68 | Birthday

8K 316 6
                                    

JANGAN LUPA VOTE
DAN KOMEN
.
.
.

Levin keluar dari kamar mandi masih dengan handuk bertengger dipinggangnya. Menatap istrinya yang melamun membuat levin menghela nafasnya.

"Sayang mandi sana"

"Mas vin kenapa masih handukan. Emang gak dingin?"

"Gak, apalagi meluk kamu aku sama sekali gak ngerasain dingin"

Alya tersenyum lalu melepaskan pelukan levin "Pake baju cepet, aku mandi dulu"

Levin nampak asik bermain game diponselnya, sampai tak menyadari jika alya sudah selesai mandi dan sekarang duduk disebelah levin.

"Yey menang" pekik levin melempar ponselnya dikasur, ketika menoleh levin terlonjak kaget melihat alya.

"Kaget?"

"Sejak kapan kamu disitu"

"Sejak tadi, mas vin aja yang keasikan main game"

Levin terkekeh. Tangannya mengusap rambut alya yang basah "Kebiasaan rambutnya gak dikeringin, nanti kamu masuk angin sayang"

"Hehe"

Levin berdiri dari kasur berjalan kemeja rias mengambil pengering rambut dan kemudian kekasur lagi.

"Sini deketan"

Alya menurut. Levin dengan telaten mengeringkan rambut alya sesekali mencium pucuk kepala alya.

"Kamu udah ngantuk belum sayang, kita tidur yuk"

Alya membaringkan tubuhnya disebelah levin.

"Mas vin"

"Hm?"

Tangan nakal alya masuk kedalam kaos levin dan mengelusnya lembut dari dada keperut berulang ulang seperti itu.

Nafas levin tercekat. Matanya melirik alya yang tersenyum jahil "Tangan kamu sayang" peringat levin dengan suara yang serak.

"Tangan aku kenapa?" goda alya.

"Jangan mulai"

"Iya iya" alya mengeluarkan tangannya dari balik kaos levin dengan tampang cemberut.

Cup

"Tidur" levin memeluk tubuh kecil alya menjadikannya sebagai guling.

Hari demi hari telah dilalui pasutri muda yaitu alya dan levin tanpa ada lagi gangguan. Hidup mereka damai dan tentram.

Alya sedang bersama levin didalam mobil. Alya yang tengah liburan setelah ulangan semester memutuskan ikut levin kerumah sakit.

"Mas vin liat kacamata aku"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mas vin liat kacamata aku"

"Kenapa?"

"Bagus gak, baru aku beli kemarin"

"Oh bagus"

Alya berjalan beriringan disebelah levin, semua orang sudah tau jika alya adalah istri dari dokter levin.

Brian tersenyum dari kejauhan melihat levin yang datang dengan alya. Tidak ingin hilang kesempatan brian berlari menghampiri dua pasangan itu.

"Hay alya"

"Kak brian, hay juga"

"Gak salah sih levin bucin banget sama lo al wong lo nya cantik gini. Gue aja mau kok kalo lo jadiin suami kedua"

Levin menendang kaki brian dan menatapnya tajam "Langkahin dulu mayat gue"

Alya tertawa "Kak brian lucu deh, masa mau jadi suami kedua aku. Tapi kalo kak brian aku mau mau aja sih"

Brian melebarkan matanya "Ayo kita ke-kua"

"Eh tangan lo mau gue tebas" levin melepaskan paksa tangan brian dari alya.

"Sayang ayo keruangan aku"

Alya mengangguk dan melambaikan tangannya pada brian.

Bosan menunggu levin yang sibuk dengan pasiennya. Alya menata apa saja yang ada dimeja levin yang menurutnya berantakan "Rapi kan" matanya melirik mencari cari apa masih ada yang harus ia rapikan, namun perhatian alya teralihkan pada kalender "Tanggal 22, besok ultah mas vin dong. Dodol banget sih gue sampe lupa gini"

Sebuah ide melintas dikepala alya. Bibirnya tersenyum miring. Lantas alya keluar untuk mencari brian.

Untung saja mencari brian tidak sulit, karena sekarang alya menemukan brian tengah menggoda suster yang ada dirumah sakit.

"Kak brian"

"Alya kenapa? pasti kangen nih, iya sih muka gue ini emang ngangenin udah banyak kok yang bilang gitu"

Alya memutar kedua matanya malas mendengar ocehan tidak bermutu dari brian "Siapa juga yang kangen sama kak brian, aku kesini itu mau minta bantuan sama kak brian"

"Bantuan apa?"

Alya membisiki brian sesuatu, lalu keduanya sama sama tersenyum jahil.

Levin baru selesai dengan pasiennya, ia masuk kedalam ruang pribadinya dan tidak menemukan alya disana.

"Sayang"

Levin keluar untuk mencari alya. Ia tidak akan pernah tenang jika alya menghilang begini.

"Dokter karin"

Karin terlihat senang ketika levin memanggilnya, namun mendengar nama alya disebut karin langsung cemberut.

"Kamu liat alya gak?"

"Gak"

"Oke"

Alya benar benar hilang bak ditelan bumi, levin tidak menemukannya dimana mana meski levin sudah mengelilingi rumah sakit bahkan ponselnya pun tidak aktif.

MY POSSESSIVE DOCTOR [selesai] ✅Where stories live. Discover now