64 | Dalam bahaya

6.8K 258 1
                                    

JANGAN LUPA VOTE
DAN KOMEN
.
.
.

Hari minggu. Seharusnya alya bersantai tapi mengingat dirinya yang ingin mengerjakan tugas bareng ervan membuatnya harus melewati hari liburnya.

Alya mengubah posisi tidurnya menjadi menatap levin yang masih asik didunia mimpinya.

Jari alya perlahan menyentuh wajah levin dari alis yang tebal lalu turun kehidung mancungnya berakhirlah dibibir yang sedikit terbuka.

"Gue cium mas vin gak dosa kan?" gumam alya dengan wajah yang mendekat pada levin fokusnya hanya pada bibir itu.

Aksi nakal alya terhenti ketika levin bangun dan menatapnya lembut.

"Kamu mau ngapain sayang?" goda levin, padahal ia tau bahwa alya ingin menciumnya diam diam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kamu mau ngapain sayang?" goda levin, padahal ia tau bahwa alya ingin menciumnya diam diam.

Kedua pipi alya memerah sempurna, rasa malu menyergap dirinya. Meski levin suaminya tapi tetap saja arggh malu itu terasa.

"Eum.. " bibir alya kelu untuk menjawab.

Levin yang gemas dengan alya, langsung saja menyerangnya dengan ciuman brutal.

Awalnya alya kaget namun pada akhirnya alya hanyut dalam ciuman itu.

Alya telah rapi dan bersiap untuk pergi, diluar ervan telah menunggunya. Padahal alya tidak ada menyuruh ervan untuk menjemputnya tapi cowok itu berinisiatif sendiri.

"Mas vin aku berangkat ya"

"Gimana aku aja anterin kamu sayang"

"Gak usah mas vin, kasian ervan udah dateng kesini mau jemput aku"

Levin pada akhirnya mengalah, ia menemani istrinya keluar.

Ervan menatap levin sebentar dan berganti menatap alya "Udah siap, sekarang aja yuk berangkat"

"Oke. Mas vin aku berangkat sekarang"

Levin menatap ervan dengan perasaan tak tenang, cowok itu terlihat menyembunyikan sesuatu.

"Mas vin! " panggil alya cukup keras, karena melihat levin yang diam tidak membalas ucapannya.

"Iya sayang" balas levin dengan memasangkan helm dikepala alya.

Dijalan alya memberanikan diri untuk bertanya tempat mereka mengerjakan tugas, karena ervan tidak memberitahunya.

"Van kita ngerjain dimana ya?"

"Rumah gue"

"Hah rumah lo?! " kaget alya.

"Tenang aja dirumah masih ada orang"

Alya bernafas lega membuat ervan tersenyum dari balik helmnya dan makin melajukan motornya.

Ervan menyuruh alya duduk, karena ervan ingin menemui pembantunya didapur agar membuatkan minuman.

Alya mengangguk saja. Ervan pergi kedapur dan disana sama sekali tidak ada pembantu karena ervan berbohong. Hari ini ervan akan bersenang senang dengan alya.

"Alya lo bakal jadi milik gue dan gue gak sabar akan hal itu" ervan memasukan bubuk putih kedalam minuman jus milik alya.

Tak lama ervan datang dan menyodorkan satu gelas jus untuk alya "Nih minum, tadi pembantu gue gak bisa anterin karena dia lagi banyak kerjaan"

Alya mengangguk mengerti "Makasih van"

"Sama sama"

Tatapan ervan tak lepas dari alya yang mulai meminum jusnya tanpa rasa curiga.

"Kepala gue kenapa pusing van" alya merasa sekelilingnya bergerak.

Ervan bergerak cepat mendekati alya dan merangkulnya "Lo pusing al, mau kekamar gue?"

Levin gelisah menatap ponselnya, alya tidak bisa dihubungi sama sekali.

"Sayang kamu gpp kan"

Notip masuk diponsel levin. Mata levin membola, paman john memberitahunya bahwa ervan adalah teman baik vika.

Shit

Levin mencengkram ponselnya dan berlari keluar rumah dan bergegas memasuki mobilnya dan menjalaninya cepat.

"Arghh" levin memukul stir mobilnya ketika macet yang lumayan panjang menghambat jalannya.

MY POSSESSIVE DOCTOR [selesai] ✅Where stories live. Discover now