Dua Puluh Enam

209K 19.5K 2.2K
                                    

Syifa harus rela menahan kemauannya untuk memakan bakso kantin yang sedari jam pelajaran tadi memenuhi otaknya karena perintah sahabatnya yang tidak memperbolehkan dirinya untuk pergi ke kantin.

Mereka membawa Syifa ke taman belakang sekolah guna mengintrogasi Syifa perihal kejadian tadi pagi dimana Azka yang membela Syifa bahkan berlaku romantis padanya.

Didudukkan nya gadis itu di tengah tengah bangku taman yang memang ada disana,disampingnya sudah terdapat nifa dan putri yang memegang kedua tanganya sementara nesa sudah berdiri didepannya,Syifa merasa seperti penjahat sekarang yang dikurung oleh polisi.

"Ih!ini kenapa pakai di pegangin segala sih,gue gak akan kabur"kata Syifa merayu sahabatnya,nifa menggeleng tegas mendengar itu,ia sudah sangat hafal perangai Syifa yang akan melakukan berbagai cara jika dia merasa terancam seperti sekarang.

"Halah kalau kita lepas Lo bakalan kabur kan"tuduh putri yang memang benar adanya

Syifa menganggukkan kepalanya mantap lalu sedetik kemudian menggelengkan kepalanya setelah sadar apa yang baru ia perbuat.

"Jadi Lo ada hubungan apa sama kak Azka"tanya nesa yang mulai mengintrogasi Syifa,gadis itu tampak bingung dengan apa yang mau ia katakan,apa ia jujur saja toh suaminya juga sudah jujur pada sahabatnya lalu mengapa ia tidak?gak elit dong liatnya.

"Iya iya gue jujur tapi ini dilepasin dulu Napa,berasa tahanan tau gak"pintanya,Putri dan nifa pun melepaskan tangan Syifa sesuai permintaan gadis itu lalu kemudian menunggu jawaban yang akan keluar dari mulutnya

Syif mengehela nafas pelan lalu kemudian mengangkat tangan sebelah kanannya, memperhatikan sebuah cincin yang melingkar manis di jari manisnya

"Paham?"tanyanya,ketiga sahabatnya itu kompak menggelengkan kepala,Syifa memutar bola matanya malas, sahabatnya ini memang Lola,tapi herannya mengapa ia mau bersahabat dengan mereka hingga sekarang.

"Gue udah nikah sama kak Azka"tukasnya singkat,ketiganya mengangguk mengerti tanpa merespon apapun,Syifa menjadi heran,tumben sekali mereka tak berteriak tapi baguslah jika begitu.

Tapi sedetik kemudian ketiganya membelalakkan matanya tak percaya setelah mencerna baik baik apa yang saja Syifa sampaikan pada mereka

"APA,LO UDAH NIKAH"

"SAMA KAK AZKA"

"TAPI KAPAN?"

Syifa menutup telinganya rapat rapat begitu mendengar teriakkan ketiga sahabatnya yang beruntun,baru saja ia mengagumi sosok mereka tapi sekarang sudah ambyar lagi.

"Syi syi syi,kok bisa Lo nikah sama dia"tanya nifa

Putri memicingkan matanya kearah Syifa membuat gadis itu mengernyit heran

"Apa jangan jangan Lo di perawanin sama dia"tukasnya

Syifa refleks menggeplak kepala putri setelah mendengar perkataannya barusan,ia menggelengkan kepalanya tak percaya dengan pemikiran putri terhadapnya

"Mulut Lo ya,sembarangan kalau ngomong"sarkasnya tajam

Putri nyengir kuda sambil terus mengusap kepalanya akibat pukulan syifa yang mendarat tepat di ubun ubinnya

"Ya maap syi,tapi kan biasanya gitu nikah muda karena salah pergaulan"

Syifa tak urung setuju dengan apa yang diucapkan putri,memang benar banyak pasangan muda yang menikah karena salah pergaulan,tapi ia bukan salah satu dari mereka ia menikah muda karena kemauan dari bunda Azka sebelum beliau meninggal dunia.

"Kok bisa sih nikah sama kak Azka"tanya nesa,dan mengalirlah cerita dari mulut Syifa,akhirnya gadis itu bisa bernafas lega setelah menceritakan semuanya dan ia juga senang karena mereka tak marah padanya,mereka paham jika Syifa juga butuh waktu untuk jujur mengakui tentang pernikahannya,karena percayalah butuh mental kuat untuk berkata jujur.

My bad boy Azka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang