnya bertahan sedikit lebih lama sebelum tuhan benar-benar menjemputnya.

"Bukannya bentar lagi kamu masuk kerja?" tanya mama una.

"Bentar lagi, aku masih pengen nemenin mama"

Mama una terkekeh "nanti juga ketemu lagi"

Jaemin menipiskan bibir, tubuhnya membungkuk menumpukan dagunya pada bahu mama una. Menghirup aroma mama nya yang selalu membuatnya nyaman, lantas kedua tangannya memeluk tubuh kurus mama una dengan lembut.

Mama una tak begitu banyak bereaksi, hanya melukis senyum sebagai respon dari kebiasaan jaemin sebelum ia pergi bekerja ataupun sekolah.

Jaemin hanya tak ingin menyesal jika ketika ia pulang nanti, ia tak bisa memeluk mama nya lagi.

Karena itu setiap dia akan pergi jaemin selalu memeluk mama nya, bukan ia berharap saat pulang mama nya sudah tak ada. Usia manusia tak ada yang tahu kan?

Dan satu hal lagi yang selalu mama una ketahui, bahwa anaknya selalu menangis dalam diam sampai bahunya terasa basah.



•••

"Selamat sore tante" sapa jaemin pada bunda ryujin.

"Sore jaemin.." balasnya.

Jaemin sedikit celingukan mencari keberadaan ryujin yang biasanya tak jauh dari meja kasir "ryujin nya kemana tan?" tanyanya.

Bunda ryujin —yang tengah membuat minuman yang tak jauh dari meja kasir— menoleh, "ryujin keluar dulu sebentar. Ngambil bawang merah"

"Sendiri?" tanya jaemin lagi, biasanya jika bunda ryujin menyuruh ryujin mengambil sayuran atau keperluan lain. Ia selalu pergi bersama jaemin.

"Nggak, sama pekerja baru"

Kening jaemin mengernyit "pekerja baru?"

"Iya, —nah tuh mereka!" tunjuk bunda ryujin

Jaemin menoleh keluar jendela, saat ryujin turun dari sebuah motor dengan seorang cowok yang mengendarainya. Yang sangat jaemin hafal.

"Haechan?"

Ryujin dan haechan yang tadinya sibuk berbincang sembari berjalan sontak mendongak pada jaemin yang nampak terkejut akan kehadiran sahabatnya itu.

"Oh, hai jaem" sapa haechan melambaikan tangan.

"Lo ngapain disini?" tanya jaemin bingung.

"Kerja atuh"

Jaemin makin bingung "kerja?"

"Kenapa sih kayak kaget gitu denger gue kerja"

"bukan gitu, cuma... Lo kerja disini?" tanya jaemin memastikan.

Dear Dream ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang