Lima Puluh Lima

133K 14.1K 3.4K
                                    

Melly menggerutu sebal dengan tingkah Arfan yang mendadak diam,lelaki itu seperti kulkas berjalan setelah kembali dari membeli makan siang.

Tak tahan,Melly menghampiri lelaki itu yang duduk di ruang tengah,ia memandang lekat wajah lelaki di sampingnya.

Sudah dibilang jika arfannya menjadi diam,jadilah tidak ada senyuman yang terbit,wajahnya datar seperti triplek yang baru diamplas,mulus seperti jalan tol.asek!

"Kenapa si kak?"tanyanya

Lelaki itu tak menjawab,hanya menoleh lalu pergi begitu saja.

Melly menatap punggung kokoh yang berjalan menjauh darinya,gadis itu berpikir keras.apakah dirinya membuat kesalahan hingga arfannya menjadi diam?

Tapi tidak,sebelum lelaki itu pergi,keadaannya baik baik saja,bersikap manis padanya dan perduli dengan keadaannya.

"Kerasukan setan kali ya"gumamnya

Tak lelah,Melly kembali menghampiri Arfan yang tampak batang hidungnya di pantry,lelaki itu menegak minumannya tenang,tanpa menghiraukan kehadiran dirinnya yang kini sudah berada di sampingnya.

"Kak Arfan Lo kenapa sih,kalau gue ada salah bilang kek jangan diem kek gini"rengek Melly,gadis itu menggoyangkan lengan Arfan yang tergantung bebas.

Lelaki itu menghelakan nafasnya,ia memandang Melly tajam,seolah menyuruhnya agar berhenti bercuit.

Ditatap seperti itu membuat keberanian Melly menciut seketika,perlahan tangannya melepaskan pegangannya pada lengan Arfan.

"Tidur"perintah lelaki itu tegas pada akhirnya,ada kemajuan dari sebelumnya,ya walaupun dengan bentakan.

Melly mengangguk patuh,sebelum kembali ke kamarnya,gadis itu memberanikan diri untuk memeluk Arfan di depannya,menyembunyikan wajahnya pada leher lelaki itu.

"Maaf kalau Mel ada salah,tapi Mel mohon jangan diemin Mel kek gini,Mel gak suka"lirihnya

Lelaki itu jadi tak tega,apalagi setelah mendengar nada lirih gadisnya,ingin rasanya ia membalas pelukan ini,namun lagi lagi emosi dalam dirinya menguasai hingga hanya khayalan yang terjadi

"Gue bilang tidur"ucapnya sekali lagi,terdengar lebih tegas dari sebelumnya.

Melly menghela nafasnya,ia pun menjauh,pergi memasuki kamarnya seperti apa yang disuruh lelaki itu.

"Padahal gue baru bangun tidur udah disuruh tidur lagi,dasar jantan"gerutunya sebal di balik pintu.

Sementara itu,Arfan nampak sibuk dengan pikirannya,kejadian tadi siang terus berputar di otaknya,dimana ayah tiri Melly yang menginginkan anak gadisnya itu.

Flashback on

Arfan memandang wajah damai gadisnya yang sedang tertidur,lelaki itu mengusap Surai hitam Melly yang terurai bebas.

Ia jadi membayangkan jika gadisnya menyetujui usulnya kemarin,pasti dirinya akan bahagia.

Tapi ketika bayangan Melly yang mendadak pingsan karena usulnya ia jadi ragu jika gadisnya akan mau,kasian Arfan,sadboy.

'engh'

Mata yang semula tertutup perlahan terbuka,menampilkan bola mata coklat yang masih menerima cahaya yang masuk.

"Udah bangun,hmm?"tanya Arfan basa basi

Melly mengangguk,gadis itu kemudian duduk menyandar di kepala ranjang sambil mengusap usap perutnya.

Arfan terkekeh pelan "laper Lo?" Tanyanya

Melly mengangguk tanpa malu,biarin aja,toh emang dirinya laper,gak usah malu kalau emang laper,ngaku aja dari pada nanti sakit kan?

My bad boy Azka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang