Chapter 14

6.3K 1.2K 62
                                    

Chapter 14 nya updateeee.....

Happy reading, semoga kalian masih sukaaa...


******* 


Malam semakin larut, tapi pusat kota London seakan tak pernah mati. Suara kendaraan-kendaraan masih terdengar di bawah sana, dan gemerlap dunia malam semakin terang di bawah langit kelam. Malam ini, Heera tak ingin tidur tapi rasa lelah yang menderanya seakan mengkhianatinya. Dia tak ingin tidur karena ada pria lain di dalam apartemennya saat ini. Jika dia tertidur, tak ada yang menjamin bahwa pria itu akan membunuhnya.

Dengan kepala bersandar di meja makan, dia tertidur dengan dengkuran halus bersama dengan kucing oren yang meringkuk di kursi samping. Satu sosok mendekatinya, begitu tinggi dan menghalangi lampu yang menggantung di atasnya, membayangi tubuh Heera yang sedang tertidur. Tangannya terulur, meraih rahang Heera dan mengelusnya dengan lembut, tatapannya terlihat kejam, bengis dan misterius. Ada senyum miring yang aneh di wajahnya.

Tanpa mengatakan apa pun, Putra Mahkota mengangkat tubuh Heera dalam gendongannya, kemudian membawanya ke kamar. Heera menggeliat pelan, berbicara seorang diri dalam tidurnya, tapi guncangan halus dari Yasabadra tidak membangunkannya.

Tiba di kamar, Yasabadra segera membaringkan tubuh Heera di ranjang. Dia duduk di tepi ranjang dengan sebelah kaki bertumpang di kaki lainnya, menatap Heera dengan misterius.

Satu tangannya terulur, mengusap kepalanya dengan lembut kemudian berbisik, "Berkat dirimu aku bisa keluar."

Heera menggeliat dalam tidurnya, satu tangannya menampar wajah Yasabadra. Dia bergumam dan kembali tertidur nyenyak dan tak terganggu. Yasabadra yang masih menatapnya dengan pandangan yang dalam, bengis dan ada kekejaman yang tak terukur. Dia merunduk dan meraih dagu Heera kemudian mencium bibirnya dengan dalam dan menggigitnya pelan.

"Ugh!" Heera bergumam pelan seraya berbalik dalam tidurnya.

Yasabadra tersenyum misterius dengan kilatan nakal di matanya, dia menjilat bibirnya kemudian bangun dan berjalan ke balkon, lalu melompat dari pembatas balkon ke udara. Macan tutul kecil itu berubah membesar dengan kedua sayapnya yang berkepak, ekornya yang panjang berkibas dan tubuh Yasabadra mendarat dengan sempurna sambil berlutut dengan satu kaki, memandang keindahan malam di kota London yang tak pernah ia lihat sebelumnya.

"Aku akan menjelajahi dunia aneh ini," katanya.



******



Pagi-pagi sekali Heera terbangun ketika mendengar suara berisik di ruang tengahnya. Dia berjalan keluar dari kamar dalam keadaan linglung, menatap Yasabadra yang sedang berhadapan dengan Micah di ruang tengah. Seluruh rohnya belum terkumpul, dan Heera hanya melewati mereka dengan wajah linglung sambil menguap, membuat Micah melotot lebar memandangnya.

"Heera!" teriak Micah seraya melintasi ruang tengah, menyambar tangan Heera yang berjalan menuju dapur.

Dengan rambut berantakan, Heera menatap Micah dengan kerutan di dahi. "Apa?"

"Siapa pria aneh itu?" tanya Micah, menatapnya dengan mata memicing.

Heera menoleh ke arah Yasabadra yang sedang berdiri dengan wajah datar sambil memandang mereka. Pandangannya menelusuri pakaian sang Putra Mahkota yang belum diganti, masih dengan atasan dan celana hitam yang dilingkari sabuk emas dengan jubah hitam bertudung yang menutupi tubuhnya.

His Royal Highness [UPDATE] / TERSEDIA DI GOOGLE PLAY DAN KUBACAजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें