32 | Penjelasan

11.3K 418 1
                                    

JANGAN LUPA VOTE
DAN KOMEN
.
.
.

Alya tetap berdiam dimobil, enggan keluar meski pintu mobil disisinya terbuka lebar.

"Keluar!"

"Gak mau, lo pasti mau hukum gue kan?"

Levin benar benar makin kesal melihat alya yang terus menerus membangkang.

"Eh mau ngapain lo?!" alya panik ketika levin tiba tiba menggendongnya.

"Memberi hukuman untuk gadis nakal"

"Gak mau! turunin gue"teriak alya.

Levin menggendong tubuh alya tanpa beban. Langkah kakinya berjalan santai ditangga.

"Buka pintunya"

Alya menggeleng "Gue gak mau om, turunin gak! "

Muak dengan tingkah alya. Levin menendang pintu kamar mereka sampai terbuka lebar, jantung alya seakan mau copot dari tempatnya.

Tubuh alya dilempar levin keatas kasur. Perasaan alya jadi takut apa hukuman yang akan dirinya terima.

Pagi telah tiba dan alya masih tiduran dikasur tanpa berniat mandi dan bersiap untuk sekolah.

Tubuhnya sakit. Bergerak sedikit saja alya tidak kuat

"Om satu itu nyebelin banget auw" alya meringis pelan.

Levin membuka pintu dan tersenyum menatap alya yang masih diatas kasur "Alya kamu tidak sekolah? lihat ini sudah jam berapa, kamu bisa terlambat"

Alya menatap sebal pada levin "Gue mau bolos hari ini!"

Terdengar jika alya masih marah. Dan itu membuat levin gemas, levin pun duduk disisi kasur dan menyentuh alya.

"Gak usah pegang pegang"

"Marah heum?"

Tentu alya marah. Malam itu alya yang takut jika levin memberi hukuman aneh aneh berniat kabur tapi malah terjatuh karena tersandung kakinya sendiri. Levin bukannya membantu malah tertawa, alya sampai menangis.

"Yaudah kamu tidak usah sekolah. Saya berangkat kerja dulu, dimeja makan sudah saya siapkan makanan"

•••
Alya baru memasuki kelas dan disambut tatapan sinis kedua sahabatnya.

"Kemana aja lo kemaren? ngilang. Pasti ngehindari kita kan" mawar mencegat jalan alya.

Alya berdehem singkat. Ternyata mawar dan bella masih ingat kejadian waktu itu.

"Bukan gitu"

"Terus kemaren lo kemana, padahal kita pengen minta penjelasan"

Alya mengangguk pelan dan menggeser tubuh mawar dan berjalan kebangku-nya.

"Pagi vika"

"Pagi juga alya" balas vika sambil tersenyum.

Bella menendang kursi yang diduduki alya "Alya lo niat gak sih jelasin tentang hubungan lo sama dokter levin, kita pengen tau"

"Duduk dulu, biar enak jelasinnya"

Mawar dan bella mengikuti saran alya untuk duduk "Cepet, awas lo boong"

"Eum gue sebenarnya udah nikah, dan dokter levin itu suami gue" jelas alya kelewat santai, hal itu membuat ketiga sahabatnya tertawa.

"Alya kita minta penjelasan bukan lawakan dari lo sialan" mawar masih tertawa.

Bella mengangguk setuju dengan ucapan mawar "Kebanyakan nonton drama yaa gini jadinya, halu parah"

Alya menghembuskan nafasnya kasar "Gue udah cerita, tapi kalian gak percaya"

Vika mendekat pada alya dan berbisik pelan "Ucapan yang tadi bener, lo udah nikah?"

Alya mengangguk pasti membuat mawar dan bella mengubah eskpresi mereka menjadi serius.

"Kok bisa! "

"Ceritain yang jelas" desak mawar.

"Biasa dijodohin. Mama sama papa udah bosen ngadepin kelakuan gue jadi mereka jodohin gue sama om levin"

"Lucky banget lo alya! dokter levin ganteng banget, pasti tubuhnya seksi ya kan"

Alya tersenyum miring , enak juga ngerjain sahabatnya "Iyalah, gue tiap malem peluk om levin terus tau. Perutnya punya 6 kotak gaes"

Mawar dan bella menganga "Gila enak banget jadi lo! gue juga pengen" teriak keduanya.

Vika menganggu setuju "Bener banget. Enak ya jadi alya"

MY POSSESSIVE DOCTOR [selesai] ✅Where stories live. Discover now