Part 30 | END

339 5 0
                                    


La Douleur Exquise

•••


“Tante ini Ava! Tolong buka pintunya!”

Sekarang, pikiran Ava tidak jernih. Sehingga Ava pun melupakan tata krama saat bertamu. Persetanan dengan itu—yang sekarang Ava butuhkan adalah penjelasan dari pesan yang tadi ia dapatkan. Pesan yang tidak masuk akal.

Jovin.

Jovin mengiriminya pesan. Secara logika mungkin itu biasa saja, tapi  tidak untuk orang yang sudah lama tiada. Dengan Jelas Ava melihat waktu itu. Dengan jelas semua orang mengatakan hal itu. Tapi kenapa sekarang Jovin malah menghubunginya.

“Tanteee!.”

Zoya

Yang keluar adalah Zoya

Zoya keluar dengan wajah terkejut, “Ya ampun Ava, kamu kok ada disini?”

“Apa yang kamu lakukan disini? Kamu bilang pergi dengan Ayman ke acara keluarganya.” pertanyaan Ava membuat Zoya gelagapan. Ava memicing, melihat Zoya yang sedang panik—seperti menyembunyikan sesuatu.

“Dimana Jovin?”

Tepat! Ava bisa melihat Zoya yang terkejut. Ava tidak lagi memikirkan jawaban Zoya tentang pertanyaannya. Ava lebih tertarik dengan Zoya yang membuang arah pandangnya tidak ingin menatap manik mata Ava yang sekarang menatap Zoya nyalang—meminta kebenaran.

“Kamu apa-apaan sih Va?”

“Dimana Jovin?”

Zoya menggigit bibir bawahnya. “Bukankah selama ini kamu sudah tahu? Jovin sudah tiada!” Ava tersenyum sinis, mencoba percaya namun kali ini entah kenapa berat hatinya untuk setuju dengan Zoya.

“Sebenarnya maksud kamu ap-.”

“Jovin mengirim pesan padaku.”

Zoya mematung dan Ava lagi-lagi melihat tingkah Zoya. “Ada yang kamu sembunyikan Zoy?” Ava melangkah mendekati Zoya yang masih terdiam, membisu.

“Selama ini, apa yang kalian sembunyikan dariku Zoya Abyaksa?”

***

“Ava?”

Zoya merasa lega, terbebas dari Ava yang sedang mengintimidasinya dengan pertanyaan 'dimana Jovin?' setelah Mama Jovin ikut keluar menghampirinya.

Ava menatap dalam Mama Jovin, “Jovin dimana tan?” pertanyaan yang sungguh membuat wajah Mama Jovin terlihat aneh—panik mungkin. Respon Mama Jovin sama persis dengan Zoya. Sebenarnya apa yang Ia lewatkan selama ini?

“Tan-.”

Kali ini berbeda, ucapan Ava terpotong bukan karena Mama Jovin mengintrupsinya, tapi karena mimik Mama Jovin yang berubah sendu, “Ava, maksud kamu apa bertanya seperti itu nak?” dengan suara parau Mama Jovin bertanya.

Ava menggigit bibir bawahnya, bingung. Haruskah ia mengatakan apa yang tadi terjadi atau, “Ava nanya keberadaan Jovin tan. Jovin ada dimana?” dengan yakin Ava kembali menanyakan hal yang sama.

“Jovin sudah pergi Va.”

“Tapi tadi Ava menerima pesan dari Jovin tante!”

“Pesan?”

“Iya pesan! Jovin mengatakan kalau dia merindukan Ava tan.”

“Kamu bercanda Va? Sudah jelas-jelas Jovin sudah pergi. Dan itu faktanya!”

Ava menggeleng kuat. Kali ini Ava akan teguh pada pendiriannya, bahwa Jovinnya masih hidup.
Jovinnya masih berada di dunia yang sama dengannya. Mungkin saja dia hanya berada di belahan dunia yang lain.

Just be QuietWhere stories live. Discover now