20. Janji Jaemin

2.5K 314 3
                                    


"Lo gak mau nongkrong dulu?" tanya haechan.

"Gak deh. Gue mau kemakam ayah dulu, kangen" jawab jaemin, yang mendapat pertanyaan dari haechan.

"lo kesana sama siapa? Mau kita temenin gak?" tanya jeno.

"Gak usah, gue kesana sama mama kok" jaemin tersenyum simpul.

Mark yang sedari tadi memperhatikan ikut tersenyum "syukur deh, ikut seneng gue dengernya"

kunjungan jaemin kemakam ayah nya sekarang memang cukup berbeda, biasanya dia hanya akan pergi sendiri atau ditemani salah satu sahabatnya dan yang paling sering menemaninya adalah jeno.

Tapi untuk sekarang rasanya sangat spesial, karena bukan sahabatnya yang menemaninya. Melainkan mama nya.

Semenjak papa meninggal, mama una memang jarang mengunjungi makam suaminya. hanya sesekali, sampai saat dia kembali menjadi seorang psk mama una tak pernah mengunjungi makam suami nya lagi.

Karena itu ini hari yang selalu jaemin tunggu. Pergi mengunjungi ayah nya bersama mama una rasanya sangat melegakan.

"Yaudah deh, kita duluan ya mau nemenin si haechan belajar" pamit jeno, sambil menunjuk haechan yang sudah duduk diatas motor mark.

Jaemin mengangguk. lantas mark, haechan dan jeno berlalu pergi. Jisung, chenle dan renjun sudah pulang lebih dulu. jaemin berlalu untuk menyusul mama una yang katanya akan menunggu ditoko bunga dekat area pemakaman.


•••

Setelah beberapa menit diperjalanan, akhirnya jaemin sampai ditoko bunga. mama una tengah duduk di kursi yang disediakan didepan toko sambil memegang sebuket bunga berbagai warna dan jenisnya.

"Mama udah lama nunggu?" tanyanya.

"nggak kok, tadi juga mama ikut ngerangkai bunga nya jadi gak begitu ngebosenin" jelasnya.

"yaudah yuk!" ajaknya. Mama una mengangguk melangkah bersama jaemin memasuki pemakaman.

Jarak dari toko ke pemakaman cukup dekat dan karena jaemin cukup sering kesini jaemin menitipkan motornya seperti biasa pada pemilik toko.

Setelah sampai, jaemin tersenyum melihat makam ayahnya yang bersih terurus, jaemin menoleh pada mama una yang hanya berdiri mematung menatap sebaris nama yang tercetak apik pada batu nisan cantik, yang jujur saja hanya dengan melihat namanya saja sudah membuat hati mama una terasa sakit.

Jaemin yang paham pun menarik bahu mama una, merangkulnya pelan dan menuntun tubuh mama una untuk berjongkok didepan makam ayah nya.

"Yah, apa kabar? Maaf jaemin jarang kesini" ucap jaemin mengawali.

"Yah, sesuai janji jaemin sama ayah. Sekarang jaemin bawa mama kesini jenguk ayah kayak dulu lagi, ayah seneng kan?"

Mama una hanya diam mendengarkan dengan kepala tertunduk. Ia tau selama ini dia tak pernah menjenguk makam suaminya, bukan karena dia tak mau dan tak tahu terima kasih atas apa yang telah suaminya lakukan untuknya. Tapi karena mama una tak sekuat itu. Hatinya terlalu sakit saat melihat nama suaminya tercetak pada batu nisan.

Dear Dream ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang