Part 19 - "I mean, are you ready to get drunk?" -

Ξεκινήστε από την αρχή
                                    

Aku melihat Luke duduk di pinggir tempat tidurku. Dia menggunakan kaos hitam yang di balut dengan kemeja kotak-kotak berwarna merah dan hitam. "Hi Luke," Aku menayapanya. "Berapa lama kau sudah ada di sini?"

"tidak lama-lama banget, aku baru saja duduk," Luke tersenyum kepadaku dan aku juga tersenyum kepadanya. Aku melihat Luke membawa kotak pizza.

Aku bangun dari tidurku dan duduk di tempat tidurku. "Apa itu?" Tanyaku sambil menunjuk kotak pizzanya.

"Ohh aku membawakan pizza untukmu," Luke memberikan kotak pizzanya kepadaku dan aku mengambilnya.

Aku membuka kotak pizza itu dan aku melihat pizza yang masih hangat. Harumnya membuat perutku sudah tidak tahan lagi untuk memakannya. Aku mengambil satu slice pizza itu dan aku menggigitnya. Keju mozarelanya meleleh di mulutku beserta toping yang ada di pizza itu.

"Kau mau Luke?" Aku menawarkan Luke karena aku tidak bisa memakannya sendiri.

"No thanks," Jawab Luke.

Aku tidak yakin Luke menolaknya. Dari tatapannya dia sangat menginginkan pizza ini dan aku juga tidak keberatan jika pizza ini dimakan berdua dengan Luke.

"Kau yakin tidak mau?" Aku meledeknya. "Ini enak Luke dan aku rasa aku tidak mungkin menghabiskannya sendiri, palingan sisanya akan aku buang atau tidak ini bisa basi."

"Damn you Violin," Dia tertawa. "Okay i want but just one."

Aku memberikannya satu slice pizza itu. Setelah Luke menghabiskan pizza itu, aku juga tidak yakin kalau dia tidak ingin pizza ini lagi.

"I really am full," Kataku. "Luke please? Or shall i put this in the trash?"

"Okay okay Violin,"

Akhirnya kami menghabiskan pizza itu. Aku benar-benar merasa kenyang sekarang. Aku beranjak dari tempat tidurku dan segera menuju ke kamar mandi yang berada di kamarku untuk mencuci tanganku yang penuh dengan saus. Luke mengikuti di belakangku. Saat aku mencuci di wastafel aku melihat ke cermin, diriku sangat berantakan dan masih memakai piama. Dan aku melihat Luke di cermin, dia sangat bergaya dan keren. Aku benci dengan diriku.

"Ew i hate myself so muuch," Ucapku saat aku melihat diriku di cermin.

"What?" Luke yang sedang mencuci tangan di sampingku melihat diriku.

"I fucking hate myself," Ulangku sambil melihat tubuhku.

"Why?" Luke menutup keran dan segera berdiri melihat ke arahku.

"Im getting fat, ohh maybe thats why people at school hate me," Entah kenapa aku sangat sangat benci kepada diriku. Aku sangat berharap tubuhku dan wajahku bisa secantik Angelina. Diam-diam aku menyukai gayanya.

"No no Violin, what are you talking about?" Luke berusaha melihat wajahku. Tapi aku sibuk dengan melihat diriku di cermin.

"Aku ingin secantik Angelina," Kataku tanpa membalas pertanyaan Luke. "She's a queen"

"What? But Violin you're beautiful the way you are," Kata Luke dengan bingung. "Who says you're ugly? None ever said that."

Aku melihat Luke. "Shut up Luke, im not beautiful,"

"You are! You're beautiful!" Aku melihat kedua mata Luke. Dia melihatku dengan tatapan serius dan nada bicaranya sudah seperti orang yang memaksa.

"Well okay Luke," Aku berjalan menuju ke pintu keluar kamar mandi dan menuju ke kamarku lagi. Aku mengecek HPku yang berada di tempat tidur. Ternyata tidak ada apa-apa.

"Violin," Panggil Luke yang berada di belakangku. Aku segera melihat ke arah Luke. "Aku harus pergi." Luke tersenyum sambil mendekat ke arahku.

"Okay," Aku juga tersenyum kepadanya. Luke masih tersenyum sambil berjalan perlahan mendekat ke arahku.

Everything I Didn't SayΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα