Chapter 6

7.6K 1.2K 38
                                    

Chapter 6 nya dataaaang....

vote dan komennya jangan lupaa...



******* 


"Hachi!" Heera bersin dua kali, kemudian mengusap hidungnya. Dia menolehkan kepalanya ke sana-sini, menatap pada seisi kamar kecil dengan ranjang dari kayu dan tikar. Bahkan tidak ada kasur dan bantal sama sekali, juga tak ada selimut. Dinding-dinding penginapan itu sudah kusam, ada sarang laba-laba juga di sudut atapnya.

Angin berembus masuk dari jendela kayu berukiran yang terbuka, dia berjalan ke jendela dan menatap ke arah gunung di mana istana Kerajaan berada. Istana itu terlihat megah bahkan seperti istana di langit yang tinggi, begitu bersinar dengan cahaya lilin dan bulan.

"Aku harus mencari cara untuk menjadi pelayan di sana," gumamnya.

"Butuh bantuanku untuk mengubah tampilanmu, Nona?" tanya sistem yang tiba-tiba muncul.

Heera menatap datar ke depan di mana layar virtual itu muncul. Dengan jutek dia menjawab, "Tidak butuh."

"Hanya seratus poin~"

"Tidak mau!"

"Lima putuh poin?"

"Tidak mau juga! Selera fashion-mu sangat jelek. Siang tadi aku seperti wanita penghibur, besok mungkin aku seperti penari strip."

"Ah, Nona~" balas sistem dengan suara imutnya.

Heera hampir muntah, tapi hanya menutup jendela dengan keras dan engselnya terdengar berderit nyaris copot.

"OMG!" katanya dengan ngeri.

"Nah~ kau merusaknya~"

"Diam kau, sistem jelek!"

Keadaan hening sejenak, dan sistem kembali bertanya, "Kenapa Nona tidak bergerak malam ini? Kau memiliki sihir yang tidak lemah."

Heera memutar bola matanya sambil membalas, "Sister, jika masih bisa menggunakan otak kenapa harus menggunakan tenaga? Malam hari, apalagi saat bulan purnama bukankah di istana akan ada penjagaan ketat, prajurit di mana-mana, dan para penyihir istana sudah pasti juga berjaga. Pertama datang ke dunia ini, aku dikejar-kejar pembunuh dan mereka mengatakan aku sedang diburu karena aku bisa melepaskan mantra pada Putra Mahkota. Coba kau pikirkan, kalau aku bergerak dan menyusup malam ini, sudah pasti aku akan bertarung dengan mereka."

"Ah, kau pintar, Nona!"

Heera menepuk tangannya sendiri sambil mengibaskan rambut panjangnya. "Aku memang pintar, kan? Aku ini penulis novel berbagai genre termasuk genre fantasi. Soal berfantasi dan menggunakan logika, aku sudah pasti jago!"

"Nona hebat! Hebat!" puji Sistem.




**********



Fajar menyingsing dari ufuk timur, dibarengi dengan kicauan-kicauan burung yang keluar dari sarang mereka. Waktu masih begitu pagi dan cahaya keemasan muncul di ujung timur, dibalik perbukitan yang membentang. Kota pun mulai kembali diisi oleh kehidupan dan aktifitas warga ibu kota. Ibu kota ini sangat besar, dan Heera tak sempat menjelajahi semuanya, meski dia masih ingin menikmatinya tapi tugasnya saat ini cukup penting dan harus segera dilaksanakan. Semakin cepat maka semakin baik, dan Heera sudah tak sabar ingin pulang ke dunianya.

His Royal Highness [UPDATE] / TERSEDIA DI GOOGLE PLAY DAN KUBACAOnde histórias criam vida. Descubra agora