27

1.8K 197 32
                                    

Team menonton siaran televisi bersama ibunya di ruang keluarga, memeluk sekantong besar keripik kentang berbungkus kuning kesukaannya sembari mengotak atik ponsel.

"Team, kapan kau akan berhenti mengunyah? Luka di perutmu bisa terbuka jika terlalu penuh."

"Aish ibu ini...aku baru juga memakannya."

"Kau pikir aku tak melihat jika itu sudah bungkus kedua? Kau benar-benar berniat merusak ginjalmu huh?!"

"Baiklah...aku berhenti.." Ibu sudah terlihat galak, tak mau terus diomeli ia melipat bungkus lalu meletakkannya, sesekali ia masih melirik, terlalu sayang ia melepaskannya.

"N'Team, bibi lupa memberitahu...ini ada titipan dari N'Win." seorang pelayan di rumah Team memberi sebuah buku sketsa yang cukup tebal untuk Team.

"Hia...kapan hia kesini bi?"

"Sehari sebelum N'Team kembali, maaf bibi lupa memberikannya."

"Terimakasih bi."

"Team, mau kemana? Team...!"

Team mengabaikan panggilan ibunya, ia berlari keluar rumah menuju rumah Win, namun ia kecewa melihat rumah itu nampak sepi dengan gembok menggantung di pintu pagar. Ia menaiki pagar lalu melompat masuk ke halaman, berjalan perlahan ke teras, meski tahu tak akan ada yang menjawabnya ia masih mengetuk pintu dan memanggil pemilik rumah.

"Hia...hia Win...hia! Apa kau ada di rumah?"

"Hia Win..." Team mundur, ia lalu duduk di tangga teras menuju halaman, membuka buku sketsa dari Win yang di bawanya.

Buku sketsa itu ternyata ada dua bagian, bagian pertama berisi kenangan Win tentang Team juga keluarganya sejak mereka masih kanak-kanak, dimulai saat Team pertama kali menjadi murid ibunya di play group hingga mereka duduk di sekolah menengah. Tiap kali melihat gambar di mana terdapat anggota keluarga Win, Team akan berlama-lama menatapnya, ia sangat merindukan mereka. Team sangat sedih, ia tak bisa bertemu mereka lagi. Team segera menghapus air mata yang akan jatuh agar tak membasahi buku itu. Gambar di buku pertama itu sangat penuh hingga halaman terakhir, seperti kisah yang telah bertahun-tahun Win simpan.

Team lalu membuka bagian kedua, di halaman pertama adalah gambar dia berdiri di depan universitas pada hari pertama ia masuk kuliah, Team masih mengingat saat itu, di tempat itu pula ia bertemu In, Parm juga Manaow yang sekarang jadi sahabatnya. Team tak tahu jika Win bahkan sudah melihatnya di hari pertamanya.

Lembar kedua adalah gambar dirinya yang tengah berjongkok pura-pura membenahi tali sepatu saat ia menghindari Win. Lembar ketiga gambar dirinya tertidur di atas perut Win persis seperti gambar yang pernah Manaow perlihatkan, lembar-lembar selanjutnya masih berisi gambar dirinya hingga lembar kesepuluh adalah gambar dimana ia terbaring di rumah sakit. Gambar itu adalah gambar terakhir di buku bagian kedua. Di lembar berikutnya hanya terdapat tulisan tangan Win yang sangat Team kenali, di sana tertulis pesan.

'Pao..Jangan bersedih dan menangis sendirian dan jangan lagi terluka.'

Team segera berlari pulang, hanya membaca pesan itu ia merasa sedih dan sakit. Ia baru tahu bahwa hia nya selama ini tak pernah mengabaikannya.

Di setiap gambar yang Win buat dalam buku, semua ada dirinya tak satupun yang terlewat. Gambar di buku pertama dimulai saat pertama kali mereka bertemu, di halaman terakhir adalah saat terakhir Team bertemu Win sebelum kepergiannya. Dan di buku kedua berisi semua gambar Team, setelah mereka berada di universitas yang sama.

Tak ada gambar yang Win buat selama tiga tahun terakhir ini, dimana hal itu paling membuat Team penasaran, apa saja yang dilakukan hia nya? apa yang dialami hia nya selama mereka terpisah?

Win ObsessionWhere stories live. Discover now