28. BMPB

37.5K 2.7K 36
                                    

"Bara," panggil Meisya saat melihat Bara ada di dalam kantin sekolah. Sedangkan lelaki yang ia panggil tengah asik menyantap makan tanpa mempedulikan panggilannya.

"Bara aku mau bicara sama kamu," ujar Meisya setelah sampai di depan meja Bara.

"Bara aku ingin penjelasan dari kamu, kamu beneran mau dijod--" sebelum sempat Meisya menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba ada gadis yang menarik tangannya dan sedikit mendorong Meisya agar menjauh dari meja Bara.  "Heh lo jangan deket-deket sama Bara," usir Bella gadis yang mendorong Meisya tadi.

"Apaan sih kak, meisya tuh mau bicara sama Bara," bantah Meisya yang tidak suka dengan sikap Bella.

"Kalau gue bilang pergi ya pergi, Bara tuh sekarang udah jadi calon suami gue."

"Dia itu bukan calon suami kakak, dia pacar aku," sanggah Meisya kesal saat mendengar Bella yang tiba-tiba mengeklaim Bara sebagai calon suaminya.

"Lo tahu sendirikan kalo Bara itu dijodohkan sama gue," sombong Bella.

"Aku nggak peduli," acuh Meisya.

"Ck dasar gadis kurang belaian, cari pria lain sana! Kenapa harus deket sama calon suami gue," suruh Bella sambil menatap tajam kearah Meisya.

"Dia itu bukan calon suami kakak, dia itu pac--"

"Meisya kita putus!" sela Bara cepat dan dingin memotong perkataan Meisya.

"Kamu pasti bercandakan Bar? hahah ga lucu banget sih kamu candanya." Meisya tertawa renyah menanggapi perkataan Bara.

"Gue serius, kita putus!" tekan Bara dengan wajah yang serius.

"Udah aku bilangin kamu tuh nggak usah bercanda, nggak ada lucu-lucunya tahu." Meisya tetap saja tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Bara.

"Teserah kamu mau percaya apa nggak, tapi secara terangnya kita udah putus!"

Deg

Mata Meisya memerah saat melihat keseriusan dan ketegasan dalam kalimat yang dikatakan oleh Bara, ia sangat tahu jika sekarang Bara memang sedang tidak becanda. "Bara nggak bakal tinggalin Meisyakan?" tanya Meisya khawatir.

"Maaf, gue udah punya tanggung jawab lain," balas Bara sambil menggenggam tangan Bella lalu pergi meninggalkan Meisya sendirian di sana.

Sepeninggalan Bara ia melihat Meisya jatuh terduduk dengan memegang dadanya yang terasa sesak, Bara tersenyum miris melihat keadaan Meisya.

"Bara jangan tinggalin Meisya!" mohon Meisya namun tidak akan dapat didengar oleh Bara karena Bara sudah keluar dari kantin.

"Bara jangan tinggalin aku!"

"Bara nggak bisa ninggalin aku."

"Jangan Bara!" keringat dingin memenuhi kening Meisya.

"Jangan tinggalin aku Bara," racau Meisya sambil membalikan badanya kekanan dan kekiri secara gelisah

"BARA!" teriak Meiysa dan terbangun dari tempat tidurnya dengan nafas yang tersenggal-senggal, jantungnya pun seperti memompa sangat cepat.

"Sayang kamu kenapa?, kamu baik-baik aja kan nak?" tanya Mira yang langsung masuk kedalam kamar Meisya saat memdengar teriakan dari anaknya.

"Mi Me-meisya ada di mana?" tanya Meisya pelan sambil menetralkan nafasnya dan memegang kepalanya yang sedikit terasa pusing.

"Kamu lagi mimpi buruk ya?" tanya Mira berusaha menenangkan putrinya. "Badan kamu panas sayang," kaget Ratna saat mengusap keringat di kening anaknya.

BARA My Possessive Boyfriend (OPEN PO)Where stories live. Discover now