17. Kematian Dion

602 27 0
                                    

“Kami sudah berusaha sekeras mungkin, tapi tidak ada perkembangan dari diri Dion.” Ucap dokter kepada Derick.

Derick meneteskan air matanya saat mendengar ucapan dari dokter. Ia masuk ke dalam ruangan, melihat Dion yang sedang terbaring sangat lemah. Mukanya terlihat sangat pucat. Dion bukanlah Dion yang sekarang, Dion yang selalu menampakan senyum manisnya di wajah tampannya.

“Di, kalo emangnya lo mau pergi gue ikhlas kok. Tapi gue lebih ikhlas lagi kalo lo bisa sembuh.” Ucap Derick sambil mengelus rambut milik Dion.

Tett tett tett...

Tiba-tiba saja mesin monitor detak jantung berbunyi. Derick langsung berteriak memanggil dokter.

“DOKK! DOKK!” Teriak Derick.

Dokter pun datang. Dokter langsung mengecek nadi di lengan Dion, dan dokter langsung memberi tindakan. Tapi hasilnya nihil, dokter tidak bisa menyelamatkan nyawa Dion.

“Maaf nak, memang sudah waktunya nak Dion untuk pergi. Kami tidak bisa memberi tindakan apapun.” Dokter langsung pergi meninggalkan Derick sendirian.

Derick langsung memeluk Dion yang sudah tak bernyawa. Sejak tadi, air matanya sudah bercucuran. Ia langsung menelpon Dera untuk menemaninya, mengapa ia menelpon Dera terlebih dahulu? Mengapa tidak teman-temannya? Karena Derick tahu bahwa Dera bisa membuat dirinya tenang.

“Ha-halo D-Derr.” Ucap Derick dengan nada yang seguk-segukan.

“Derick, lo kenapa?” Tanya Dera khawatir.

“Dion udah ga ada.” Lagi-lagi air matanya mengalir.

“Innalillahi, yaudah gue kesana ya.”

Dera langsung mematikan telponnya dan langsung bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit.

“Eh lo mau kemana? Buru-buru banget.” Tanya Rano bingung.

“Temen gue ada yang meninggal. Temen Derick lebih tepatnya.”

“Innalillahi. Yaudah hati-hati ya Der.”

“Iya.”

Dera langsung mengeluarkan mobil miliknya dari garasi. Dirinya belum fasih dalam menyetir mobil, tapi mau tak mau ia harus menyetir.

15 menit kemudian, Dera sampai di depan rumah sakit. Ia langsung berlari menuju tempat Derick berada.

Dera melihat Derick yang sedang duduk di kursi dengan mata yang sembap.

“Derick.” Panggilnya.

Derick langsung mencari ke arah sumber suara, dan ia menemukan Dera yang sedang berdiri. Derick langsung berlari menuju Dera dan langsung memeluk tubuh mungil Dera.

Derick membuyarkan tangisannya di dalam pelukan Dera. Dera membiarkan Derick menangis dalam pelukannya. Dera berusaha menenangi Derick.

“Kalau misalkan ga mau ngebebanin Dion, harus bisa ikhlasin. Ini semua udah takdir tuhan, kita ga bisa ngubah. Kita cuma bisa menerima.” Ucap Dera sambil mengelus punggung milik Derick.

“Tapi kenapa harus secepat ini?”

“Kan udah gue bilang, semua takdir tuhan. Kita ga ada yang tau apa takdir tuhan. Udah ya nangisnya.”

Derick melepas pelukannya bersama Dera. Ia melihat ke arah Dera, dan Dera tersenyum manis melihat ke arah Derick.

“Gue tau lo kuat!” Ucap Dera sambil menyemangati.

“Oh ya, udah bilang temen-temen?” Tanya Dera, karena sampai saat ini Dera belum melihat satupun teman Derick datang.

Derick menggelengkan kepala, lalu menyodorkan ponselnya kepada Dera. Dera mengambil ponsel Derick dan langsung menghubungin teman-temannya.

Anak Papah Derick

AlderickJF
Dion udah ga ada. Nyawanya gabisa terselamatkan, jadi tolong cepet kesini ya. Btw ini gue Dera.

MaxwellRA
Ini seriusan? Gue otw kesana.

AlexanderP
Der, jangan main-main dalam kematian. Lo serius?

AlderickJF
Astaga, masa gue main-main si.

AidanK
Ya Allah, ini beneran? Gue kesana.

AlderickJF
Eh, tolong jemput Laluna juga yaa.

AidanK
Sip.

Dera mengembalikan ponselnya ke Derick.

“Udah?” Tanya Derick.

Dera hanya mengangguk sebagai jawaban.

__

Sekarang mereka sedang bersedih-sedihan dalam ruangan. Rasa tak nyangka sedang mengguyuri 6 sekawan tersebut. Sedari tadi Derick tak bisa menghentikan tangisannya, dan Dera hanya bisa menenangkannya dengan cara membawa Derick masuk dalam pelukannya. Kematian Dion benar-benar membuat hati Derick rapuh.

“Lo harus belajar untuk mengikhlasi kepergian Dion. Mau gak mau, lo harus nerima.” Ucap Dera.

“Sekarang kita cuma bisa untuk kirim doa buat Dion, supaya dia senang disana.” Lanjutnya.

Derick tak peduli dengan ucapan Dera. Yang jelas sekarang dirinya sedang rapuh.

__

Halooo, udah lama ga up ya. Iya soalnya aku ada beberapa kesibukan akhir-akhir ini. Tapi aku selalu usahain buat up secepat mungkin.

Part ini adalah awalan mula dari kisah cinta mereka. Jd gimana ya kisah cintanya mereka? Jangan lupa buat pantengin cerita ini trus yaaa hehe.

Kalo masih ada salah dalam penataan kata, maafin. Oh ya, Evil step-mom lagi aku unpublish. Tapi aku buat lagi My protective brothers. Khusus yang directioners baca yaaa. Soalnya pemerannya adalah the boys haha.

Alderick [ THE END ]Where stories live. Discover now