9. Telur Dadar Dan Sop

988 33 2
                                    

Dera dan Derick baru saja sampai rumah setelah seharian berada disekolah. Derick memasukkan mobilnya ke garasi rumah Dera. Setelah mesin mobil dimatikan, Dera dan Derick turun dari mobil lalu berjalan menuju rumah.

“Assalamualaikum.” Ucap Dera.

Tidak ada satupun orang yang menyaut salam Dera. Sepertinya tidak ada orang didalam rumah. Dera melangkahkan kakinya menuju dalan rumah dan betul saja, tidak ada siapapun didalam rumah.

“Gak ada orang ya?” Tanya Derick.

“Emangnya lo monyet?”

“Maksud gue, ga ada orang selain kita berdua.”

“Iya, gue gatau pada kemana. Tapi biasanya Bunda suka simpen notes kalo pergi.”

“Rano kemana jam segini belom balik?”

“Paling dia nongkrong dulu.”

Dera berjalan menuju dapur diikuti oleh Derick. Tujuan Dera ke dapur  adalah untuk mencari notes, biasanya Bunda suka menempelkan di kulkas. Dan benar saja, Bundanya menempelkan sebuah notes di kulkas.

Bunda ada sedikit urusan diluar, Bunda pulang nanti jam 10 malam. Hati-hati ya, jangan lupa makan. Dan kalo mau makan masak sendiri! Tulis Bundanya dalam sebuah notes.

“Bunda pergi, pulang jam 10.” Jelas Dera.

“Iya gue tau, gue udah baca.”

“Yaudah, gue mau naik keatas mau mandi. Kalau mau masuk kamar gue ketok dulu!”

“Emang ga di kunci?”

“Gabisa, kuncinya ilang.”

__

Setelah 30 menit menunggu, Derick sudah tidak bisa menahan laparnya. Dia rasa Dera sudah selesai mandi, jadi Derick bisa memintanya untuk memasak makanan untuknya. Derick sudah selesai mandi 15 menit yang lalu. Anak laki-laki hanya membutuhkan sedikit waktu untuk membersihkan tubuh.

Toktoktok...

“Masuk!” Suruh si pemilik kamar.

Derick masuk kedalam kamar Dera. Terlihat banyak gambar-gambaran yang ia yakini adalah gambaran Dera.

“Suka gambar?”

“Iya. Daridulu udah suka banget ngegambar. Ini semua hasil gambaran gue, bagus kan?”

“Iya, bagus banget.”

“Iyalah gue!”

“Dera yang amat sangat baik hati nan cantik.” Panggil Derick sambil tersenyum manis.

Dera yang mendengarnya langsung tertawa keras, bukannya salting ia malah merasa geli dengan pujian dari Derick.

“apasi lo, alay banget.”

“Iya gue tau ini alay, tapi boleh minta tolong ga?”

“Minta tolong apaan?”

“Perut gue laper.”

“Terus? Gue harus masuk ke perut lo gitu?”

“Lo tuh, ga peka banget jadi cewek! Gue laper, minta tolong masakkin!”

“Oh, lo coba ke laci dapur. Ada mie instan, lu masak aja itu.”

Alderick [ THE END ]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora