Part 11

128 10 12
                                    


Naif, itulah aku
Terlalu terlena akan sikap manismu
Membiarkan diriku terbang terlalu tinggi
Membiarkan cahaya bintangku bersinar dengan terangnya dilangit
Seolah-olah telah mendapatkan harapan baru
Namun setelahnya kembali mendung kamu datangkan
Yang lantas meredupkan kembali harapan itu

•••

"Va ini bagus ga?"

Ava pun menolehkan kepalanya ke belakang untuk melihat bahan baju kebaya untuk acara wisuda mereka sebulan lagi.

Ahh iya lupa, akhirnya mereka akan wisuda juga dan mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran atau S.Ked dari FK UR. Mereka tidak menyangka bisa selesai hanya dengan kurun waktu tiga setengah tahun lebih untuk menyelesaikan studi di Fakultas Kedokteran. Dan mereka juga tak menyangka bakal bisa wisuda bareng, begitu juga dengan Ayman dan Jovin yang sama-sama telah menyelesaikan studi mereka.

"Bagus Zoy, cocok pasti dikulit kamu warnanya." Ava menyetujui pilihan warna untuk baju kebaya sahabatnya itu.

"Iya kan Man, Jo." Lanjut Ava meminta persetujuan kedua lelaki yang sekarang hanya duduk manis sambil memainkan ponsel masing-masing.

Ayman dan Jovin melirikkan matanya ke arah suara dan kompak hanya mengangguk saja tanpa berniat membuka suara karena tengah fokus ke game yang mereka mainkan. Ava dan Zoya hanya mendengus kesal melihat respon dari mereka.

"Udah itu aja Zoy, percaya deh pasti bagus. Gausah tanggepin tu cowok berdua yang mencari belaian di game mereka." Ucap Ava telak karena merasa diacuhkan oleh dua sekawan itu.

Zoya pun hanya mengangguk dan memanggil pegawai toko untuk mengurus potongan bahan yang ia inginkan, dan ia berjalan menuju Ava yang berdiri mengantri di kasir.

"Kamu udah dapat bahannya Va?"

"Udah kok aman nih tinggal bayar." Ujar Ava

Akhirnya tiba waktu mereka yang membayar pesanannya. Selesai membayar mereka kembali ke mobil dan melanjutkan perjalanan menuju ke suatu butik memenuhi permintaan Jovin dan Ayman untuk mencari tuxedo atau suit untuk wisuda mereka.

Kini giliran para lelaki yang berburu pakaiannya, gantian para leadis lah yang akan bersantai ria diruang tunggu. Namun itu hanya angan-angan Ava dan Zoya saja, dan disinilah mereka terus mengekori Jovin dan Ayman yang terus mencari buruannya.

Sudah hampir se-jam tapi mereka tak kunjung mendapatkan yang srek di hati mereka berdua. Ava dan Zoya sudah merasa lelah dan kesal dengan hal ini. Mereka pikir perempuanlah yang bakal ribet untuk mencari baju atau berbelanja yang lain tetapi lihat, Ayman dan Jovin bahkan bisa mengalahkan mereka. Sungguh apa dunia sekarang sudah mulai terbalik??

"Udah se-jam lebih belum juga ada yang cocok ya weee? Pegel nih, kami nunggu aja ya di ruang tunggu. Byeeeeeee!!!!!" Zoya lekas menarik Ava untuk pergi dari sana dan menuju ruang tunggu.

Dari pada kaki mereka pegel lebih baik duduk tenang aman santai diruang tunggu. Kedua lelaki itu saling tatap dan mengindikkan bahunya dan melanjutkan pencarian mereka.

Setelah beberapa saat, Jovin menghampiri Ava dan Zoya untuk meminta pendapat yang manakah yang harus dipilihnya.

"Va, Zoy bagusan mana? Grey, black or navy?" ujar Jovin meminta pendapat dengan kedua perempuan itu. Ava pun menelisik setiap model, bentuk motif dan warnanya dengan teliti.

"Yang grey aja, aku suka." Pilihan Ava jatuh ke suit yang grey kotak-kotak, ya karena seperti yang dia bilang bahwa ia menyukai yang itu Jovin melihat sejenak Suit yang menjadi pilihan Ava tadi, menimbang apakah ia akan mengambil yang ini atau memilih yang lain. Setelah mengamati lama akhirnya ia juga setuju untuk mengambil yang warna grey saja.

Just be QuietWhere stories live. Discover now