03. BMPB

93.2K 7K 405
                                    

Deg

Anak itu juga melihat kearah Bara, dia adalah Meisya.

"Bara," panggil Meisya dari dalam mobil tersebut sambil menatap Bara binar.

"Meisya," balas Bara tidak percaya saat melihat gadis di dalam mobil itu ternyata benar-benar Meisya.

Marah Bara semakin membesar, setelah kesal mencari ibunya. Sekarang ditambah gadisnya yang tiba-tiba berada didalam mobil seseorang.

"Sudahku bilang, tunggu aku di taman. Kenapa malah ada disini?" tanya Bara dengan nada marah.

"Bara, Meisya mau pergi," cicit Meisya pelan sambil menatap Bara takut.

"Nggak usah bercanda. Cepet turun! Atau aku nggak jadi beliin kamh es krim," ancam Bara.

Meisya hanya membalas dengan gelengan pelan. Ia ingin sekali bersama Bara, tapi dia juga sangat ingin memiliki keluarga.

"Turun Meisya atau aku bakal marah sama kamu!" Lagi-lagi Bara memperingati Meisya.

Sebelum Meisya menjawab perkataan Bara, tiba-tiba mobil yang ditumpangi Meisya bergerak dan mulai berjalan.

"Meisya sudahku bilang turun, kenapa malah pergi," teriak Bara yang berusaha mengejar mobil Meisya.

"Bara hiks... Meisya gak mau ninggalin Bara, turunin Meisya." tiba-tiba Meisya menangis dengan keras.

"Meisya gak boleh pergi, Meisya tuh milik Bara!" teriak Bara yang masih terus mengejar mobil Meiysa.

"Mami, Meisya pengen ketemu Bara hiks," pinta Meisya kepada Mira dengan wajah memelas.

"Sayang kita akan pergi," jelas Mira sambil menenangkan Meisya.

Sedangkan di luar mobil, Bara terus-menerus memanggil namanya.

"Meisya mohon berhenti hiks... Meisya pengen bicara sama Bara sebentar," mohon Meisya pada Mira sekali lagi dengan terus menangis.

Mira yang merasa kasian akhirnya mengangguk, lalu menyuruh sang supir untuk berhenti sebentar. Bara yang tadinya berlari akhirnya ikut berhenti, tepat di dekat jendela mobil yang ditumpangi gadisnya.


"Meisya mau pergi jauh, Bara hiks.. Bara nggak usah kejar Meisya, nanti Bara capek terus sakit," pesan Meisya dari jendela mobil tersebut.

"Nggak Meisya nggak boleh pergi, Meisya cuman milik Bara," balas Bara dengan tegas.

"Sekarang Meisya udah punya keluarga, Meisya harus ikut mereka," sanggah Meisya.

"Meisya milik Bara, Meisya nggak boleh ikut mereka," cegah Bara.

"Meiysa tetep harus ikut Bara hiks.."

"Gimana kalo Bara gak bisa ketemu lagi sama Meisya?" tanya Bara sedih.

"Bara harus cari Meisya," jawab Meisya cepat.

"Kalo nggak ketemu?"

"Bara nggak boleh nyerah untuk cari Meisya, Meisyakan milik Bara," jawab Meisya sambil menghapus air matanya.

BARA My Possessive Boyfriend (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang