48 | Cemburu

9.1K 377 4
                                    

JANGAN LUPA VOTE
DAN KOMEN
.
.
.

Levin tidak tau siapa orang dibalik nomor asing yang terus menerus mengirimnya sebuah foto dimana alya yang tengah senang menerima hadiah dari revan. Tapi yang pasti levin cemburu.

"Sial! gak bisa dibiarin, kalo alya terus terusan bareng revan bisa aja alya suatu saat nanti ninggalin gue dan milih revan"

Lamunan levin buyar ketika brian datang dan mengoceh tidak jelas.

"Vin najis banget sih mantan lo, gue gedek sendiri ngeliatnya"

"Mantan gue? maksudnya?"

"Gak usah amnesia gitu. Mantan lo cuma karin sinenek lampir itu"

"Kenapa lagi sama dia"

"Dia marah marah gak jelas sama suster yang ngeidolain lo, katanya lo punya dia jadi gak boleh ada yang suka. Gila kan tuh cewek!"

"Lo aja baru ngeh. Dia emang udah gila dari dulu"

•••
Karin tersenyum lebar ketika menemukan levin dikantin rumah sakit. Langkahnya ia percepat dan setelah itu tanpa izin duduk disamping levin "Aku boleh duduk disini kan dok?"

Levin menghentikan suapannya, tanpa menatap karin levin berucap "Kamu sudah duduk dokter karin, jadi tidak perlu izin lagi"

Karin terlihat senang meski levin bersikap dingin padanya. Karena sekarang karin sedang duduk bersama levin jadi banyak yang mencuri pandang kemeja mereka. Sebuah ide muncul diotak licik karin "Dokter levin terimakasih kemarin telah menolong saya, bahkan dokter sampai mengantar saya kerumah"

Senyuman menghiasi dibibir merah karin, ketika telinganya mulai mendengar bisikan bisikan tentang hubungannya dengan levin.

Paham dengan situasi. Levin tersenyum miring, ternyata karin ingin semua orang beranggapan jika mereka memiliki hubungan.

"Bukankah kamu sendiri yang meminta saya mengantarkan kamu sampai kerumah dokter karin? maaf saya hanya ingin mengingatkan anda tentang itu" levin sengaja berucap dengan suara cukup lantang.

"Eh dengerkan? gak mungkin dokter levin punya hubungan sama dokter karin"

"Astaga menyedihkan sekali, sepertinya dokter karin sangat menyukai dokter levin tapi ditolak haha"

"Cantik tapi gatel. Percuma tsay"

"Mas levin!"

Karin cukup malu, kini semua orang pasti mengejeknya karena mengaku jika mempunyai hubungan dengan levin, ditambah sekarang istri sah levin datang kerumah sakit.

Berbagai pasang mata menatap alya dengan kepo. Namun alya hanya acuh dan berjalan mantap mendekati levin.

"Sayang, kamu kesini kenapa gak ngabarin aku?"

"Sayang!"

"Astaga itu siapanya dokter levin?"

"Jangan bilang gadis itu kekasih dokter levin"

Alya ikut duduk disebelah levin. Kini levin ditengah dua gadis yang saling menatap sengit.

Terutama karin, ia menggeram marah. Alya gadis yang harus segera dimusnahkan agar levin menjadi miliknya tanpa adanya gangguan.

"Aku sengaja gak ngabarin biar surprise. Eh tapi kamu udah makan mas vin?"

"Iya aku udah makan. Kamu udah juga kan?"

"Udah dong. Aku gak mau nanti dimarahin mas vin karena ngelewatin jam makan"

"Istriku sekarang udah pinter"

"Istri! Omg harapan gue udah pupus jadi bini dokter levin"

"Huwaa hati aku sakit tau fakta ini"

Tanpa sengaja levin melihat luka ditangan alya "Tangan kamu kenapa alya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa sengaja levin melihat luka ditangan alya "Tangan kamu kenapa alya?"

"Oh ini" alya ikut melihat lukanya "Mas vin gak perlu cemas, cuma lecet doang kok"

"Penyebabnya apa?"

"Tadi keserempet motor"

Mata levin membelalak "Kok bisa! siapa yang udah berani nyerempet kamu, biar aku bales dia lebih dari yang dia lakuin kekamu alya"

Alya tertawa, lucu sekali melihat levin yang terlihat kesal bercampur cemas.

"Jangan ketawa kamu. Aku lagi kesel, bisa bisanya tuh orang bikin istri aku terluka"

"Grep" alya memeluk levin erat, menenggelamkan kepalanya didada bidang levin "Aku cinta banget sama mas vin"

MY POSSESSIVE DOCTOR [selesai] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang