05. BMPB

93.8K 7.3K 117
                                    

"Dek Mami sama Papi lagi keluar ada perkerjaan katanya, nanti lo kalo udah sampai di rumah nggak usah cari mereka," pesan sang kakak sambil terus fokus menyetir. Mereka sekarang sedang berada diperjalanan pulang.

"Hmm,," gumam Meisya dengan pandangan yang terus tertuju pada luar jendela. Memorinya sedikit berputar saat mobil yang ia kendarai bersama kakaknya melewati tempat yang dulu pernah ia tempati.

"Ma hiks... Bara jatuh hiks. Meisya pengen bantuin Bara hiks.. turunin Meisya disini," pinta Meisya sambil menggedor-gedor jendela mobil yang mereka kendarai.

"Sayang dia hanya jatuh, Bara bisa mengobati lukanya nanti. Sekarang kita pergi ya, atau kita bakal ketinggalan pesawat," bujuk Mira sambil memeluk erat Meisya.

"Betul kata mami, dia itu kan anak laki-laki dia nggak bakal kenapa-kenapa," timpal Al.

"Tapi Mi hiks.. Meiysa nggak bakal ketemu lagi sama Bara," tangis Meiysa dalam pelukan Mira.

"Shuut diem ya sayang, jangan nangis lagi. Mamikan udah bilang ke Meisya. Nanti kita bakal kembali kesini lagi, jadi jangan nangis ya. Meisya bakal ketemu lagi kok sama Bara, tapi tidak untuk sekarang," Bujuk Mira sambil mengelus pelan rambut Meisya.

"Hiks..hiks..." Meisya masih saja Menangis dipelukan Mira.

Hingga beberapa saat kemudian terdengar dengkuran halus yang keluar dari mulut kecil Meisya. Saat Mira memeriksanya, gadis kecil yang baru saja menjadi anaknya ini ternyata sudah tidur pulas.

Mira mengambil selimut putih yang ia simpan di dalam mobilnya, menyelimuti tubuh Meisya, dan membawa tubuh gadis kecil itu kedalam dekapan hangatnya.

Air mata Meisya tiba-tiba jatuh begitu saja tanpa ia sadari, dulu ia pergi melewati jalan ini, dan sekarang ia kembali melewati jalanan ini lagi, lalu bagaimana dengan kabar Baranya, apakah dia sudah melupakannya?

"kenapa dek?" tanya Al saat melihat Meisya menangis.

Meisya baru sadar bahwa ia sedang menangis, dengan cepat ia menghapus air matanya dan mencoba untuk tidak lemah dihadapan kakaknya.

"Nggak papa kok kak," bohong Meisya.

sebenarnya Al sudah tau jika adiknya ini sedang menangis, namun ia juga memakluminya. Mungkin dia sedang teringat pada masa lalunya.

"Oh, mau mampir ke panti nggak?" tawar Al.

"Ga deh kak, Meisya capek. Langsung pulang aja, lagian Meisya ga lagi bawa apa-apa buat ke panti. Kapan-kapan aja deh," balas Meiysa lesu.

****

Pagi harinya...

"Mi kenapa seragam Meisya beda sama punyanya Al?" tanya Al kepada Mira saat melihat seragam yang di kenakan oleh adiknya berbeda dengan yang ia pakai sekarang.

"Karena Meisya nggak mau satu sekolah sama kak Al, nanti kak Al malah ngawasin Meisya 24 jam dan nggak bakal biaran Meisya makan bebas," balas Meisya.

"Kenapa nggak di sekolah kita aja sih dek? Kan gue bisa ngejagain lo nantinya, kalau lo di bully disana gimana?" tanya Al ketus tapi terlihat sangat khawatir.

"Ih kak Al mah Do'ain Meisya yang nggak baik-baik," adu Meisya sambil menekuk wajahnya.

"Kok jadi kakak sih dek?" tanya Al heran mengapa malah adiknya yang marah.

BARA My Possessive Boyfriend (OPEN PO)Where stories live. Discover now