24. Sakit Hati

617 25 0
                                    

Hari ini adalah hari pertama Dera dan Derick memasuki kuliah. Sekarang mereka berdua sedang sarapan sebelum berangkat ke kampus.

"Nanti Xana kuliah dimana? Kenapa ga lanjut diluar aja ya? Kenapa harus disini?" Tanya Dera.

"Emangnya kenapa? Kan terserah dia mau kuliah dimana aja."

"Ya ga kenapa-napa sih."

"Kamu takut Xana ngambil aku dari kamu ya?"

"Apansi ngga."

"Udah jujur aja, kamu gapunya bakat boong. Tenang aja, aku gaakan hilang karena aku cuma ada di hati kamu!"

"Apasi kamu ah."

Derick tertawa gemas sambil mengusap pucuk kepala Dera, sedangkan Dera hanya bisa tersenyum malu.

__

S

ekarang mereka berdua sudah sampai di dalam kampus. Mereka sedang berjalan menelusuri isi kampus mereka. Dan tiba-tiba saja Dera ditabrak oleh seseorang dari arah belakang.

Braakk..

Dera terjatuh ke arah depan. Derick langsung berjongkok dan membantu Dera mendirikan tubuhnya. Setelah membantu Dera, Derick langsung membalikan badannya untuk melihat siapa yang sudah membuat tuan putrinya terjatuh.

"Heh, kalo jalan pake mata ya! Punya nata ga lo?" Teriak Derick di hadapan orang tersebut yang sedang menunduk.

Orang itu langsung mendangakan kepalanya ke arah Derick, daann ternyata perempuan yang telah menabrak Dera adalah Xana.

"Derr-rick?" Ucap Xana.

"Lho, Xan? Lo ngapain disini?" Tanya Derick bingung.

"Gue kuliah lah disini, lo sendiri ngapain disini?"

"Gue juga kuliah disini."

"Ahahha demi apa? Kita sekampus!"

"Eh btw, sorry ya Der. Tadi gue ga sengaja nabrak lo, gue lagi main hp." Lanjut Xana.

Dera mengangguk sambil tersenyum. "Iya gapapa."

"Lo si, jalan ga pake mata! Kan kasian cewek gue, harus nyusruk." Solot Derick.

"Ya maaf." Ucap Xana sambil menatap Dera sinis.

__

"Eh lo balik naik apa nanti? Pasti naik mobil kan?" Tanya Xana.

"Iya, gue naik mobil. Emangnya kenapa?" Tanya Derick.

"Pas banget, nanti gue nebeng ya? Archie gabisa jemput, jadi gue bingung harus balik sama siapa."

"Ooh, yaudah."

"Ga keberatan kan Der, kalo gue nebeng sampe rumah gue?" Tanya Xana ke Dera sambil lagi-lagi menatap sinis.

"E-engga kok." Jawab Dera.

Dera memiliki firasat yang amat sangat buruk. Dera merasa Xana tengah mencoba mengambil Derick darinya. Sebenernya ia ingin menolak permintaan Xana tadi, tapi ia merasa tidak enak dengan Derick.

__

Sekarang mereka bertiga sudah ada di tempat parkiran. Mereka sedang berjalan menuju mobil Derick. Sepanjang perjalanan Derick dan Xana berjalan bersebelahan sambil bercerita tanpa mengajak Dera bercerita, seperti dunia milik berdua. Dera melamun sambil berjalan di belakang mereka berdua.

Mereka sudah sampai di depan mobil Derick. Xana melengos buru-buru mengambil tempat duduk di depan, sehingga Dera harus duduk di belakang. Hati Dera langsung merasa sakit, bukan masalah posisi duduknya tapi karena kepedulian Derick. Sekarang Derick benar-benar menganggapnya sedang tidak ada. Biasanya, Derick melarang siapapun untuk duduk di depan karena yang boleh hanyalah Dera. Tapi sekarang?

Dera ingin mengeluarkan air matanya tapi ia tahan, tidak enak jika harus menangis di keadaan seperti ini.

10 menit kemudian...

Mereka sudah sampai di depan rumah Xana. Xana membuka pintu mobil dan bergegas untuk keluar. Tak lupa Xana berkata

"Makasih ya Rick! Astaga, saking asiknya ngobrol sampe ga sadar kalo ada orang ketiga haha. Bye, hati-hati ya!" Xana menutup pintu mobil, lalu berlari menuju dalam rumah.

Derick langsung menengok ke arah belakang dan mendapati Dera yang sedang melamun menahan air matanya.

"Der? Kamu gapapa?" Tanya Derick sambil mengusap pipi Dera.

Dera mengindarkan wajahnya dari tangan Derick dan langsung menggelengkan kepalanya.

"Maaf, tadi aku lupa kalo ada kamu."

Jlebb...

Sepertinya saat ini hati dera sedang di lemparkan ke dalam lautan dari tebing yang sangat tinggi. Hati Dera benar-benar sakit. Bagaimana bisa Derick lupa kalo ada dirinya sedari tadi?

"Baru sehari aja udah lupa, gimana kalo udah bertaun-taun? Mungkin aku udah jadi sampah di mata kamu." Ucap Dera sambil menahan air matanya jatuh.

"Maaf Der, aku ga bermaksud kayak gitu. Udah ya, jangan nangis lagi. Aku janji, aku gaakan kayak gitu lagi."

"Aku ga butuh janji, aku butuh pulang sekarang juga!"

"Yaudah kita pulang sekarang ya."

Alderick [ THE END ]Where stories live. Discover now