39 | Masalah!

10K 392 1
                                    

JANGAN LUPA VOTE
DAN KOMEN
.
.
.

Alya berjalan, masuk kedalam rumah dengan dibantu levin.

Lebay bukan! Tapi levin memang pemaksa, alya sudah bilang berkali kali jika dirinya masih kuat berjalan meski tanpa bantuan.

"Sebenarnya gue bisa sih jalan sendiri gak usah dibantu segala"

Ucapan alya dibalas levin dengan berdehem singkat, artinya alya tidak boleh membantah.

Ketika sudah sampai dikamar mereka. Alya didudukan oleh levin diatas kasur.

"Jujur sama saya, siapa yang sudah berbuat jahat sama kamu alya"

Alya menatap malas kearah levin "Gue gak tau" alya terpaksa bohong, tidak ingin nantinya levin ikut campur dalam masalahnya. Biarlah alya mengurusnya sendiri.

Levin menyentuh pipi alya dan mengelusnya "Alya apa kamu bisa berjanji. Jika ini kali terakhir saya melihat kamu terluka"

Alya menatap levin sendu. Kenapa levin bersikap lembut membuat alya susah untuk melupakan rasa sukanya.

"Eum gue juga gak mau kali terluka. Tapi apa boleh buat kalo emang musibah"

Levin membawa alya kedalam pelukannya "Jaga diri kamu baik baik. Saya tau alya riani bukanlah gadis lemah"

•••
Amel hampir menangis. Foto nya dipajang didepan mading, siapa yang sudah berani melakukan itu padanya.

"Brengsek" amel menarik foto itu lalu merobeknya sampai tidak berbentuk "Foto itu gak bener. Ada orang yang sengaja fitnah gue!"

Namun teriakan amel percuma. Gosip itu sudah tersebar luas. Amel gadis nakal peliharaan om om berduit.

"Gue mau dong, berapa bayarannya. Semalam aja kok"

"Jijik gak sih liat dia. Sok cantik banget padahal udah gak pw haha"

Amel meraung. Mentalnya tidak siap mendengar berbagai cibiran yang ditunjukan untuknya.

Alya membelah kerumunan. Lalu mendekati amel "Gimana mel balasan gue. Lo suka? ah pasti dong, secara kan tentang lo yang suka ngejual diri udah kebongkar pasti habis ini lo laris manis"

Amel menatap alya dengan sorot tajam "Lo emang gak punya hati! "

"Gue" alya menunjuk dirinya "Gak punya hati lo bilang! haha emang sih,"

Karena kesal bercampur malu. Amel malah berlari pergi. Mungkin sebentar lagi amel akan keluar dari sekolah saking malunya.

"Setelah ini giliran lo alya riani" bahkan alya tidak tau seseorang tengah merencanakan sesuatu padanya.

Alya tengah mencatat dibukunya. Karena sering bolos membuat alya banyak ketinggalan pelajaran, dan untungnya catatan vika lengkap jadinya alya meminjam buku vika.

Mawar memperhatikan alya yang sangat fokus mencatat "Alya vika sama bella kok gak ada ya? mereka kemana sih"

"Gue gak tau juga mereka kemana"

Pintu kelas terbuka lebar. Pelakunya adalah bella, datang dengan wajah panik.

"Alya mawar gawat!! "

Alya menatap bella bingung "Lo kenapa sih bel? dateng dateng rusuh"

"Iya nih bella. Vika mana woy?"

Bella menarik tangan alya dan juga mawar "Ikut gue sekarang. Kalian harus liat"

Tepat didepan mading. Kini foto pernikahan alya dengan levin terpajang dengan ukuran yang cukup besar.

Mata alya melebar. Darimana foto itu didapatkan "Siapa orang yang pajang foto ini" teriak alya marah.

"Gue gak tau juga al"

Mawar merobek foto dimajang itu. Dan menarik alya untuk menjauh dari kerumunan yang sedaritadi menatap alya dengan dengan rendah dan jangan lupakan ucapan kasar mereka.

"Lo tenang dulu al, lo coba ingat ingat siapa yang udah tau tentang pernikahan lo sama dokter levin"

"Gue cuma kasih tau sama kalian bertiga, revan omg jangan bilang ini kerjaan bu tuti dia kan gak suka banget sama gue!"

"Masa sih al ini kerjaan bu tuti. Emang dia berani bukannya dokter levin udah kasih ancaman"

Alya menggeleng tidak tau "Gue bingung. Kaya nya setelah ini bakal muncul masalah besar deh"

Mawar dan bella memeluk alya untuk menenangkannya "Lo tenang aja al masih ada gue sama bella disisi lo. Kita bakal selalu ngedukung lo"

Alya merasa terharu "Makasih guys, kalo gak ada kalian gue gak tau harus ngapain"

Melihat kedua sahabatnya. Alya baru sadar jika vika tidak terlihat sedari tadi "Vika mana?"

MY POSSESSIVE DOCTOR [selesai] ✅Where stories live. Discover now