26. Kepergok

548 26 0
                                    

Derick sedang menyemprotkan parfume ke badan miliknya. Setelah merasa rapih dan tampan, Derick langsung keluar kamar menemui Dera.

"Yang, aku berangkat dulu ya?" Pamit Derick.

"Mau pulang jam berapa?"

"Ya sekitar jam 11 paling telat."

"Ooh oke. Oh iya, mau nongkrong dimana?"

"Tempat biasa. Bareng Aidan, Max, sama Alex."

"Yaudah."

Sebelum berangkat, Derick memeluk badan mungil Dera terlebih dahulu. Lalu Derick turun kebawah untuk menemui Bunda Andin.

"Bunda, aku pamit pergi dulu ya?"

"Kamu mau kemana? Tumben ga bareng Dera?"

"Aku mau nongkrong doang, Dera gamau ikut."

"Yaudah, hati-hati ya sayang."

"Oke Bun."

Derick menyalimi tangan Bunda lalu pergi berjalan menuju halaman depan rumah. Derick mulai menyalakan mesin motornya, lalu ia pergi meninggalkan rumah.

Dera langsung cepat-cepat turun kebawah. Tak lupa, dia menghubungi Luna untuk menemaninya menjadi mata-mata hari ini.

Laluna Priscilia

Lunaaaa, udah siap belom? Derick udah berangkat niii.

Udah kok, tinggal samper aja.

Oke, tunggu gue yaaa 😽

Setelah menghubungi Luna, Dera langsung pamit pergi ke Bunda.

"Bun, Dera ada urusan. Dera pergi dulu ya?"

Dera menyalimi tangan bunda, lalu ia mengucap salam. "Assalamualaikum."

Bunda hanya menggelengkan kepalanya dan berteriak "Hati-hati di jalan sayang."

Tapi tak ada balasan dari Dera. 'Mungkin dia memang sangat sedang buru-buru' Pikir Bunda.

Dera langsung menyetir menuju rumah Luna. Kebetulan rumah Luna tidak jauh dari rumahnya, karena beberapa bulan yang lalu, Luna pindah rumah.

Setelah 3 menit berada di perjalanan, akhirnya Dera sampai di depan rumah Luna. Tanpa harus di panggil, Luna sudah berada di depan pagar menunggu kehadiran Dera.

Luna masuk ke dalam mobil Dera.

"Halo Der." Sapa Luna.

"Halo, keluarga apa kabar?" Tanya Dera.

"Baik semua kok."

"Alhamdulillah deh kalo begitu."

"Oh iya, tadi Derick bilang mau kemana?" Luna memulai percakapan.

"Tadi si bilangnya mau nongkrong bareng Alex, Max, sama Aidan."

"Terus kenapa harus curiga?"

"Akhir-akhir ini dia lagi deket banget sama temen kecilnya. Namanya Xana, dia dari luar dan pindah kesini buat kuliah."

"Ya tapi kan dia bilangnya mau nongkrong, kenapa harus curiga?"

"Tadi dia ngajakin gue buat malmingan, tapi gue gamau karena gue lagi males banget. Terus pas kita lagi nonton tv dibawah, tiba-tiba ada tamu dan yang bukain pintunya itu Derick. Terus dia masuk tanpa bawa tamu itu masuk, pas gue tanya dia bilangnya itu tamu nyasar cuma buat nanya alamat. Jawabnya sambil gugup juga, dan gue denger suara tamunya kayak siara Xana. Makanya gue curiga."

"Oohh, jadi gitu. Kalo begini ya harus di selidiki."

"Ya makanya gue minta elu buat nemenin gue."

"Jadi sekarang kita mau kemana?"

"Gue mau nyoba buat pergi ke Apartment Xana dulu. Siapa tau ada motor Derick disitu."

"Lo tau Apartnya dimana?"

"Tau lah, kalo gue gatau ngapain gue bilang mau ke Apartnya."

"Haha."

25 menit kemudian...

"Eh itu kan Derick!!!" Teriak Luna sambil menggoyang-goyangkan badan Dera.

"Oh iyaaa." Teriak Dera juga.

Dera langsung keluar parkiran dan mengejar motor Derick.

"Pasti dia sama Xana!" Emosi Dera sudah meletap-meletup. Rasanya ia ingin menghilang saja dari bumi ini.

"Gue ga ikhlas banget Lun!!" Dera sudah tak tahan lagi, Dera mengeluarkan air matanya. Tak menyangka bahwa ternyata Derick berbohong.

Padahal Derick baru saja berjanji bahwa tidak akan berhubungan lagi dengan Xana.

"Sabar Der, jangan nangis dulu. Lo kuat, lo bisa ngelewatin semua ini! Lo pasti bisa ngatasin masalah ini!" Dera mengusap punggung Dera, seakan memberi kekuatannya kepada Dera.

"Iya, gue gaboleh keliatan lemah di depan mereka berdua!" Ucap Dera.

"Nah ini baru temen gue! Sekarang fokus nyetir aja."

Dera mengangguk sambil menghapus air matanya.

Setelah 10 menit kemudian, Dera melihat Derick memberhentikan motornya di depan Kafe tempat Dera dan Derick biasanya menenangkan diri.

"Lho ini kan Kafe favorit gue sama Derick! Bisa-bisanya dia ngajak Xana kesini." Dera menarik nafasnya dalam-dalam dan perlahan mengeluarkannya. Dera berusaha untuk tidak meluapkan emosinya, karena emosinya akan di luapkan jika Derick sudah berada di rumah.

Dera berhenti di dekat pohon supaya mobilnya tidak terlihat oleh Derick maupun Xana.

"Nanti kalo udah 10 menit baru kita turun ya? Terus nanti kita pura-pura ga sengaja ketemu mereka. Ok?" Usul Luna.

"Tapi kalo gue gabisa nahan emosi gimana?" Tanya Dera.

"Pasti lo bisa. Lo harus berusaha cuek pas ketemu Derick. Gue yakin lo pasti bisa!" Luna mengelus punggung Dera kembali untuk memberi semangat.

Alderick [ THE END ]Where stories live. Discover now